Jeff Bezos, Orang Di Balik Suksesnya Amazon.com yang Kini Menyasar Bisnis Perjalanan Luar Angkasa

jeff bezos amazon

Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya Amazon berhasil ekspansi ke wilayah Asia tenggara. Akhir Juli lalu perusahaan e-commerce rasaksa ini resmi meluncur di Singapura. Tentunya ini memberikan perlawanan bagi kompetitornya yang sudah lama merajai pasar Asia yaitu Alibaba. Bagaimana Amazon bisa melebarkan sayapnya hingga ke berbagai dunia? Dan siapa orang yang ada di balik suksesnya perusahaan ini?

Majunya Amazon tidak terlepas dari peran lelaki berumur 53 tahun bernama Jeff Bezos. Nama ini pasti tidak terdengar asing bagi Anda, sebab diumurnya yang masih baru memasuki setengah abad ini Bezos dinobatkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Saat artikel ini dibuat dirinya berada di posisi 3 dalam jajaran nama orang terkaya di dunia versi Forbes dengan total kekayaan mencapai US$ 72.8 Miliar. Harta yang dimilikinya tidak lain diperoleh dari perusahaan yang pertama kali ia rintis, Amazon.

Tahu kah Anda bahwa dulunya Amazon adalah toko online yang ia dirikan untuk menjual buku sebagai produk andalannya? Seiring berjalannya waktu, berkat kerja kerasnya Amazon berkembang menjadi salah satu tempat jual beli online dengan beraneka ragam produk terlengkap di dunia. Satu sebab mengapa ini bisa terjadi adalah karena minat Jeff Bezos terhadap teknologi.

Saat kuliah ia pun mengambil jurusan Ilmu Komputer di Universitas Princeton pada tahun 1986. Setelah lulus, Bezos sempat bekerja di beberapa perusahaan ternama seperti D.Shaw & Co., Wall Street dan juga Fitel sebuah perusahaan teknologi di New York yang membangun jaringan untuk melakukan perdagangan international. Meskipun bekerja di perusahaan yang memiliki jenjang karier yang menjanjikan, namun Bezos selalu punya mimpi ingin punya bisnis sendiri.

Mulai Bisnis saat Internet Mulai Berkembang  

Pada tahun 1994, ia mulai menyadari perkembangan internet yang fenomenal yang kemudian mendorongnya untuk meninggalkan pekerjaan dan mulai menggali potensi bisnis internet. Mulai dari sini lah Amazon hadir, dan mimpinya merintis bisnis sendiri terwujud. Jeff  membuat daftar berbagai jenis barang yang dapat dijual melalui internet. Ada 20 jenis barang yang saat itu yang masuk kedalam daftarnya, namun  Bezos memutuskan untuk menjual buku karena besarnya pilihan buku yang dapat dijual.

Baca Juga : Bisnis Toko Buku Online, Peluang Besar Karena Masih Langka di Pasaran

Di  tengah perencanaan bisnisnya, Jeff Bezos memutuskan melakukan perjalanan lintas batas negara bagian dari New York ke Seattle. Bezos memilih Seattle karena besarnya potensi pekerja berbakat di sana. Dalam perjalanan tersebut Bezos menyusun business plan singkatnya untuk memulai bisnis penjualan buku melalui internet. Bertempat di garasi rumahnya Jeff memulai bisnis ini dengan menanamkan modalnya sendiri sebesar US$ 10.000 untuk permulaan.

Pada awalnya bisnis rinisannya ini bukan diberi nama Amazon.com, melainkan “Cadabra” tetapi sering sekali orang salah menyebutnya menjadi Cadaver yang artinya adalah mayat. Untuk itu Bezos mencoba beberapa alternatif nama seperti Awake.com, Browse.com, Bookmall.com, Relentless.com sampai akhirnya memutuskan untuk memakai nama Amazon.com.

Tanpa Promosi Berlebihan Amazon Berhasil Jangkau Pasar Global

Bisnis ini terus dikembangkan olehnya bersama dengan timnya. Ketika selesai dirancang, Bezos meminta 300 orang untuk mengujinya. Portal belanja online ini dites di berbagai platform komputer yang berbeda. Mereka meminta ke para taster tersebut untuk menyebarkan kabar dari mulut ke mulut mengenai amazon. Alhasil langkah yang dilakukannya tidak sia-sia penjualan terus menerus berdatangan dalam sebulan Amazon menerima pesanan buku dari 50 negara bagian dan ke 45 negara asing. Dan pada September 1995, penjualan Amazon.com telah mencapai angka $20.000 per minggu.

