Sunday, December 1, 2024
spot_img
HomeInspirasi BisnisTung Desem Waringin, Harus Ada Cara Unik Untuk Pasarkan Produk

Tung Desem Waringin, Harus Ada Cara Unik Untuk Pasarkan Produk

Masih ingat aksi heboh di tahun 2008, dimana seorang pengusaha, motivator sekaligus penulis buku membagi-bagikan uang dan tiket seminar senilai 100 juta rupiah. Dia adalah Tung Desem Waringin. Namanya tak asing lagi bagi para pengusaha di Indonesia. Pria kelahiran Surakarta ini sering melakukan aksi menghebohkan media di Indonesia maupun di mancanegara untuk mensukseskan rencana pemasaran produknya.

Tak sedikit orang menganggapnya gila ketika dia menaburkan uang dari atas helikopter di atas stadion Sepak Bola Baladika Kesatrian delapan tahun silam. Namun ternyata ide gilanya membuahkan hasil, 125 media dalam dan luar negeri datang untuk meliput peristiwa langka yang dilakukan olehnya.

Dibalik rencananya ternyata Tung telah mengatur startegi. Dia menaburkan uang 100 juta adalah cara untuk melariskan bukunya yang berjudul “ Marketing Revolution. “Coba bayangkan berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk memasang iklan bukunya di 125 media ” terangnya. Strategi Tung memang benar karena untuk memasang iklan tentunya tidaklah murah apalagi di media internasional. Pastinya dia harus mengeluarkan uang  lebih dari 100 juta rupiah namun karena idenya tersebut dia berhasil mempromosikan bukunya tanpa uang sepeser pun.

Aksinya pun berbuah hasil, bukunya sebanyak 38.878 eksemplar laris manis habis terjual di hari pertama. Bukunya pun berhasil mengalahkan rekor muri yang didapat oleh buku pertamanya yang berjudul “Financial Revolution”.

Pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret  ini mendapatkan uang 200 juta rupiah dari Gramedia untuk mempromosikan bukunya. Namun menurutnya uang tersebut tak cukup jika untuk memasang iklan di media. Makanya dia mencari cara lain untuk mempromosikan bukunya di media yaitu dengan menaburkan uang 100 juta sehingga orang-orang penasaran akan dirinya. Sehingga dalam hitungan jam dirinya menjadi perbincangan dunia dan bukunya laris sesuai rencana.

Sejak Kecil, Tung Mengalami Kesulitan Ekonomi

Meski sekarang ayah dari seorang putri dan dua putra ini berkecukupan namun siapa sangka jika dulu dirinya hidup di bawah garis kemiskinan. Kesulitan ekonomi keluarganya dimulai ketika ayahnya mengalami kebangkrutan hingga Tung kecil harus membantu ayahnya agar tokonya laris pembeli. Namun sayang usahanya tak berjalan mulus. Meski begitu dirinya tak putus asa ia memutuskan untuk terjun ke dunia marketing untuk mengubah perekonomian keluarga.

Peruntungan itu dimulainya ketika masih berkuliah di Solo. Sembari kuliah ini menjadi penjual emas. Usahanya dimulai dengan menjual emas kakaknya kemudian dia pun mulai menjual emas dari pengusaha di Jakarta. Usahanya pun berhasil, Tung pun melebarkan usahanya hingga beberapa kota seperti Semarang, Pati, Tayu, Ambarawa dan Pekalongan.

Meski sibuk berjualan namun Tung tak menyianyiakan kuliahnya, hingga akhirnya dia dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi. Tung pun akhirnya lulus kuliah, dan diterima di salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA).

Karier Tung bisa dibilang sukses, karena dia menduduki sebagai Management Development Program. Ketika dikirim melakukan training di Jakarta pun Tung menjadi lulusan terbaik. Hingga dirinya dikirim ke BCA Cabang Surabaya untuk membenahi 22 cabang pembantu yang hasil auditnya mendapat terburuk se Indonesia.

Tung yang dtargetkan dua tahun untuk menyelesaikan masalah tersebut ternyata berhasil menyelesaikan masalah tersebut dalam waktu empat bulan. Karena tangan dinginnyalah, Surabaya menjadi kota yang memperoleh hasil audit terbaik di seluruh Indonesia.

Namun sayang Tung memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, karena ternyata penghasilannya tak cukup untuk membiayai pengobatan ayahnya di RS Mount Elizabhet, Singapura. Di tahun 2001, Tung pun memutuskan untuk bergabung ke dalam Lippo Group dan berhasil mencapai posisi Vice President. Namun karena kurang cocok dengan atasan, akhirnya Tung resign.

Untuk mengisi kekosongan Tung ingin mengikuti seminar motivator dunia favoritnya, Anthony Robin. Ternyata harga tiketnya tidaklah murah, 10 ribu dolar Amerika. Tung nekad dia tetap ingin berangkat akhirnya ia harus menjual  barang-barang yang dia punya.  Ia pun berangkat dengan menghabiskan uang Rp 158 juta.

Ternyata pengorbanan Tung tidaklah sia-sia. Seminar Anthony Robin telah mengubahnya menjadi motivator terkenal di Indonesia. Hingga dia pernah menjadi motivator dalam seminar yang dihadiri lebih dari 500 ribu peserta. Meski berhasil menjadi motivator namun Tung tak hanya ingin sekedar teori. Dia pun mempraktekan teori yang dia punya, hingga ia sukses berbisnis. Dan pada tahun 2010 perusahaan-perusahaan Tung berhasil mendapatkan omzet 48 juta dolar AS.

Meski telah sukses Tung tetap berbagi ilmunya, kini dia tetap membantu mengubah orang menjadi percaya diri, menyembuhkan orang dari trauma, phobia dan membuat breakthrough sukses. Tung pun berhasil menjadi pembicara terbaik di Indonesia dan menjadi pelatih sukses no 1 d Indonesia versi Majalah Marketing.  Tung pun berhasil menjadi Most Powerfull People & Ideas in Businnes 2005 versi majalah Muri.

Nely Merina
Nely Merina
Mengawali karir dari lembaga Pers Mahasiswa. Bergabung denga tim riset untuk menulis berbagai buku. Hobi Photography punya Moto Hidup “Berbagi itu Kesenangan”
RELATED ARTICLES