Apa Ekonomi Kreatif dan Pontensi Besar Bagi UKM

Ekonomi Kreatf

Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang penopang utamanya adalah informasi dan kreativitas di mana ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor produksi yang utama dalam kegiatan ekonomi.

Kebanyakan orang paham mengenai definisi ekonomi sehingga menganggap keduanya sama. Padahal antara ekonomi kreatif dengan ekonomi itu berbeda. Ekonomi kreatif gabungan dari ekonomi dan kreatif. Makna ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari salah satu aktivitas manusia yang berhubungan erat dengan masalah produksi, distribusi serta konsumsi terhadap sebuah jasa atau barang. Sedangkan kreatif adalah kemampuan untuk memberi suatu gagasan baru dalam pemecahan masalah.

Baca juga : Ide Usaha Kreatif dan Unik

Sehingga Ekonomi kreatif adalah suatu kegiatan ekonomi di mana input dan output adalah gagasan atau dalam satu kalimat yang singkat, esensi dari kreativitas adalah gagasan. Dan sebaiknya konsep kewirausahaan maupun konsep ekonomi kreatif terdapat unsur benang merah yang sama yakni terdapat konsep kreativitas, ide atau gagasan serta konsep inovasi.

Selain ekonomi kreatif, yang sering salah didefinisikan oleh kebanyakan orang adalah pengertian  industri kreatif. Mereka berpikir Pengertian industri kreatif sama dengan industri. Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan ketrampilan, talenta dan kreativitas yang berpotensi dalam meningkatkan kesejahteraan. Departemen Perdagangan RI mengatakan bahwa definisi dari industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan ketrampilan, kreativitas dan bakat individu dalam menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Industri ini biasanya akan berfokus untuk memberdayakan daya cipta dan daya kreasi suatu individu.

Siapa yang mengelola Industri Kreatif di Indonesia?

Industri kreatif di Indonesia tergolong masih baru. Begitu juga yang mengelola industri kreatifnya. Dulu saat kabinet Susilo Bambang Yudhoyono industri ekonomi kreatif masuk ke dalam kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun di kabinet Joko Widodo nama ekonomi kreatif dihapuskan dari kementerian pariwisata. Tetapi diganti menjadi Badan Ekonomi Kreatif atau disingkat BEKRAF yang diketuai oleh Triawan Munaf, ayah dari penyanyi Sherina Munaf.

Apa Itu BEKRAF?

Ekonomi Kreatif

BEKRAF adalah kependekan dari Badan Ekonomi Kreatif, sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang Bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif dengan enam belas subsektor industri kreatif. Badan ini terbentuk sejak 20 Januari 2015 melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif.

Bekraf dipimpin oleh Kepala Badan yang dibantu oleh seorang wakil, sekretaris utama dan para deputi. Bekraf memiliki enam deputi yakni Deputi Riset, Deputi Edukasi dan Pengembangan, Deputi Akses Permodalan, Deputi Infrastruktur, Deputi Pemasaran, Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi dan Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah.

BEKRAF sendiri memiliki visi untuk membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada tahun 2030 nanti. Untuk mencapai visi tersebut maka BEKRAF merancang enam misi besar yakni

  1. Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri.
  2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif.
  3. Mendorong Inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional.
  4. Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreatif.
  5. Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta.
  6. Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.

16 Subsektor Industri Kreatif Indonesia

Badan Ekonomi kreatif sendiri merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif dengan enam belas subsektor.  Adapun ke 16 subsektor industri kreatif yaitu Aplikasi dan Pengembangan Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fashion.  Film, Animasi dan Video; Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio.

  1. Aplikasi dan Pengembangan Permainan

Aplikasi dan developer game memang menjadi sasaran pertama dalam subsektor ekonomi kreatif. Melihat beberapa tahun belakangan ini penetrasi pemanfaatan mobile phone di Indonesia yang terus meningkat. Hal ini tentunya tak bisa terlepas dari peran aplikasi yang berada dalam hand phone tersebut. Sehingga tak heran jika pengguna game memang cukup besar di tanah air.