Keberhasilan Amazon tidak terlepas dari bagaimana Bezos memanfaatkan sistem pemesanan buku secara grosir di mana dia memesan 1 buku yang dipesan pelanggan dan 9 buku langka yang tidak akan dapat dipenuhi distributor untuk memenuhi pesanan 10 buku dengan harga grosir. Selain itu, Bezos dan timnya juga selalu melakukan perbaikan pada situsnya dan memperkenalkan fitur baru seperti satu-klik belanja, ulasan pelanggan, dan e-mail verifikasi order.

Besarnya penjualan Amazon mendorong Bezos untuk menjadikan Amazon perusahaan public dengan IPO. Dengan begitu mereka dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan keunggulan Amazon dari toko buku besar lainnya yang akan membangun website mereka sendiri. Saat itu kompetitor terkuat Amazon adalah Barnes & Noble.

Persaingan semakin terasa saat Bezos menolak tawaran pemilik toko buku Barnes & Noble, Leonard Riggio datang menemunya untuk menawarkan kerjasama. Namun tawaran tersebut ditolaknya mentah-mentah, malah mendorong Leonard mendirikan website mereka sendiri dan menyaingi Amazo. Sengitnya persaingan ini berlanjut sampai tahun 1997, di mana 3 hari sebelum IPO Amazon, Barnes & Noble melakukan gugatan kepada Amazon karena mengklaim sebagai “toko buku terbesar di bumi”. Namun gugatan tersebut tidak mempengaruhi langkah Amazon malah memberikan publikasi gratis.

Amazon mendapatkan $54 dari IPO dengan nilai pasar mencapai US$438 juta. Amazon pun menambahkan penawaran produk yang dijualnya, seperti CD dan video music, serta produk lainnya. Pada tahun kejayaannya itu Amazon mengalami tahun yang luar biasa dengan pendapatan mencapai 900%. Meski persaingan mulai berdatangan, namun Amazon tetap menjadi rujukan utama para konsumen e-commerce.

tepat pada tahun 1998, Amazon kembali memberikan inovasi dengan menambahkan produk gadget Android buatan sendiri, yaitu tablet Kindle Fire. Seiring dengan ini penjualannya makin bertambah dari hanya US$ 510 ribu pada tahun 1995 menjadi US$ 17 miliar pada 2011. Bezos pun masuk ke dalam deretan orang terkaya di dunia saat itu.

Bisnis lain Jeff Bezos

Tidak hanya Amazon yang sukses ia tangani, nyatanya melalui tangan dinginnya tercipta cukup banyak proyek besar lainnya di berbagai sektor, Beberapa bisnis yang dimilikinya tersebut juga membantunya meraih label salah satu orang kaya di dunia. Apa saja bisnis sampingan Jeff Bezos selain Amazon?

Blue Origin, Perusahaan Penerbangan

Perusahaan penerbangan bernama Blue Origin didirikan oleh Jeff Bezos bukan seperti pada umumnya. Blue Origin menawarkan layanan kepada turis untuk mengaruhi ruang angkasa. Perusahaan ini ia dirikan pada tahun 2000 lalu, dan kabarnya siap membawa penumpangnya ke luar angkasa di tahun 2018. segala uji coba penerbangan sudah dilakukan pada Maret tahun ini. Roket yang diluncurkan berhasil mendarat dengan selamat. Di tahun 2015 sebenarnya sudah dilakukan pengetesan namun masih ada kendala dengan sistem hidrolik dan belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga baru bisa dilakukan peluncuran kembali di tahun ini.

Bezos sendiri mengatakan sudah ribuan orang yang tertarik dan bersedia membayar untuk mengikuti tur luar angkasa itu. tetapi hingga saat ini Blue Origin belum menetapkan tarif maupun menjual tiket.

Untuk konsep turnya sendiri nantinya para turis akan naik kapsul New Shepard, yang muat enam penumpang dan terbang dari situs peluncuran di Texas, AS hingga batas suborbital atau sekitar 100km diatas permukaan bumi. Selama beberapa menit di abates suborbital, enam penumpang itu akan bisa menikmati suasana ruang angkasa seperti keadaan tanpa gravitasi dan melihat pemandangan Bumi dari luar angkasa. kemudian kapsul masu kembali ke atmosfer dan mendarat. Asik ya sepertinya?

Layanan Komputasi Awan (cloud computing)

Tidak hanya dikenal sebagai e-commerce menjual buku dan lagu, Amazon juga dilengkapi dengan layanan komputasi awan (cloud computing). Sekumpulan layanan ini tergabung ke dalam Amazon Web Service, menyediakan layanan yang saling terintegrasi dan mudah di kustomisasi.

Perusahaan TV on demand seperti Netflix telah menggunakan cloud yang dimiliki Amazon untuk melakukan streaming miliaran jam pertunjukan, meskipun layanan tersebut bersaing juga dnegan layanan video streaming yang dimiliki oleh Amazon.

