Agribisnis, Prospek Cerah Namun Mulai Ditinggalkan

peluang usaha agribisnis

Tak ada pertanian, tak ada makanan maka tak ada kehidupan. Itulah kata kiasan yang menggambarkan betapa pentingya pertanian bagi kehidupan di dunia. Namun sayangnya pertanian masih dianggap sebelah mata bagi sebagian besar orang Indonesia. Tak sedikit orang minder berprofesi di bidang pertanian padahal profesi tersebut dibutuhkan. Salah satunya peluang usaha Agribisnis atau bisnis yang bergerak di bidang pertanian.

Peluang Usaha Agribisnis

Profesi ini memang sedang ditinggalkan, namun ternyata bisnis ini diramalkan akan cerah di masa depan. Apalagi dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Pastinya jumlah permintaan akan makanan akan meningkat dan pastinya berbanding lurus dengan permintaan akan produk-produk pertanian.

Karena Indonesia diramalkan akan menjadi salah satu produsen hasil pertanian dunia, mengapa bisa demikian? Karena beberapa negara maju telah kehilangan lahan pertanian mereka. Maka kemungkinan besar mereka akan mengimpor produk pertanian dari Indonesia. Dalam Buku Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, Rasio ekspor-impor pertanian Indonesia sekitar 10 berbanding 4, dengan laju pertumbuhan ekspor mencapai 7,4 % dan pertumbuhan impor 13,1 % per tahun.

Berikut beberapa komoditas pertanian peluang usaha Agribisnis yang berprospek cerah untuk di ekspor

  1. Kayu Manis

Indonesia ternyata masih menjadi menjadi produsen dan pengekspor utama kayu manis dengan pangsa pasar 25 persen. Saat ini belum banyak industri yang memberi nilai tambah dari kayu manis (cassiavera), sehingga Indonesia hanya mengekspor bahan mentah, akibatnya, menurut dia, pengimpor bisa menekan harga. Bahan rempah ini antara lain digunakan sebagai campuran makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan aroma terapi. Ekspor kayu manis Indonesia sebagian besar (95 persen) dalam bentuk gulungan dan broken, sedangkan dalam bentuk powder masih sangat sedikit.

  1. Jagung

Nilai ekspor jagung Indonesia secara nasional sudah mencapai 400 ribu ton dan diharapkan mampu mencapai 700 ribu ton. Prestasinya di tahun 2015, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Dompu, Bima, dan Sumbawa, serta daerah lain telah mengekspor jagung sebesar 134 ribu ton ke berbagai negara di Asia salah satunya, ekspor jagung sebanyak 12 ribu ton ke Filipina.

  1. Manggis

Mulai Maret 2016, Cina membuka seluas-luasnya pasar ekspor manggis dari Indonesia. Padahal sebelumnya membatasi impor buah-buahan dari Indonesia, kecuali nanas, pisang, dan salak. Harga impor untuk manggis, kisarannya adalah US$2-US$4 per kilogram, pisang sebesar US$1,5-US$2,5 per kilogram, sementara pisang US$1,5-US$2,5 per kilogram.

Ternyata cukup menggiurkan bukan, peluang usaha agribisnis Indonesia? Jadi mengapa harus ditinggalkan jika Negara tetangga pun melirik ke pertanian.