5 dari 10 orang Konglomerat di Indonesia Berbisnis Pertanian

CT

Tak sedikit orang menganggap remeh profesi petani, profesi yang dianggap kotor dan menjijikan karena berhubungan dengan tanah. Padahal tanpa pertanian maka tak akan makanan dan tanpa makananan tak ada kehidupan. Namun tetap saja tak sedikit orang menghindari pekerjaan ini. Padahal 5 dari 10 orang terkaya di Indonesia berprofesi di di bisnis pertanian.

Para pengusaha terkaya di agribisnis ini menggarap sektor pertanian yang selama ini dianggap tidak memiliki prospek yang besar untuk menghasilkan kekayaan. Padahal hal tersebut salah, buktinya lewat majalah Forbes mereka bisa mendapatkan predikat orang terkaya di Indonesia.

Kelima pengusaha sukses tersebut memang pintar mencari peluang usaha ditengah masyarakat Indonesia yang krisis kepercayaan jika berkerja di bidang pertanian. Padahal Indonesia sendiri kaya akan hasil pertanian ditambah dengan tanah yang subur dan letak geografis yang startegis membuat peluang agribisnis terbuka lebar. Bisa dibilang ini merupakan modal yang sangat potensial bagi yang bisa membaca peluang.

Berikut 5 dari 10 orang terkaya di Indonesia yang berbisnis pertanian

Lalu siapa saja para konglomerat yang berhasil memperoleh kekayaan mereka dari bidang pertanian. Ternyata dari 10 konglomerat terkaya di Indonesia, 5 diantaranya adalah Bachtiar Karim, Eddy Kusnadi Sariaatmadja, Peter Sondakh, Murdaya Poo dan Chairul Tanjung. Mereka masuk ke dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2016.

Bachtiar Karim

Masuk ke dalam peringkat ke lima orang terkaya di Indonesia. Menurut Forbes kekayaanya mencapai $3,3  Billon. Pria yang tak terlalu terkenal di kalangan pengusaha ini bersama kedua saudaranya  Burhan dan Bahari menjalankan perusahaan yang bernama PT Musim Mas. Perusahaan tersebut masuk ke dalam industri minyak sawit terbesar di Indonesia bahkan masuk ke dalam salah satu perusahaan oleo terbesar di dunia.

Perusahaan yang didirikan oleh ayahnya, Anwar Karim pada tahun 1972 tersebut awalnya hanyalah perusahaan sabun dan margarin yang tadinya bernama Nam Cheong Soap Factory. Namun kemudian diubah oleh Bachtiar Karim menjadi Musim Mas dan bukan hanya bergerak dalam pengolahan sabun namun juga mengembangkannya bisnisnya hingga menjadi perusahaan fasilitasi kilang minyak sawit yang besar. Dan di tahun 1988 Bachtiar berhasil memiliki perkebunan kelapa sawit sendiri.

Tak hanya itu pria lulusan Teknik tersebut juga berkontribusi dalam membangun teknis perusahaan  dan meningkatkan produksi perusahaan yang tadinya hanya 120 ton perbulan menjadi 400 ton perbulannya. Kini perusahaan tersebut di tahun 2015 telah menandatangi perjanjian kerjasama dengan perusahaan kelapa sawit Malaysia Genting Plantation untuk membangun kilang minyak sawit di Pulau Kalimantan.

Perusahaan yang dijalankan oleh Bachtiar menggunakan berbagai inovasi salah satunya dengan menggunakan energi yang lebih rendah di saat orang  ingin mengurangi resiko kebocoran. Dan kini 90% produksi perusahaanya untuk ekspor sedangkan tiga produk yang dikenal di Indonesia seperti Medicare, Lark dan sabun batangan Harmony. Selain itu Bachtiar karim juga juga menyuplai minyak sawit mentah di perusahaannya.

Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Pria kelahiran 11 Desember 1963 ini berada di peringkat ke 10 orang terkaya di Indonesia. Selain menjadi pemegang saham terbesar di dua stasiun televisi Indonesia, SCTV dan Indosiar. Pria kelahiran Jakarta ini juga berbisnis di sektor pertanian.

Anak dari pasangan  Mohamad Soeboeb Sariatmadja dan Sofi Wijaya ini memiliki perusahaan perkebunan tertua di Indonesia dengan nama Pt London Sumatera Plantation. Meskipun diawal perkebunan ini milik Inggris namun Eddy berhasil memegang 64,4% sahamnya sekarang.  Perusahaan penghasil karet, kelapa sawit, kopi, kakao dan lainnya tersebut ternyata berhasil mendongkrak kekayaan pria lulusan University of New South Wales Australia.