Meski begitu subsektor ekonomi kreatif ini ternyata menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya adalah keterbatasan dalam sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun kualitas. Apalagi dengan sedikitnya minat investor pada industri ini. Dan belum adanya kebijakan proteksi yang memihak pada kepentingan developer domestik. Kondisi inilah yang menyebabkan subsektor aplikasi dan pengembangan permainan belum bisa maksimal.

Melihat hal tersebut maka Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mengelola subsektor aplikasi dan pengembangan permainan dengan lebih serius. BEKRAF menggunakan beberapa trik diantarasnya adalah dengan menginisiasi munculnya lebih banyak inkubator pengembang aplikasi dan permainan, memasukkan unsur-unsur aplikasi dan permainan ke dalam dunia pendidikan dan melindungi para pengembang lokal dan membantu merek dalam mempromosikan karya-karya mereka.

  1. Subsektor Industri Kreatif Arsitektur

Ekonomi KreatfDengan tingkat keberagaman budaya Indonesia yang berbeda sehingga peran arsitektur di Indonesia sangatlah penting. Karena arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter Bangsa Indonesia yang memang memiliki keanekaragaman budaya. Sementara dalam hal pembangunan arsitektur juga memiliki peran dalam merancang dasar pembangunan sebuah kota apalagi melihat potensinya yang sangat besar. Sehingga Bekraf pun memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor yang memang layak untuk dikelola secara lebih serius.

Namun subsektor sendiri menghadapi berbagai macam tantangan salah satunya kurangnya arsitek  di Indonesia. Jumlah Arsitek Indonesia sendiri menurut data anggota ikatan Arsitek Indonesia (IAI) hanya 15 ribu itu sangat kurang dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang kini mencapai Rp250 juta orang.  Tak hanya itu untuk subsektor ekonomi kreatif yang satu ini memiliki tantangan lainnya yakni para pengembang besar lebih banyak menggunakan jasa arsitek asing dibandingkan dengan lokal.

Namun, pembangunan sarana dan prasarana Indonesia masih sangat membutuhkan peran arsitek. Karena arsitektur memang menjadi bagian penting dari pengembangan industri nasional yang telah bergeser dari raw-based economy menjadi knowledge-based economy. Para arsitek pun kini mulai memunculkan inovasi produk arsitektur yang menyiratkan karakter budaya dan kearifan lokal.

  1. Subsektor Industri Kreatif Desain Interior

Selain arsitektur desain interior pun menjadi subsektor yang menjadi pusat perhatian badan ekonomi kreatif. Karena beberapa tahun belakangan ini desain interior di Indonesia memang memiliki kemajuan yang sangat berarti. Begitu pun dengan masyarakat yang mulai mengapresiasi ruangan secara lebih baik.

Kini penggunaan jasa desainer interior untuk merancang estetika interior hunian, hotel dan perkantoran pun semakin meningkat. Menunjukkan bahwa potensi ekonomi dari industri desain interior memang sangat menjanjikan.

Hal tersebut bisa menjadi momentum positif bagi subsektor desain interior yang sebaiknya jangan disia-siakan. Diiringi dengan bermunculan sekolah, konsultan, perusahaan dan asosiasi desain interior yang menunjukkan adanya semangat dari subsektor ini untuk berkembang di pasar nasional bahkan internasional. Selain itu desain interior dengan karakter yang autentik Indonesia tentunya bisa dikembangkan untuk menunjukkan identitas bangsa.

Melihat hal tersebut maka BEKRAF menjadikannya sebagai subsektor yang penting yang harus dilindungi terhadap para pelaku kreatif desain interior di pasar domestik. Adanya sertifikasi untuk menciptakan standar dan perlindungan hak cipta. Selain itu BEKRAF juga akan menginisiasi promosi desain interior melalui berbagai program, salah satunya dengan mengadakan event pameran berskala internasional secara rutin. Subsektor desain interior dengan segala potensinya tentu bisa bersaing secara domestik ataupun global.

  1. Subsektor Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual, sangat memiliki peran yang penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha swasta, pemilik merek dan bahkan kelancaran program-program pemerintah. Pasar-pasar domestik sangat menjanjikan terutama dengan semakin banyaknya praktisi desain komunikasi lokal yang lebih memahami situasi pasar, pengetahuan dan nilai-nilai lokal.

