Berawal dari kecintan pada kuliner Indonesia membuat 3 pemuda asal Ciputat, Tanggerang Dimas Aritejo, M Catur Gunandi dan Najib Wahab mencoba peluang usaha kuliner tradisonal. Mereka merasa pirhatin karena banyak kuliner daerah yang tidak menjadi perhatian, sehingga lama kelamaan tergerus dengan kuliner luar negeri. Ini bisa terjadi karena faktor gengsi masyarakatnya sendiri, di mana kebanyakan masyarakat lebih bangga mengkonsumsi makanan yang ke barat-baratan dibandingkan makanan tanah air yang jelas-jelas sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Hal ini lah yang mendorong Dimas dan kawan-kawan untuk bertekad untuk menaikan derajat kuliner tradisional ke tengah-tengah masyarakat, baik itu masyarakat kecil sampai menengah ke atas sehingga mampu menjadi raja di negeri sendiri dan menjadi kebanggaan Indonesia di ranah internasional.
Baca Juga: Kursus Membuat Bakso di Jakarta Ekonomis dan Bersertifikat GoUKM TC untuk Usaha Bakso
Usaha yang dijalani oleh tiga sekawan ini dimulai dengan modal yang sangat, sedikit namun siapa sangka omzetnya akan puluhan juta. “Kami mulai usaha Cireng Salju ini sejak 2014, dengan modal 100 ribu yang dikumpulkan dari masing-masing owner (Dimas, Catur, Najib). Modal tersebut kami belikan bahan baku cireng,” ungkap Dimas.
Pada saat pertama kali produksi usahanya ini hanya dibantu oleh 2 orang karyawan, jadi jumlah pekerjanya 5 orang termasuk mereka dengan tempat produksi yang cukup terbatas. Memang awalnya penjualan tidak berjalan, banyak cireng yang tidak terjual. Sehingga pada tahun 2014 baru lah mereka mulai menggarap usaha ini dengan serius. Dengan modal tambahan sebanyak 100 juta banyak perubahan dilakukan, selain tempat produksi, pembuatan maskot (Mang Bonju), perubahan desain kemasan, pengadaan mobil perasional, perlengkapan produksi, penambahan SDM, budget marketing sampai strategi pemasaran dilakukan bertujuan agar penjualannya dapat meningkat.
Rupanya langkah ini berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Dengan menggunakan konsep distributor dan reseller pemasaran produk Cireng Salju berkembang sangat pesat sehingga kini memiliki ribuan reseller aktif yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Saat ini kami mempunyai reseller di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku. Pemasaran produk kami sudah menjangkau seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Bahkan konsumen kami juga sudah ada di beberapa negara lain seperti Malaysia, Thailand, Belanda, Mesir, Qatar, Taiwan, Kanada, Australia, Hungaria, Jerman dan Jepang,” jelas Dimas Aritejo Owner sekaligus Penanggung Jawab Marketing & Branding Cireng Salju.
Kendala Saat Menjalani Bisnis Cireng Salju
Meskipun sekarang Cireng Salju sudah cukup sukses, banyak cerita jatuh bangun yang dihadapi oleh para owner dan tim. Awal pemasaran produk Cireng Salju sempat tidak habis terjual, dan saat permintaan pasar semakin tinggi, mereka tidak sanggup memenuhi permintaan pasar sebab SDM yang terbatas. Bahkan mereka pernah menghadapi trun over karyawan. Di mana banyak karyawan yang berhenti bekerja sedangkan melatih SDM baru membutuhkan waktu.
“Dengan perjalanan yang cukup panjang kami sudah menghadapi kendala bisnis di semua lini baik di produksi, SDM, keunagan (masalah pembiayaan pembelian aset dan pengembangan bisnis) dan pemasaran, di mana permintaan pasar sempat menurun,” ungkap Dimas.
Baca Juga: Ikuti Kursus Mie di GoUKM Training Center Sebelum Jualan Makanan Mie Ayam
Namun ini bisa diatasi dengan berkat kekompakan tim Cireng Salju dan tentunya berkat izin Tuhan Yang Maha Esa. Kedepannya mereka akan lebih fokus lagi menjalankan usaha ini, dan mulai untuk up skilling semua SDM agar produksi bisa berjalan lancar dan memenuhi permintaan pasar yang kini kian beranjak naik. Sistem bisnis juga akan dibenahi dari tahun ketahun dan melakukan analisa bersama semua tim.
Sekarang ini total porduksi yang dihasilkan naik 200% dari tahun 2014 yaitu sekitar 1 juta pertahun, total produksi yang banyak ini dibantu oleh 100 karyawan yang bekerja di rumah produksi sekaligus kantor perusahaan mereka di Komp Sarua Makmur No 8 Pamulang 2, Ciputat, Sarua Tangerang Selatan 15414. Untuk Total omzet Dimas membocorkan di tahun 2014 bisa mencapai 2,7 miliar dan di tahun 2015 naik mencapai 9,7 miliar.
Memiliki target untuk memperkenalkan makanan tradisonal Indonesia ke masyarakat kelas atas bahkan dunia adalah yang ingin dicapai oleh Dimas, Catur dan Najib. Sehingga mereka memberikan pelayanan dan kualitas terbaik setiap tahunnya. Tidak hanya itu, Bonju Indonesia juga berupaya untuk mendapatkan sertifikasi ISO yaitu standar sistem manajemen keamanan pangan global untuk produk-produknya.