Tantangan Transformasi Digital Bagi UMKM di Masa Pandemi Covid-19

transformasi digital

Saat ini pandemi covid-19 masih menjadi hal yang mendistrupsi di bidang perekonomian dan usaha. Terutama bagi pelaku usaha miro kecil dan menengah (UMKM). Mereka pun dituntut untuk melakukan transformasi digital karena penjualan secara tatap muka berkurang akibat kebijakan pembatasan fisik.

Di masa perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, upaya transformasi pada bentuk digital merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membantu para pelaku UMKM untuk beradaptasi dan tetap bertahan di masa saat ini.

Meskipun membantu dalam memperluas peluang bisnis, nyatanya melakukan transformasi digital bukan perkara mudah bagi pelaku UMKM. Mereka harus menghadapi beragam tantangan yang bisa menghambat digitalisasi usahanya. Berikut beberapa tantangan transformasi digital di masa pandemi.

Kurangnya pengetahuan tentang digital

Kebanyakan pelaku terbatasnya kemampuan dan pengetahuan mereka dalam memanfaatkan teknologi serta platform digital. Karena umumnya belum mengetahui cara mengunduh aplikasi untuk berjualan, mengunggah informasi dan foto terkait produk mereka di situs e-commerce, serta mengelola ragam fitur yang dihadirkan situs online.

Keamanan Digital Belum Menjamin

karena masih belum adanya regulasi dari pemerintah mengenai aturan keamanan data dan informasi digital, kondisi ini menjadi permasalahan lain bisnis digital saat ini.

Apalagi semenjak munculnya berbagai berita mengenai kebocoran data digital seperti kasus pembobolan akun (hack) menjadikan masyarakat Indonesia dan juga berbagai bisnis kecil dan menengah pun tentu merasa dirugikan.

Baca Juga : UMKM Ingin Naik Kelas? Harus Adaptasi 5 Platform Digital Ini

Belum begitu banyak yang tahu akan strategi pemasaran digital

Strategi pemasaran merupakan hal yang terpenting dalam sebuah bisnis. Jadi digital marketing juga jadi salah satu tantangan yang harus dihadapi UMKM dalam perjalanan perubahannya.

Sebenarnya, bila pelaku usaha sudah memiliki pengetahuan lebih terhadap teknologi dan telah menentukan platform digital yang digunakan sesuai persona konsumennya, mereka akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran.

Belum memanfaatkan platform teknologi secara penuh

Misalnya dalam hal pembukuan usaha, mungkin sebagian dari para peaku UMKM masih sering menggunakan pembukuan secara manual. Ada beberapa kondisi, sejumlah pelaku UMKM bahkan tidak memiliki pencatatan terkait hal ini.

Kesulitan dalam memperhitungkan omset, laba kotor, hingga laba bersih tidak jarang menghambat UMKM untuk mampu membesarkan bisnisnya. Pembukuan secara manual ini juga lebih rentan untuk hilang, rusak, dan bahkan salah rekapitulasi.

Maka dari itu, pelaku UMKM dapat memanfaatkan teknologi untuk proses ini. Kini banyak terdapat software akuntansi dan aplikasi kasir yang mudah digunakan dengan biaya yang bersahabat, sehingga proses usaha dapat didukung dengan metode yang lebih rinci, praktis, serta efisien.

Dengan begitu, meski di masa pandemi, Anda tetap bisa mencatat pembukuan dengan mudah dan teratur.

Kondisi Geografis yang belum sepenuhnya mendukung

Banyak sekali pemilik UMKM yang masih tinggal di daerah-daerah terpencil, sehingga untuk mengakses internet cukup terkendala. Kondisi ini juga tentu sulit diharapkan dapat terlibat dalam proses digitalisasi bisnis UMKM.