Potensinya sendiri harus ditingkatkan agar kesadaran pasar tentang pentingnya desain. Karena hasil karya desain grafis sering dinilai dengan harga yang kurang layak. Padahal para desain grafis tersebut membutuhkan proses yang panjang dalam bekerja untuk memikirkan filosofinya juga bukan sekedar desain saja. Mengolah desain pun harus memiliki makna dan menghasilkan produk yang utuh.

Di sini BEKRAF mengajak kepada para pengusaha untuk menggunakan jasa desain grafis lokal pun perlu

  1. Periklanan atau Advertising

Subsektor yang sat ini memiliki daya sebar yang paling tinggi Melihat banyak pemilik barang dan jasa yang ingin memasarkan produk mereka lewat media. Hingga kini iklan masih menjadi media yang paling efektif dan efisien untuk mempublikasikan produk dan jasa.

Pertumbuh belanja iklan nasional di Indonesia pun cukup tinggi per tahunnya bisa mencapai 5-7%. Apalagi iklan sendiri memiliki daya tarik untuk memikat orang menjadi konsumen. Sehingga membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola hidup masyarakat.

Sehingga BEKRAF pun menyediakan fasilitas terkait dengan penguatan SDM lokal, mengatur kebijakan pembatasan investasi asing di industri iklan Indonesia, memperkuat otoritas dewan periklanan Indonesia dan pembatasan penayangan iklan adaptasi dari regional atau global.

  1. Subsektor Seni Pertunjukan

Seni pertunjukkan juga masuk ke dalam subsektor Industri kreatif karena Indonesia memang memiliki kekayaan dan keanekaragaman seni dan tradisi pertunjukkan seperti wayang, teater, tari dan lain sebagainya. Jumlah seni pertunjukan baik tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan dan dipromosikan telah mendapatkan apresiasi dunia internasional.

Bekraf sendiri mendukung perkembangan ini. BEKRAF telah menyediakan regulasi, pembangunan untuk tempat pertunjukkan, fasilitasi pembentukan performing artboard atau council untuk memetakan platform dan menjaga standar seni pertunjukkan, festival-festival pertunjukan seni dan lain sebagainya.

  1. Film, Animasi dan Video

Ekonomi Kreatf

Melihat perfilman Indonesia yang sangat berkembang terlebih para rumah produksi yang berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas perfilman, Maka BEKRAF pun menjadikan Film, animasi dan video menjadi salah subsektor yang harus diperhatikan. Misalnya dengan mengeluarkan peraturan untuk melindungi hak karya intelektual di Industri Film untuk membuka akses investasi dan permodalan serta membuka akses lebih lebar kepada para penonton.

  1. Subsektor Industri Kreatif Fotografi

Perkembangan fotografi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kecanggihan teknologi. Dunia fotografi pun kini tak lagi dunia mahal, karena banyak gadget yang harganya standar namun memiliki lensa kamera yang berkualitas tinggi. Meski begitu perlindungi terhadap hak cipta fotografi ternyata belum tercipta. Sehingga BEKRAF ingin memfokuskannya ke sana ditambah lagi belum adanya pengarsipan terhadap karya-karya fotografi. Maka BEKRAF pun tergerak untuk memfasilitasi perlindungan HKI terhadap karya-karya fotografi.

  1. Subsektor kuliner

Meski sedikit aneh, namun subsektor industri kreatif yang satu ini masuk ke dalam perhatian BEKRAF. Terlebih dengan kontribusinya yang lebih tinggi dibandingkan dengan subsektor kuliner lainnya, yakni 30 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga : Ide Usaha Makanan Kreatif

Meski begitu subsektor industri kreatif ini nyata memiliki kesulitan dalam pengurusan izin hingga pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha. Sehingga BEKRAF menjadikannya sebagai subsektor yang harus didampingi dengan menyediakan fasilitas seperti pelatihan bisnis, akses permodalan, pendampingan pendirian usaha hingga mempromosikan kuliner Indonesia yang memang sangat beraneka ragam ini baik di pasar dalam maupun luar negeri.

