Tuesday, December 3, 2024
spot_img
HomeWaralabaKeren!! 10 Waralaba asli Indonesia yang Sudah Ada Beberapa Negara

Keren!! 10 Waralaba asli Indonesia yang Sudah Ada Beberapa Negara

Bagi dunia bisnis konsep waralaba memang tidak diragukan lagi keberhasilannya. Karena dengan konsep tersebut sebuah usaha cepat dikenalnya bukan hanya untuk negeri sendiri namun juga mancanegara. Jadi tak salah jika 10 waralaba ini, punya cabang di beberapa negara.

Berikut 10 waralaba yang memiliki cabang diluar negeri

  1. Kebab Baba Rafi
UKM Indonesia yang Tembus Pasar Global

Siapa sangka jika makanan yang diadaptasi dari makanan khas Turki ini bisa laris manis hingga ke pasar global. Bahkan Kebab Baba Rafi ini kini telah menjadi waralaba kebab terbesar di dunia. Adalah Hendy Setiono yang menggagas usaha makanan yang berasal dari timur tengah ini. Sejak tahun 2003, Hendy bersama mantan istrinya mendiri UKM ini, di Surabaya dengan  sebuah gerobak yang sederhana,

Dua tahun kemudian tepatnya di tahun 2005, Kebab Baba Rafi pun mulai diwaralabakan karena waralaba merupakan usaha yang potensial dan menjanjikan. Selang dua tahun kemudian tepatnya di tahun 2007 ini, usaha Kebab Turki Baba Rafi ini telah berkembang sangat cepat hingga seluruh Indonesia dengan berdirinya 336 outlet.

Karena pesatnya usaha ini, sehingga di tahun 2008, head office UKM ini dipindahkan ke Jakarta. Dan merekrut banyak tenaga kerja profesional demi manajemen kantor yang sehat. Ternyata keputusannya tersebut benar, Kebab Turki Baba Rafi semakin berkembang pesat hingga berbagai macam penghargaan diraihnya.

Setelah mencapai puncaknya, di tahun 2009 UKM ini pun memutuskan untuk Go Internasional sekaligus membawa nama Indonesia ke mancanegara. Negara Malaysia dipilih menjadi negara pertamanya, tak lama kemudian UKM ini pun membuka cabangnya di Filipina, Cina, Srilanka, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda. Bahkan di tahun 2015 usaha kebab ini telah memiliki 1200 outlet yang tersebar di Indonesia dan Mancanegara.

2. Jco Donuts

UKM Indonesia yang Tembus Pasar Global

Banyak yang salah menebak bahwa Jco Donuts merupakan waralaba asing padahal ini adalah UKM lokal Indonesia yang kini telah menjadi perusahaan yang besar. Perusahaan ini didirikan oleh Johni Andrean seorang pengusaha yang sukses di bidang salon.

Jco bukan saja memproduksi donat namun juga Yoghurt beku dan kopi.  Proses pengembangan Jco menjadi besar seperti sekarang tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan. Johni butuh waktu tiga tahun untuk melakukannya. Johny melakukan riset, survey pasar dan sampling mengenai  donat seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat. Baru akhirnya dia memulai usaha.

Begitu juga dengan kopi dan Yoghurtnya dia melakukan hal yang serupa. Setelah melakukan survei secara matang akhirnya Johni mulai memberanikan diri membuka bisnisnya di bulan Juni 2005. Gerai Jco pertama kali dibuka di kawasan Supermall, Karawaci, Tanggerang. Dan ternyata konsepnya tersebut berhasil diterapkan. Banyak pengunjung yang penasaran dan ingin membeli lagi donatnya,

Keberhasilan Jco di daerah Karawaci membuat Johni tak pikir panjang untuk membuka cabang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Lampung, Pekanbaru dan beberapa daerah lainnya di indonesia. Dan mulai tahun 2007, J.Co telah berhasil membuka gerai di beberapa negara seperti Singapura, Australia dan Hongkong.

