Otenta.com, Marketplace Online untuk Jual Produk Asli UKM Lokal

pemasaran ukm

Hadirnya marketplace-marketplace online tentu memberikan dampak baik bagi para pengusaha. Bagaimana tidak, dengan platform-platform tersebut peluang untuk bisa meluaskan pasar semakin terbuka saja. Dengan begitu, kesempatan brand lokal dikenal secara global pun kian besar. Platform seperti Otenta.com misalnya, perusahaan rintisan e-commerce ini baru resmi diluncurkan pada Agustus 2017.

Tidak jauh berbeda dari marketplace online yang sudah ada, Otenta hadir untuk menjadi wadah khusus untuk menjual berbagai macam produk di Indonesia. Tapi yang berbeda, portal ini fokus menyoroti produk lokal yang kita ketahui masih kurang sekali terkespos. Seperti yang kita ketahui produk lokal masih sedikit sekali diminati. Kebanyakan konsumen lebih memilih brand luar ketimbang produk lokal karena beberapa alasan, tapi yang palaing umum adalah kualitas dan pengakuan di lingkungannya.

Untuk itu Otenta didirikan dengan harapan dapat memperkenalkan keanekaragaman produk-produk asli Indonesia yang berkualitas dan dapat menghadirkan produk-produk UKM lokal ke pasar international seperti Eropa, Amerika dan Asia.

Baca Juga: Indonesia-Product.com Ingin Memperkenalkan Produk UMKM ke Kancah International

Kategori yang ditawarkan pun beragam, mulai dari fasyen, kuliner hingga furniture. Mengapa produk UKM? Di kutip dari techinasia.com, salah satu founder Otenta, Anton Liu mengatakan ini sebagai bentuk mendukung UKM di Indonesia, dengan cara memperkenalkan produk-produk lokal ke masyarakat dan meningkatkan kesadaran mereka akan produk Indonesia yang berkualitas.

Tidak Hanya jadi Prantara tapi juga Membina UKM

Upaya tersebut pun disambut baik oleh berbagai perusahaan lokal yang kini menjadi mitra mereka, seperti Bank BTN, BTPN, Sarinah, Sriwijaya Air, Sido Muncul.  Melalui kerjasama dengan BTN, ada beberapa UKM Binaan yang masuk ke dalam program Rumah Kreatif BUMN yang menjadi bagian dari Otenta.

Namun sayangnya tidak semua UKM bisa bergabung dengan Otenta. Adapun UKM yang bisa bergabung dengan Otenta, adalah UKM binaan yang sudah terkurasi terlebih dahulu oleh Otenta. Sementara Untuk bidang usahanya haruslah di bidang fasyen, desain, kuliner dan furniture. Ketentuan ini guna memastikan produk yang dijual sudah pasti berkualitas.

Sampai saat ini, Otenta telah memiliki lebih dari 120 merek-merek dengan produk asli Indonesia dengan kurang lebih 3.000 ragam jenis produk (SKU). Dari total produk-produk tersebut sekitar 60% berasal dari UMKM di Indonesia. Selain itu, Otenta juga terus berupaya untuk memaksimalkan penjualan dengan membuat pop-up store yang menghadirkan produk-produk mitranya, misalnya dengan menampilkan produk mitra Otenta ke merchandise yang di jual di Sriwijaya Air dan aktif melakukan kegiatan acara seperti bazaar untuk meningkatkan brand awareness ke masyarakat.

Selain Otenta, e-commerce kami juga sempat membahas beberapa e-commerce serupa yang fokus memberdayakan UKM, seperti Qlapa, Craftline, Kuka dan Inacraft-mall. Adanya platform seperti ini dinilai sangat baik demi eksistensi UKM di Indonesia. Namun terlepas dari pemanfaatan situs-situs tersebut, ada beberapa faktor lain yang dapat mendukung UKM untuk ikut terlibat memanfatkan teknologi digital, misalnya seperti infrastruktur, pendanaan dan lainnya. Berikut beberapa kendala UKM untuk beralih ke digital yang kami himpun dari beberapa sumber.

1. Infrastruktur

Infrastruktur menjadi alasan pertama mengpa masih sedikit UKM yang bisa beralih dari cara berjualan konvesional ke digital. Pasalnya akses internet di Indonesia masih belum merata. Masih ada saja daerah yang sulit mengakses internet dan bahkan ada daerah di Indonesia yang tidak terjangkau internet. Untuk menyelesaikan persolanan ini pemerintah memang sudah menemukan solusinya, salah satunya yaitu dengan membangun proyek Palapa Ring yang akan selesai di tahun ini.

2. Permodalan dari pemerintah yang masih sulit

Masalah berikutnya yang dirasakan oleh pelaku usaha digital adalah kurangnya akses terhadap layanan keuangan. Meski pemerintah sudah memberikan berbagai opsi permodalan seperti KUR, Dana Desa dan lainnya namun pada kenyatannya prosedurnya masih dipersulit, contohnya memberikan persyaratan berupa penyertaan agunan. Untuk itu, sebaiknya pemerintah dan penyalur bisa mengkaji lagi persyaratan ini sehingga potensi pelaku usaha pemula bisa kian bertambah.

3. Masih banyak UKM yang tidak menguasai teknologi internet

Mempersiapkan UKM adalah hal yang perlu dipersiapkan. Meski sudah banyak platform yang disediakan khusus sebagai lapak untuk UKM, bila masih banyak orang yang “gaptek” pasti akan percuma. Untuk itu, baik pemerintah maupun perusahaan yang berbasis digital ini perlu berkolaborasi bersama untuk memasyaraktkan internet. Sudah ada berbagai gerakan yang dilakukan untuk mengedukasi UKM, misalnya 100 ribu UKM Go Online, acara road show yang diadakan beberapa perusahaan e-commerce besar seperti, Tokopedia, Bukalapak, dan Shope.

Baca Juga: Pelayanan Email Marketing Lokal dapat Efesiensikan Pemasaran Digital UKM

4. UKM masih kurang bisa memenuhi pesanan dalam jumlah banyak

Sudah mulai digital bukan berarti UKM sudah cukup. Justru ada tantangan baru yang harus dihadapi oleh pengusaha, yaitu jumlah produksi. Bukan tidak mungkin, tapi masih banyak UKM yang memiliki kualitas serta kuantitas sumber daya manusia UMKM yang masih rendah. Belum lagi, minimnya pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja. Hal tersebut juga tampak pada ketidakmampuan mereka dalam hal manajemen usaha sehingga permintaan pun tidak bisa terpenuhi.

Baca juga : Kursus digital marketing fundamental untuk UKM

Itulah tadi beberapa kendala yang dihadapi oleh UKM yang perlu dibenahi. Mau seberapa banyak situs online yang dapat membantu UKM, tanpa adanya solusi dari keempat persoalan tersebut pasti akan percuma. Maka dari itu, diperlukan upaya dari segala sisi, baik pemerintah, perusahaan e-commerce maupun UKM itu sendiri agar dapat memajukan perekonomian digital di Indonesia.