Waralaba sebagai sebuah gerakan ekonomi dinilai tepat sebagai konsep untuk mengembangkan bisnis. Konsep waralaba juga sangat cocok dengan Indonesia karena masyarakat Indonesia sejak lama telah terbiasa dengan usaha sendiri. Demikian ungkap Presiden Joko Widodo pada saat membuka secara resmi kegiatan “Indonesia Franchise & SME Expo” (IFSE), Jumat lalu (25/11) di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyatakan bahwa 70 – 80 persen kegiatan ekonomi berada di usaha mikro, kecil dan menengah. Seseorang yang mengambil usaha waralaba, sebut Presiden Jokowi, berarti bisa naik kelas secara ekonomi.
Sementara itu, CEO Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar menyatakan konsep waralaba merupakan bentuk dari ekonomi kerakyatan. Ia menambahkan bahwa waralaba juga bisa menjadi agen pemerataan ekonomi. Tidak sedikit peluang waralaba yang bisa dijalankan dengan investasi terjangkau. “Di Indonesia tercatat ada 698 waralaba dengan jumlah gerai mencapai 24.400 yang terdiri dari 63% waralaba lokal serta 37% mancanegara. Industri waralaba juga mampu menyerap tenaga kerja hingga 4,5 Juta tenaga kerja,” jelas Anang. Ia menambahkan omzet bisnis waralaba saat ini mencapai Rp172 triliun.
Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia dalam 15 tahun terakhir dipandang cukup signifikan. Potensi bisnis waralaba untuk terus berkembang pun masih besar. Indonesia memiliki 34 provinsi dengan 516 kabupaten/kota yang bisa menjadi target pasar potensial para pengusaha waralaba. Kehadiran merek waralaba ternama di suatu kota bisa menjadi lambang kemajuan kota tersebut. Generasi milenial yang sangat sadar akan mereka atau brand merupakan pangsa pasar potensial, baik sebagai konsumen maupun sebagai pelaku usaha waralaba.
Untuk semakin mendorong pelaku usaha waralaba, AFI & Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada Jumat (25/11) lalu juga menganugerahkan Penghargaan Waralaba Indonesia (PWI) kepada para pelaku usaha waralaba di Indonesia. Mereka terdiri dari pelaku usaha waralaba nasional, waralaba potensial, waralaba pemula, serta waralaba global di Indonesia. Para pemenang PWI 2016 adalah:
KATEGORI WARALABA PRATAMA
Usaha-usaha waralaba atau Business Oppurtunity (BO) yang sudah memiliki mitra usaha dengan masa operasi mitra usaha maksimal 2 tahun dan gerai mitra memiliki usaha sebanyak 2-5 gerai.
- Yagami Ramen House – CV. Satria Jaya Food
- Bakso Alex – Bakso Alex
- Klinikita – PT. Dokter Moez Indonesia
KATEGORI WARALABA UTAMA
Usaha- usaha waralaba atau Business Opportunity (BO) yang sudah memiliki mitra usaha dengan masa operasi mitra usaha lebih dari 2 tahun atau jumlah gerai mitra usaha lebih dari 5 gerai.
- Indomaret – Indomarco Primastama
- Apotek K-24 – PT. K-24 Indonesia
- Coffee Toffee – PT. Coffee Toffee Indonesia
KATEGORI WARALABA GLOBAL INDONESIA
Perusahaan Indonesia yang sudah memiliki cabang di luar negeri dengan menggunakan pola waralaba.
- Kebab Turki Baba Rafi – PT. Baba Rafi Indonesia
- J.CO Donuts & Coffee – JCO Donut & Coffee
- Alfamart – PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
KATEGORI WARALABA MANCANEGARA
Penerima waralaba luar negeri yang sudah beroperasi di Indonesia minimal 3 tahun.
- Mc Donald’s – PT. Rekso Nasional Food
- Roto Rooter – PT. Roto Rooter Perkasa
Para pemenang penghargaan waralaba Indonesia ini diharapkan mampu menjadi kekuatan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Ke depannya, pemerintah berharap akan semakin banyak lagi pelaku usaha waralaba yang meraih penghargaan PWI dan ikut menjadi kekuatan ekonomi Indonesia ke depan. AFI bersama dengan pemerintah juga sedang menyusun pengembangan waralaba jangka panjang agar bisa menjadi pedoman bagi pengembangan waralaba secara lintas sektoral.
Konferensi Internasional
Pada hari pertama “Indonesia Franchise & SME Expo” (IFSE) juga berlangsung International Franchise Conference yang menghadirkan berbagai pembicara dari dalam dan luar negeri. Kegiatan ini membahas berbagai isu seputar waralaba baik di Indonesia maupun di luar negeri. Beberapa topik yang dibahas antara lain mengenai legalitas, strategi pengembangan waralaba, perkembangan dan tantangan waralaba di luar negeri, kompetisi waralaba internasional dan lain-lain.
Pada sesi strategi pengembangan waralaba, para pembicara membahas pentingnya riset awal, inovasi dan adaptasi. Waralaba makanan dan minuman, misalnya, perlu beradaptasi dengan lidah lokal agar mampu sukses dan menarik pelanggan.
Salah satu pembicara pada konferensi ini, Jason Gehrke, DirectorFranchise Council of Australia, juga menekankan pentingnya menjaga kualitas dan hubungan antara pewaralaba dengan terwaralaba. Menurutnya, terwaralaba merupakan ujung tombak sebuah merek waralaba dan pewaralaba perlu menjaga reputasi dengan terus menjaga kualitas terwaralaba.
Pada kegiatan konferensi tersebut, Josh Merin, Director of International Affairs, International Franchise Association, memperkenalkan “NextGen: ‘A New Generation in Franchising’”, sebuah ajang kompetisi waralaba internasional yang menjaring para pewaralaba muda di berbagai lini usaha. Para pemenang akan mendapatkan bimbingan dan dukungan untuk mengembangkan usaha mereka. Pada kesempatan ini, delegasi dari Filipina dan Australia ikut membagi pengalaman mereka mengikuti kompetisi NextGen.
Para pembicara internasional yang hadir umumnya menyatakan kekaguman mereka terhadap perkembangan industri waralaba di Indonesia. Hadirnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Pedagangan Enggartiasto Lukita pada acara pembukaan juga menjadi sorotan mereka dan menjadi indikasi dukungan positif pemerintah bagi perkembangan waralaba di Indonesia.