  1. Subsektor Kriya

Subsektor ini pun menjadi tanggung jawab BEKRAF untuk mengelolanya dengan menyediakan fasilitas yang mumpuni. Selain itu Bekraf juga memfasilitasi kerja sama antara desainer, UKM, manufaktur sehingga terbentuklah kolaborasi antara pelaku subsektor. Promosi produk-produk kriya di dalam dan luar negeri serta membukakan akses permodalan yang menjadi program-program utama BEKRAF untuk subsektor kriya ini.

  1. Subsektor Fashion

Perkembangan fashion yang cepat sekali berubah. Namun sayangnya orang Indonesia tidak menghargai fashion lokal sendiri, mereka lebih memilih impor. Padahal para desainer Indonesia kualitas tidak kalah bersaing. Sehingga BEKRAF bertugas untuk mensinergikan antara industri hulu ke hilir mulai dari pabrik tekstil/ garmen, perancang busana hingga marketing  agar fashion lokal tidak menjadi anak tiri di bangsa sendiri. BEKRAF sendiri pun akan mendorong masyarakat untuk menggunakan fashion dalam negeri.

  1. Subsektor Seni Rupa

Seni rupa Indonesia kini menjadi pusat perhatian dunia. Apalagi Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas dan potensi pasar yang tinggi. Seni rupa Indonesia juga sudah memiliki koneksi yang banyak baik itu di dalam maupun di luar negeri. Bisa terlihat dari banyaknya festival seni rupa yang diadakan secara rutin dan reputasinya telah diakui secara internasional.

Dengan potensi yang besar itulah BEKRAF pun membuat seni rupa menjadi subsektor industri kreatif yang menjadi prioritasnya. BEKRAF akan memberikan fasilitas berupa pembangunan ruang seni dan budaya, fasilitasi forum dan ajang seni rupa yang bertaraf internasional.

  1. Subsektor Industri Kreatif Musik

Dibandingkan dengan bidang lainnya musik merupakan subsektor industri kreatif yang banyak disukai orang. Dari berbagai kalangan. Namun sayangnya beberapa tahun belakangan ini indust musi menurun kualitasnya akibat pembajakan.

Sehingga Bekraf menyediakan fasilitas untuk para pelaku industri musik berupa perlindungan Hak Kekayaan Intelektual sehingga bisa mengurangi pembajakan, menginisiasi terbentuknya inkubator-inkubtator musik, membuka akses permodalan untuk industri musi, membangun ekosistem bisnis musik yang sehat dan program lainnya.

  1. Desain Produk

Ekonomi Kreatf

Tak dipungkiri desain menjadi hal yang penting dalam sebuah produk. Tentunya untuk menarik konsumen. Sehingga BEKRAF pun mendampingi para pelaku subsektor ini dalam mengelola industri hulu ke hilir, bekerjasama dengan berbagai asosiasi untuk meningkatkan penggunaan desain produk lokal Indonesia dan mendirikan pusat desain sebagai hubungan lintas subsektor. Dan jangka panjangnya untuk subsektor ekonomi kreatof ini perlu dibuatnya Undang-undang atau peraturan yang menetapkan supa setiap retail dan mall bisa menjual minimal 20-30% produk-produk lokal.

  1. Subsektor Penerbitan

Meski saat industri digital telah banyak mengeruk industri penerbitan. Bukan berarti industri sektor penerbitan tidak menjadi fokus utama BEKRAF. Justru BEKRAF turut mengelola industri ini dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti membuka akses di pasar domsetik dan global. Fasilitasi perpajakan yang bisa meringankan industri penerbitan.

  1. Subsektor Televisi dan Radio

Subsektor yang satu ini meski  ada yang mengatakan bahwa sudah ketinggalan zaman karena tergerus oleh media sosial. Nyatanya televisi dan radi masih memiliki peranan yang sangat besar dalam penyebaran informasi.

Karena kepemilikan televisi dan radio kini sudah merata hampir setiap lapisan memilikinya. Namun sayangnya tidak diimbangi dengan kualitas program televisi. Para produsen hanya mengejar rating yang tinggi sehingga tak mampu memproduksi program-program yang berkualitas.

Sehingga BEKRAF pun memilki tanggung jawab untuk menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh subsektor ini. Mulai dari mendukung SDM yang berkualitas dengan segala kekreativitasan sehingga bisa membuat tayangan televisi yang berkualitas lagi.