Sunday, December 1, 2024
spot_img
HomeKemasan UKMSadar Akan Lingkungan dan Kesehatan, Ganti Kemasan Styrofoam Dengan Kemasan Alternatif Berikut.

Sadar Akan Lingkungan dan Kesehatan, Ganti Kemasan Styrofoam Dengan Kemasan Alternatif Berikut.

Kebanyakan produsen makanan cepat saji atau restoran pesan-antar memilih styrofoam untuk mengemas produk mereka. Pemilihan ini tidak lain karena kemasan pembungkus styrofoam lebih praktis, murah dan memiliki ketahanan yang cukup baik. Namun tahu kah Anda bahwa kebiasaan ini akan menimbulkan dampak berbahaya bagi orang yang secara terus menerus mengkonsumsi makanan yang dibungkus dengan kemasan styrofoam? Apa saja bahaya yang ada di pembungkus ringkas dan murah ini?

Styrofoam dapat dikelompokan sebagai plastik (polimer) yang sering jadi wadah makanan dan minuman. Di dalamnya mengandung beberapa zat kimia yang berbahaya bagi manusia, di antaranya adalah benzene dan styrene yang telah dibuktikan dapat menyebabkan penyakit kanker.

Badan kesehatan dunia, World Health Organization menyatakan styrofoam memiliki komponen utama yaitu benzene yang dihasilkan dari bahan bakar minyak. Senyawa ini merupakan satu dari 4 serangkai penyebab Kanker pada manusia, yaitu benzene, toluene, etilbenzena, dan xilena. Selain itu ada pula kandungan styrene, yang dipercaya akan menyumbang sel kanker darah.

Apa yang membuat zat kimia di dalam Styrofoam dapat mengkontaminasi makanan? zat yang terkandung di dalam Styrofoam memang tidak langsung melebur ke makanan, tetapi ada yang memicunya, yaitu suhu makanan, lamanya kontak wadah styrofoam dengan makanan, dan tingginya lemak makanan. Semakin tinggi suhu makanan yang ada dalam styrofoam maka akan semakin mudah zat styrene berpindah ke makanan. Oleh karena itu, kemasan ini sangat tidak disarakan terutama untuk makan cepat saji.

Bukan hanya berbahaya untuk kesehatan, styrofoam juga berbahaya bagi lingkungan. Anda tentu sudah tahu bahwa wadah ini tidak mudah diurai, sehingga menjadikannya penyumbang terbesar terhadap pencemaran lingkungan di Indonesia. Untuk sampah styrofoam terbesar dihasilkan non-rumah tangga sebanyak 11,9 ton per bulan. Sementara, rumah tangga menyumbang sebanyak 9,8 ton per bulan. Persentase sampah styrofoam mencapai 1,14% dari 12% sampah plastik yang terkumpul setiap bulannya.  Sampah-sampah ini tidak dapat terurai dan juga didaur ulang sehingga akan terus menggunung dan mengganggu lingkungan. Jika dibuang ke sungai atau saluran air, styrofoam juga dapat menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir.

Tidak hanya itu, styrofoam ternyata juga ikut berkontribusi pada timbulnya efek rumah kaca. Proses pembuatan produk plastik itu hingga kini masih menggunakan Chloro Fluoro Carbon (CFC) yaitu senyawa organik yang mengandung karbon, klorin, dan fluorin yang diproduksi sebagai derivat volatil dari metana, etana dan propana. Senyawa-senyawa kimia tersebut yang menjadi penyebab efek rumah kaca.

Melihat dari banyaknya bahaya dibalik penggunaan styrofoam tentu Anda setuju bila wadah ini bukan lagi pilihan yang tepat untuk kemasan pangan, terutama untuk makanan panas dan basah. Lagi pula Badan Kesehatan Dunia WHO juga sebenarnya sudah lama melarang penggunaan styrofoam di dunia. Namun sayangnya masih banyak negara yang belum sadar terhadap bahaya-bahaya ini dan masih menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan, salah satu contohnya di Indonesia. Lalu kemasan apa yang aman untuk membungkus makanan produk pangan? Berikut ini alternatif kemasan yang bisa Anda gunakan untuk mengemas makanan Anda.