3. Es Teller 77

UKM Indonesia yang Tembus Pasar GlobalNama Es Teler 77 begitu fenomenal meskipun telah banyak es teler yang menyerupainya. Siapa sangka jika bisnis yang telah laris manis ini dulunya hanya sebuah warung tenda sederhana milik Murniati Widjaja. Warung tersebut terletak di teras sebuah pertokoan Duta Merlin di kawasan Jakarta Pusat yang kini telah menjadi Carefour Harmony.

Baca Juga : Waralaba Yogurt 

Ketika usia Es Teler 77 menginjak di tahun ke enam tepatnya di tahun 1987,  sang menantu, Sukyanto Nugroho mulai mewaralabakannya. Dengan itu, bisa dikatakan bahwa Es Teler 77 merupakan makanan cepat saji Indonesia yang memulai bisnis waralaba.

Tujuh tahun kemudian, tepatnya di tahun 1977 mengikuti trend gaya hidup akhirnya Es Teler 77 membuka gerai di Mall. Saat itu Es Teler 77 tidak hanya menjual es teler namun juga sudah merambah ke bisnis kuliner lainnya dengan memperkenalkan konsep makanan siap saji yang menyajikan makanan dan minuman jajanan populer Indonesia.

Di tahun 1998, Es Teler 77 mulai memberanikan diri go Internasional dengan mendirikan cabang pertamanya di Singapura. Di tahun 2000 merambah ke Melbourne, Australia, dan Tahun 2010. Es Teler 77 telah membuka 180 gerai di Indonesia, 3 di Singapura, 2 di Australia dan 1 Johor Malaysia.

4. Bumbu Desa

UKM Indonesia yang Tembus Pasar Global

Meski berkonsep restoran tradisional yang menyajikan masakan dengan bumbu desa namun ternyata Bumbu Desa mampu menjadi masakan mancanegara. Restoran yang berdiri sejak tahun 2004 ini, awalnya hanyalah sebuah restoran di Jalan Laswi Bandung. Namun karena banyak peminatnya akhirnya Bumbu Desa membuka outlet di beberapa kota seperti Surabaya, Jakarta, Bogor, Makassar, Cirebon, Tangerang, Yogyakarta, Depok, Bali, Palembang, Padang, Bukittinggi dan Balikpapan

Dalam waktu singkat ini, ternyata Bumbu Desa telah mampu berdiri di mal-mal besar di kota besar di seputaran Jabodetabek hingga memiliki 10 outlet. Pada tahun 2010, Bumbu Desa pun mulai merambah go internasional dengan membuka outlet di Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia. Bahkan di Malaysia, Bumbu Desa eksis di gedung pencakar langit KLCC yang merupakan salah satu etalase dunia dan di Bandara Internasional KLIA 2.

5. Ayam Bakar Mas Mono

UKM Indonesia yang Tembus Pasar Global

Jika melihat kesuksesan Pramono atau akrab disapa mas Mono pasti tak ada yang mengira kalo dulunya Mas Mono mengalami masa-masa pahit.  Pria kelahiran Madiun ini selepas lulus SMA mengadu nasib di ibukota sebagai office boy di sebuah perusahaan nama di Jakarta. Di sana dirinya tak mau hanya berdiam diri sebagai OB namun saat tak ada kerjaan dia manfaatkan fasilitas kantor dengan belajar komputer dan lain-lain. Hingga akhirnya dia dipercaya menjadi supervisor.

Namun sayang meski sudah naik pangkat gajinya ternyata tak cukup untuk membiayai ayahnya yang terbaring di rumah sakit. Mono langsung mengajukan resign dari kantornya untuk berwirausaha, Saat itu dia memilih membuka usaha gorengan keliling. Sayangnya usahanya tak berjalan mulus, omzet per hari hanya Rp15-20ribu saja.

