Sankalp Forum Dukung UMKM Indonesia Tembus Pasar Global

Sankalp Forum

Penyelengaraan forum para wirausaha sosial (social entrepreneur) terbesar di dunia, Sankalp Forum di Jakarta dihadiri oleh Sekertaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram. Ia mengapresiasi diselenggarakannya acara yang bertajuk “2nd Snklap Southeast Asia Summit 2016” pada hari Rabu (26/10) karena acara ini dapat memperluas jaringan pemasaran para pelaku nasional untuk membus pasar global.

“Sankalp Forum itu pusatnya di India. Artinya, ke depan, kita bisa memperluas jaringan wirausaha hingga ke India, yang merupakan juga salah satu pasar terbesar produk-produk di dunia. Pasar fesyen India sangat cocok‎ bagi produk fesyen Indonesia karena ragam dan warna corak fesyen seirama”, ujar Agus.

Sementara itu, dengan menghandirkan investor di berbegai negera, Agus menambahkan acara ini juga sebagai ajang pertemuan antara investor dan para stakeholder terkait. Dengan semakin banyaknya jumlah pengusaha yang bergerak di sektor Usaha Kecil dan menengah acara seperti ini cukup penting untuk mendapatkan akses permodalan dan batu loncatan agar produk UMKM dapat menembus pasar global.

“Usaha Kecil dan Menengah memainkan peran yang penting dalam perekonomian setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. UMKM telah berkontribusi sebesar 59 persen dari GDP nasional dan telah menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari total angkatan kerja”, papar Agus.

Nyatanya, jumlah UMKM di Indonesia adalah yang terbesar dari total pelaku usaha, yaitu 99,99 persen atau sekitar 57 juta unit dibandingkan dengan usaha besar. Oleh karena itu, ada 23 dari 36 kementrian yang memeiliki tugas untuk memberdayakan UMKM tersebut. Sekertaris Kemenko Agus merekomendasikan kepada Intellecap (penyelenggara Sankalp Forum) untuk melakukan mapping terlebih dahulu terhadap UMKM yang tersebar di berbagai sektor tersebut.

Sementara itu, pemerintah juga sudah mendukung UMKM dengan melaksanakan beberapa kebijakan dan program, salah satunya adalah memberikan askes pendanaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan menurunkan suku bunga yang awalnya 22% menjadi 9 % per tahun. “Dukungan pembiayaan seperti KUR ini sangat dibutuhkan oleh UMKm sebagai modal kerja.  Selain itu, mereka juga membutuhkan sejumlah dana sebagai investasi, sehingga mereka dapat memperluas skala bisnisnya yang potensial untuk dikembangkan.  Untuk itu, mereka akan membutuhkan akses permodalan yang lebih luas lagi dan Intellecap dapat menjadi salah satu alternatif untuk membuka kesempatan para UMKM bertemu dengan calon investor secara berkelanjutan”, tambah Agus.

Kemenkop dan UKM juga membangun sarana bagi UMKM di daerah dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang merupakan sebuah layanan akses pembiayaan. PLUT sudah ditempatkan di 25 Provinsi dan 24 Kabupaten/Kota sebanyak 49 PLUT. Selain itu, juga ada SMESCO Indonesia yang merupakan tempat permanen display untuk produk KUMKM dari 34 provinsi yang memiliki keunikan dan kualitas standar yang tinggi.