Kemasan Kaleng

Kaleng atau kemasan berbahan stainless steal juga sangat aman digunakan untuk menegamas makanan cepat saji. Kaleng merupakan bahan baku yang terbuat dari lembaran baja yang dibalut dalam timah (Sn) dengan kadar yang tidak lebih dari 1.00-1.25% dari berat kaleng itu sendiri. Selain itu, bahan ini kebanyakan dilapisi lagi dengan lapisan yang bukan metal sehingga dapat mencegah reaksi dengan makanan dan minuman yang ada di dalamnya.

kemasan kaleng juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah rawan rusak atau penyok. Kemasan yang sudah penyok pada umumnya dapat menyebabkan kebocoran kemasan. Jika sudah terjadi kebocoran, tentu saja makanan sudah tidak steril dan tidak layak untuk dikonsumsi. Jadi Anda juga harus mempertimbangkan pengemasan skunder seperti kardus guna menjaga kaleng tidak bersinggungan satu sama lain.

Kemasan berbahan Alumunium Foil

Alumunium foil ini merupakan lembaran logam alumunium yang padat dan tipis dengan ketebalan berkisar 0.2 mm dan mengandung sekitar 92% sampai 99% aluminium. Kemasan alumunium doil tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk terutama digunakan untuk berbagai macam produk. Kemasan ini kini sudah banyak yang dilapisi plastik sehingga membuatnya lebih aman dan kuat untuk produk pangan.

Sebagai kemasan makanan, alumunium foil bersifat hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan yogurt. Jika ingin digunakan sebagai pengemas utama, aluminum foil dapat digunakan untuk mengemas produk daging, buah sampai makanan siap saji seperti kebab, burger sebab dapat menghambat oksigen yang bisa mengubah tekstur dan rasa makanan-makanan tersebut.

Kemasan Bahan Plastik Food Grade

Kemasan berbahan plastik sering kali jadi wadah makanan alternatif yang dipilih oleh banyak pelaku usaha. Hal ini karena wadah plastik memiliki ketahanan yang juga cukup baik, serta dari sisi harga pun terjangkau. Tapi apakah plastik yang digunakan sudah tergolong food grade? Terdapat begitu banyak jenis plastik, tapi tidak banyak produsen makanan yang mengetahui apakah plastik tersebut sudah berstandar food grade atau tidak.

Kalau begitu, bagaimana cara mengetahuinya? Mudah, plastik yang food grade memiliki kode pada bagian bawah wadah plastik, kode tersebut yaitu PETE/PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, atau Other. Wadah plastik tersebut ada yang bisa digunakan berulang kali dan ada yang hanya dianjurkan dipakai sekali saja tergantung jenis plastiknya. Untuk pastik yang aman digunakan berkali-kali memiliki kode PP (Polypropylene) atau LDPE (Low Density Polyethylene). Sementara kemasan plastik dengan kode lainnya hanya bisa digunakan untuk sekali pemakaian. Selengkapnya tentang wadah atau kemasan plastik food grade cari tahu di sini kode kemasan makanan dan makanan.

Kemasan Berbahan Karton box

Selain plastik, kita juga sering menjumpai kemasan dengan bahan karton box. Kemasan ini terbuat dari satu atau beberapa lembar kertas kraft liner dan kertas medium sebagai lapisan gelombangnya. Tebalnya kemasan berbahan karton box bisa menjaga produk yang ada di dalamnya dari paparan cahaya, udara dan bakteri sehingga dapat menjaga ketahanan makanan Anda lebih lama.

Kemasan Kertas

Untuk makanan cepat saji Anda juga bisa menggunakan kemasan berbahan kertas. Namun tidak semua kertas bisa digunakan ya, contohnya kertas koran. Tak sedikit penjual gorengan atau nasi uduk menggunakan kertas satu ini untuk membungkus makanannya. Tapi tahukah Anda bahwa kebiasaan ini akan sangat membahayakan tubuh? Kenyataannya, makanan yang panas dan berlemak rentan terpapar senyawa kimia yang terdapat pada koran. Lantas kertas seperti apa yang aman digunakan untuk kemasan?

Dilansir dari postkotanews.com Pengamat Industri Kertas, Adjidarmo mengatakan wadah pangan yang terbuat dari kertas yang aman adalah karton virgin fiber dan karton food grade. Masalah ketahanan terhadap minyak kemasan karton food grade lebih baik dibanding karton virgin fiber. Kemasan pangan berkategori food grade 100% terbuat dari bahan alami sehingga berwarna putih, tidak berbintik-bintik, serta bebas dari kandungan bakteri dan senyawa berbaya seperti benzene dan styrene serta mudah terurai.

Suci Rahmadhani
Suci Rahmadhanihttps://goukm.id/
Content writer GoUKM.id dan marketing GoUKM Training Center. Contact saya di sucirahmadh@gmail.com.
RELATED ARTICLES