Selain memiliki bisnis di bidang pertelevisian dan pertanian, pria yang memiliki kekayaan hingga $1,38 Billon ini  juga berhasil dalam bisnis komputer. Dengan kemampuannya yang merupakan lulusan teknik dia berhasil menjalankan bisnis yang menjadi distributor komputer Compaq di Indonesia dengan nama perusahaan PT Elang Mahkota (EMTEK) yang kini tumbuh pesat di Indonesia dan berhasil membeli 20 persen saham Bobobobo.com sebuah perusahaan yang menjual produk gaya hidup.

Peter Sondakh

Meski telah melepaskan kepemilikannya pada produk rokok yang terkenal dengan nama Bentoel, lalu menjual Surfers Paradise Marriot Resort & SPA Queensland Hotel namun Peter Sondakh tetap menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Pria ini masuk ke dalam peringkat 9 dari 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Konglomerat ini memiliki Rajawali Group yang bergerak di bidang pertambangan, perkebunan hotel dan transportasi. Forbes mencatat pria ini memiliki kekayaan bersih $1,69 miliar.

Pria kelahiran Manado 23 Juli 1953 ini meneruskan bisnis yang dibangun oleh ayahnya di bidang produksi minyak kelapa dan ekspor kayu sejak usia Peter masih setahun. Ketika usianya memasuki 20 tahun ayahnya meninggal dan dia pun  mengambil alih bisnis ayahnya untuk menghidupi ibu dan empat orang saudaranya. Di usianya yang baru menginjak 22 tahun, Peter berhasil mendirikan PT Rajawali Corporation dan memulai perluasan bisnis dengan menggeluti bisnis properti.

Meski namanya pernah tenggelam ketika krisis moneter di tahun 1998, namun Peter berhasil mengepakan kembali bisnisnya. Peter bukan memulai bisnis dari nol melainkan bermain dalam jual bisnis saham perusahaan hingga dia dijuluki sebagai investor bukan pebisnis.  Kini Ayah dari Claudia Sondakh ini juga merupakan pemiliki Taxi Company Express Transindo Utama yang kini sedang mengalami persaingan menghadapi taxi online.

Murdaya Poo

Berbeda dengan keempat konglomerat di atas pria yang bernama lengkap Murdaya Widyawimarta Poo ini tidak menjalankan bisnis warisan melainkan benar-benar menjalankan bisnis dari awal dengan berjualan koran. Pria yang juga terjun di dunia politik ini memilki bisnis pertanian yang bergerak di bidang perkebunan tebu dan kelapa sawit dengan nama Central Cipta Murdaya Group. Perusahaan tersebut juga bergerak dalam bidang enginering dan IT.

Selain itu perusahaan ayah dari empat orang anak ini juga memilki perusahaan yang menyuplai sepatu terkenal dengan merek dagang Nike. Kini pria kelahiran Blitar 12 Januari 1946 ini memilki kekayaan bersih senilai $2,1 miliar versi Forbes tahun 2016. Tak hanya Murdaya yang masuk ke dalam orang terkaya di Indonesia, istrinya yang bernama Siti Hartati Murdaya pun masuk kedalamnya dengan urutan ke 13. Kini bersama sang istri Murdaya menjalankan juga perusahaan yang bernama PT Nagasakti Parashoes yang juga memproduksi sepatu.

Chairul Tanjung

Siapa yang menyangka jika pria yang sejak kecil kerap dipanggil dengan nama anak singkong atau anak kampung ini berhasil menjadi orang terkaya nomor tiga di Indonesia. Lewat CT Corp miliknya dia bukan hanya berhasil menjalankan bisnis di bidang perkebunan namun juga perbankan, media, serta gaya hidup.

Di usianya yang ke 53 tahun pria ini berhasil mengumpulkan kekayaan hingga $4,9 miliat atau Rp 68,8 triliun. Di bidang pertanian lewat perusahaan yang bernama PT CT Global Resources yang memiliki 8 anak perusahaan yakni PT Para Inti Energy, Pt Rara Energy Investindo, PT CT Agro, PT Kaltim CT Agro, PT Kalbar CT Agro, PT Kalteng CT Agro, Pt Arah Tumata, dan PT Wahana Kutai Kencana.

Sedangkan di bisnis retail fashionnya pria ini berhasil mengoperasikan hampir 100 toko butik bermerek di kota-kota besar Indonesia. Tak hanya itu pria yang berada di urutan 286 orag terkaya di dunia ini juga berkecimpung dalam bisnis waralaba. Dia memegang kelompok Waralaba Wendy’s yang telah menjalankan 30 restauran. Selain itu  pria kelahiran Jakarta 16 Juni 1962 ini juga memiliki saham di Mega Corpora yang bergerak dalam bidang perbankan, asuransi, pasar modal dan pembiayaan.

Tak hanya itu pria yang berasal dari keluarga sederhana tersebut juga memiliki saham di Trans Corp yang memiliki beberapa anak perusahaan yakni Trans Corpora Media, Pt Trans Lifestyle,PT Trans F&B, PT Metropolitan Retailmart, PT Trans Airways, PT Trans Rekan Media dan PT Trans Entertainment.