Pinadrink, Bantu Perekonomian Petani Subang

pinadrink

Pinadrink merupakan minuman nanas yang dibuat oleh Andini Warih Wedaringtyas. Gadis Ibu kota yang memilih mengabdi di desa. Karena miris melihat petani desa yang kehidupannya dibawah garis kemiskinan jauh dari taraf hidup di ibukota. Pengabdiannya berawal  dari melihatnya banyaknya petani nanas yang membuang nanas-nanas yang berukuran kecil dengan alasan tak laku di pasaran.

Sehingga gadis kelahiran 1989, berpikir keras bagaimana agar buah nanas tersebut bisa dijual dengan harga mahal. Akhirnya ia pun membuat minuman nanas di Desa Jabong, Subang, dengan melibatkan sekitar 30 ibu rumah tangga di daerah tersebut.

Mahasiswi yang pernah mengenyam jurusan Biologi ini pun berpikir keras kira-kira nanas off grade tersebut bisa diolah jadi apa agar bisa meningkatkan nilai tambah. Akhirnya dia menemukan ide untuk mengolah nanas menjadi sebuah minuman yang Pinadrink.

Menurutnya minuman olahan nanas ini pasti laku terjual karena banyaknya kalangan khusunya wanita yang tidak menyukai Buah Nanas yang tinggi vitamin C. Dikarenakan cerita yang beredar sejak lama, tidak baik mengkonsumsi nanas dikalangan wanita. Sehingga dengan memodifikasi nanas menjadi sebuah produk snack dan minuman, sehingga masyarakat khusunya wanita yang takut akan mengkonsumsi nanas dapat menikmati manfaat dan segarnya buah nanas secara praktis dan modern.

pinadrink

Namun ternyata tak mudah membuat produk minuman yang disukai masyarakat. Meski sudah lama menyita waktu ketika melakukan proses formulasi, ternyata minuman pina drink belum bisa diterima di pasaran. Namun bagi Andin, kegagalan dalam produksi sehingga menyebabkan kerugian, susahnya memasarkan produk di pasaran  merupakan bagian dari proses sebuah peluang usaha yang harus dijalani sehingga produk kita dapat diterima pasar seperti saat ini.

Jika dulu memasarkan pinadrink saja sulit namun kini pertahunnya pinadrink bisa laku hingga 24000 botol dengan harga jual delapan ribu rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun lalu maka bisa dibilang terjadi peningkatan produksi hingga 30 persen. Lelah Andin pun terbayar apalagi ketika melihat senyum para ibu-ibu yang diberdayakan dan para petani subang. Menurutnya ini adalah sebuah pencapaian yang mengharukan untuk Republik Nanas saat ini.

Republik Nanas Indonesia

Bermula dari Pinadrink, akhirnya Andien bersama kedua temannya berhasil mendirikan Republik Nanas Indonesia (RNI) sebuah perusahaan berbasis sosial atau sociopreneur. RNI sendiri mengusung konsep Integrated Pineaple Ecofarming for Suistanable Community Development (IPESCD) yang berkeinginan untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Curugrenderng.

pinadrink

RNI sendiri membentuk komunitas ibu Jabong Mandiri sebagai mitra pemberdayaan untuk mengolah nanas serta limbahnya menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga kali ini bukan hanya nanas yang diolah menjadi sebuah pinadrink namun juga serat daun nanas yang dolah menjadi cake nanas, limbah nanas menjadi kompos dan produk olahan nanas lainnya yang bernama Nata de Pina.

Sejak 1 Januari 2014, Andin bersama kedua temannya Riszki Alrita Putri dan Ali Budhi Kusuma dia pun mengembangkan RNI ini  untuk membantu para petani yang berada di Kota Subang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Hasil dari penjualan produk RNI ini memang diperuntukan untuk meningkatkan taraf hidup para petani Curugrenderng. Jadi perusahaan ini memang didirikan oleh para wirausaha yang tak hanya bermimpi untuk menjadi sukses untuk diri sendiri namun juga orang lain.

Selain itu ia pun mengembangkan inovasi bernama Biosorp Tech, teknologi pengolahan air tercemar logam berat menjadi air yang layak pakai untuk keperluan sehari-hari. Inovasinya ini sudah dimanfaatkan oleh 200 KK di Kawasan Rancaekek, Bandung daerah yang banyak tercemar oleh limbah industri tekstil dan Rawa Kidang Tanggerang yang kekurangan air bersih.