Baca Juga : Waralaba 2017 

Ketika sang ibu menyusul Mono ke Jakarta, ibunya pun merasa iba karena Mono kerja hanya sebagai pedagang gorengan padahal di kampungnya Mono dikenal sebagai pegawai kantoran. Ibunya pun menyuruh Mono untuk kembali bekerja di kantor meski hanya sebagai OB.

Mono pun berhenti menjual gorengan, namun dia tak jua melamar menjadi orang kantoran. Dia justru mencoba peruntungan menjual ayam bakar di depan Universitas Sahid Tebet. Di hari pertama jualan, gerobak mas Mono ambruk hingga ayam yang dia jual berjatuhan. Hal tersebut dikarenakan, gerobak yang digunakan adalah gerobak gorengan, Tentunya gerobak tersebut lebih rapuh apalagi jika digunakan untuk berdagang ayam bakar yang harus membawa nasi yang banyak.

Selain gerobaknya yang ambruk, Mono pun harus bekerja lebih ekstra dengan bangun lebih awal dan tidur lebih larut. Untuk menyiapkan jualannya, Dia mulai usahanya dengan berjalan ke pasar jam tiga dini hari kemudian jam 4 subu sudah menyalakan kompor ketika kebanyakan orang masih tidur. Kemudian dia berjualan setia hari kecuali hari libur dari pagi hingga jam 2 siang. Karena saat itu masih pedagang kaki lima sehingga meski jualan belum habis namun jam sudah menunjukkan pukul dua siang dia harus menutup dagangan. Karena harus bergantian dengan pedagang kaki lima lainnya.

 Namun itu cerita dulu, kini dagangan Mas Mono semakin tahun semakin laku. Pembelinya bukan hanya mahasiswa di dekat dia berjualan namun juga pegawai kantoran, pejalan kaki hingga artis-artis ternama seperti Aming, Cut Tari, Indy Barens, Indra Bekti dan lain-lain yang fotonya Mas Mono pajang di warungnya.

Selain itu Mas Mono kini mulai melayani katering di berbagai kantor bahkan stasiun televisi swasta telah menjadi langganan tetap kateringnya yang sekali order bisa mencapai 4000 box. Kini sudah 16 tahun Ayam Bakar Mas Mono berkiprah dan membuka cabang dimana-mana, baik di Indonesia maupun di mancanegara antara lain Shah Alam, Malaysia dan akan segera buka di Singapura.

6.Pecel Lele Lela

waralaba yang punya cabang di beberapa negara

Menempuh perjalanan yang amat panjang yang dilakukan olah Rangga Umara, Founder Pecel Lele Lela. Ide membuka rumah makan pecel lele lela bermula saat beberapa teman sekantornya Rangga karena perusahaan tempatnya bekerja mengalami krisis keuangan. Hingga Rangga berpikir sebelum dirinya dipecat dia harus membuka usaha.

Karena jika menjadi karyawan lagi kemungkinan dipecat pasti ada sehingga Rangga pun memutuskan ingin menjadi pengusaha saja.  Dengan bermodalkan uang Rp3juta yang dia dapat dari menjual barang pribadinya kepada teman-temannya seperti jam, parfum dan hand phone. Rangga pun memulai usaha.

Namun menjadi seorang pengusaha ternyata tidaklah mudah. Rangga mengalami jatuh bangun berbagai usaha yang dia bangun, salah satunya usaha sewa komputer. Selain itu Rangga pun mencoba peruntungan dengan membuka warung makan seafood di tepi jalan namun sayang sepi pembeli. Bahkan pernah tak ada satu pun yang datang.

Hingga akhirnya Rangga mencoba untuk memindahkan usahanya dengan sistem kerja sama kepada warung makan atau kios-kios. Namun mereka selalu menolak. Dan akhirnya dia mendapatkan sebuah warung makan yang hampir bangkrut. Dengan menyewa  ruangan semi permanennya yang berukuran 2×2 meter dengan harga Rp1juta per bulan.