Selain itu, banyak perusahaa yang menggunakan atau memindahkan layanan cloud mereka ke server Amazon, salah satunya CIA. Untuk bisnisnya ini telah menyumbangkan pendapatan lebih dari US$ 7 miliar per tahun ke kantong pribadi Jeff Bezos.

The Washington Post

Media cetak yang sudah cukup lama berkiprah di Amerika hampir mengibarkan bendera putih, sebelum akhirnya Jeff Bezos membeli perusahaannya dengan hearga US$ 250 juta pada Agustus 2013 lalu. Di membeli perusahaan penerbitan tersebut sebagai individu bukan atas nama Amazon. Namun sayangnya sirkulasi atau oplah Washington Post turun 8,6% tahun lalu menjadi 448 ribu eksemplar per hari pada saat pertama kali ditangani oleh Jeff Bezos. Meski begitu, The Washington Post tetap masih bisa bertahan di tangan Jeff Bezos hingga saat ini.

Investor Uber, Airbnb, dan perusahaan teknologi lainnya.

Selain sibuk dengan proyek sendiri, ia juga seorang investor di beberapa perusahaan yang bisnisnya cukup revolusioner, sebut saja Uber, Airbnb dan Twitter.

Kunci Sukses Jeff Bezos

Meraih apa yang telah dicapai oleh Bezos tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang membuatnya menjadi orang yang sukses seperti sekarang. Salah satu yang mengantarkan dirinya di puncak kejayaan adalah dengan memiliki pandangan yang visioner.

“Saya ingin jutaan orang hidup dan bekerja di luar Angkasa, saya ingin kita menjadi peradaban antariksa,” ujarnya pada acara Geekwire tahun lalu.

Sejak kecil dia sudah memikirkan tentang perjalanan ke luar angkasa serta taman hiburan dan kota-kota yang mengorbit bumi. Imajinasi masa kecilnya lah yang akhirnya membawanya untuk mendirikan pesawat luar angkasa New Shepard dan perusahaan penerbangan luar angkasa Blue Orgin. Tidak hanya itu saja kunci sukses Jeff Bezos, berikut ini beberapa pemikiran Jeff Bezos yang pasti dapat menginspirasi Anda.

Berani Mencoba

“Saya tahu jika gagal, maka saya tidak akan menyesalinya. Namun saya mengetahui satu hal yang mungkin akan saya sesali yaitu tidak mau mencoba”

Bezos adalah orang yang berkeinginan keras, ia tidak segan untuk bertindak alasannya ia tidak mau menyesal di masa depan. Meskipun kecil kemungkinan berhasil namun setidaknya ia mencoba. Ini lah yang ia tanamkan dalam pikirannya ketika mulai mendirikan bisnis. Ia menganggap kalau berbisnis sama saja seperti berjudi. Besar persentase gagalnya, namun masih tetap ada keempatan untuk berhasil.

Saat Buat Kesalahan Selesaikan Sampai Ke Akar-akarnya

“..hal terhebat yang bisa Anda lakukan adalah membuat kesalahan.” lanjutnya “Amazon mampu fokus pada cacat-cacat kecil dan menyelesaikannya hingga ke akar-akar. Itu akan mengurangi biaya, karena segalanya akan bekerja”

Kesalahan adalah batu kerikil yang seharusnya kita singkirkan agar semua yang dijalani berjalan mulus. untuk itu saat menemukan masalah dalam bisnisnya Bezos selalu melihat inti dari persolan tersebut, menyelesaikannya lalu semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginan. AWS contohnya, layanan cloud computing ini adalah salah satu persoalan yang dihadapi Amazon saat itu. Kini bisnisnya ini semakin besar malahan meningkatkan efesiensi infrastruktur Amazon itu sendiri.

2 Cara Bangun Perusahaan

“Ada dua cara untuk membangun perusahaan yang sukses. Pertama adalah berkerja sangat-sangat-sangat keras agar bisa meyakinkan konsumen untuk membayar margin yang tinggi. Kedua, adalah dengan berkerja sangat-sangat-sangat keras untuk menawarkan margin rendah pada para konsumen”

Jeff Bezos memilih opsi yang kedua, sebab ia percaya dengan memberikan harga terendah akan menarik konsumen yang lebih besar. Inilah salah satu kunci sukses dari Amazon. Terbukti lebih dari satu dekade dan setengahnya Amazon menetapkan margin lebih rendah dibandingkan kompetitornya. Menurut Bezos, ketika Anda tidak terobsesi atau hanya fokus dengan margin yang tinggi, akan ada disiplin saat Anda beroperasi.