Rangga pun ingin memulai sebuah usaha yang spesifik karena usaha yang bertahan biasanya adalah usaha yang spesifik sehingga dia memilih membuka usaha lele sebagai makanan utama di restorannya. Karena lele merupakan makanan favoritnya.

Namun tetap saja, lele bukan menjadi makanan favorit pembeli karena pembeli kebanyakan membeli lele jika menua ayam sudah habis saja. Namun  tak kehabisan akal, ketika ada pelanggan dia suruh mencicipi lele buatannya. Meski lele diawal-awal percobaan masih aneh bentuknya bahkan menyerupai pisang goreng. Namun lama kelamaan lele tepungnya menjadi andalan.  Pelanggan yang suka makan ayam mulai beralih ke lele.

Sayangnya saat sedang laris manis, pemilik gedung menaikkan harga sewa karena tahu bisnis sedang lancar. Naiknya harga sewa membuat Rangga harus memutar otak bagaimana cara memberikan gaji karyawan hingga dirinya harus berutang Rp 5 juta agar gaji karyawan bisa dibayar. Pendapatan Rangga pun minus, namun dia harus bertahan. Karena tak lagi menjadi karyawan kantoran.

Bisnis Pecel Lele Rangga mulai naik pamor lagi saat banyak pelanggan yang bukan hanya ingin membeli namun juga ingin mewaralabakannya. Hingga kini warung makan pecel lele lela sudah membuka 42 cabang di seluruh Indonesia dan satu cabang di malaysia dengan omzet 4,8 miliar

7. Alfamart

waralaba yang punya cabang di beberapa negara

Anda pasti tak asing dengan nama Alfamart. Minimarket asli Indonesia ini beberapa tahun ini memang menghiasi setiap sudut jalan di banyak kota dan desa di Indonesia. Biasanya minimarket ini bersanding bersama indomaret.

Namun ternyata tidak, tak selamanya Alfamart dan Indomaret bersanding. Karena ternyata Alfamart lebih melesat dibandingkan Alfamart. Karena Alfamart sudah memiliki waralaba di beberapa negara di dunia. Gerai pertamanya berada di Manila, Filipina yang berdiri sejak tahun 2014. Dan kini Alfamart telah memiliki 190 gerai di Filipina.

Sementara di Indonesia, Alfamart telah memiliki10.666 jaringan minimarket. 7596 unit minimarket milik sendiri dan 3070 minimarket dalam bentuk kerja sama waralaba.  Gerai tersebut tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Jakarta, Cileungsi, Tanggerang, Cikarang, Bandung, Sidoardjo. Cirebon, Cilacap, Semarang, Lampung, Malang, Bali, Klaten , Makassar, Balaraja, Palembang, Bogor, Jember, Medan, Banjarmasin, Jambi, Pekanbaru, Pontianak, Manado, Lombok, Rembang, Karawang dan Batam.

Meski telah memiliki gerai yang banyak, Alfamart tak mau berpuas diri. Minimarket tersebut tetap berinovasi dengan mencari peluang di industri e-Commerce. Dengan cara menambah layanan yang berkaitan dengan pembayaran di toko-tokonya. Alfamart juga memasang target untuk mempunyai toko yang berfungsi untuk titik pembayaran.

Alfamart sendiri  berdiri di bawah naungan PT Alfaria Trijaya sejak tanggal 22 Februari 1989 oleh Djoko Susanto, seorang pengusaha rokok asal Jakarta. Di tahun 1999, Djoko membuka jaringan minimarket yang dia beri nama Alfa Minmart yang pertama kali berdiri di Jalan Beringin Jaya Karawaci Tanggerang. 4 tahun kemudian barulah resmi berganti nama menjadi Alfamart.

8. California Fried Chicken (CFC)

waralaba yang punya cabang di beberapa negara

Meski banyak yang mengira bahwa CFC seperti KFC yang merupakan waralaba asal Amerika yang memproduksi ayam crispy. Nyatanya CFC asli Indonesia, hanya namanya saja menggunakan nama salah satu negara di Amerika, California.

Perusahaan yang didirikan sejak tahun 1989 ini, ternyata tak mau hanya namanya saja yang seperti KFC namun juga bisnisnya. Makanya perusahaan generasi pertama di Indonesia yang memperkenalkan konsep restoran siap saji berbahan dasar ayam ini juga mencoba peruntungan di negara tetangga. Agar lebih dikenal dunia.

Mulai tahun 1996 ini mulai mendirikan waralabanya di negeri Tiongkok alias China. Tak tanggung-tanggung langsung dibangun 20 outlet CFC di sana. CFC juga tak mau hanya menyediakan ayam sebagai menu andalan namun juga burger, donut dan minuman ringan persis seperti waralaba KFC.

9.Ayam Bakar Wong Solo

waralaba yang punya cabang di beberapa negara

Ternyata ayam memang menjadi waralaba favorit mancanegara karena beberapa waralaba yang menyajikan ayam sukses di negara tetangga. Sebut saja ayam bakar Mas Mono dan California Fried Chicken yang telah memiliki outlet di beberapa negara.

Dan kali ini Ayam Bakar Wong Solo yang sudah membuka waralaba di Malaysia. Outletnya sudah ada enam di sana, diantaranya ada di daerah Kampung Baru, Cheras, Ampang, Bangi, Shah Alam dan Melaka.

Ayam bakar asli Solo ini sebelum mengepakan sayap ke negara tetangga juga telah berhasil melebarkan saya di negeri sendiri. Mulai dari Ujung Sumatera hingga Pangkal Papua sudah ada outletnya.

Meski namanya menggunakan daerah Solo tapi jangan kira jika warung makan ayam bakar ini pertama kali didirikan di Solo karena nyatanya pertama kali berdiri justru di dirikan di Medan Sumatera Utara.  Puspo Wardoyo adalah pendirinya, dia memang laki-laki asli Solo. Dirinya membuka usaha di Medan karena pengalaman temannya yang sudah sukses mendirikan warung bakso di sana.

Akhirnya Puspo pun tergiur dan mendirikan warung makan wong solo di daerah Medan, Polonia. Usahanya di tanah rantau ternyata tak sia-sia kini lebih dari 100 outlet telah berhasil didirikannya padahal saat pertama kali didirikan hanya sebatas warung makan di kaki lima saja.

10. Es Batok 212

waralaba yang punya cabang di beberapa negara

Es batok 212 dari namanya orang berpikir bahwa es tersebut merupakan produksi aksi 212 tahun 2016. Padahal es batok 212 telah berdiri sejak 12 Desember 2008. Nama tersebut terinspirasi dari nama Wiro Sableng 212.

Es batok sendiri hampir sama dengan minuman segar lainnya hanya saja penyajiannya es tersebut menggunakan batok kelapa. Meski hanya minuman segar namun bisnis ini telah besar di pasar nasional bahkan internasional. Karena sejak awal berdiri, bisnis yang dinaungi oleh bendera dagang Basfit Rafindo Galesong Group tersebut menawarkan konsep berdagang yang berbeda. Mereka menjajakan esnya dengan konsep booth.

Tak hanya itu bisnis ini juga merambah ke konsep kemitraan atau waralaba. Sejak saat itulah bisnis es batok mulai berkembang pesat hingga di tahun 2010 menembus 100 booth di Indonesia. Kini es batok juga telah melebarkan sayap hingga negara tetangga. Malaysia adalah negara pertama yang membuka waralabanya di daerah Kinabalu.

Saat ini minuman yang disebut dengan minuman pendekar ini karena bisa menembus mancanegara kini sedang menyiapkan master franschisenya agar bisa mengibarkan sayapnya ke negara lainnya selain Malaysia. Seperti Filipina, Brunei, Thailand dan Taiwan. Dan kini Es Batok bukan hanya menggunakan konsep kafe namun juga memulai konsep Food Truck yang  sedang trend di beberapa negara saat ini.

RELATED ARTICLES