Apa Itu Supply Chain Management? Artikel Ini Membuat Paham Tentang Sistem Rantai Pasok

Bagi perusahaan yang akan meningkatkan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan distribusi maka harus memperhatikan rantai pasokannya (supply chain). Supply chain adalah segala aktivitas yang terlibat dalam proses trasformasi dan distribusi barang, mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi yang akhirnya sampai kepada konsumen akhir.

Maka dapat disimpulkan, suatu supply chain terdiri dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.  Dalam supply chain terdapat beberapa pemain utama yang merupakan  perusahaan yang mempunyai kepentingan, yaitu meliputi supplier, manufakur, distribusi, retail outlet, dan customer.

Peran Dalam Rantai Pasokan

  1. Chain 1 (Supplier), jaringan bermula dari supplier, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan sebagainya.
  2. Chain 1-2-3 (Supplier-Manufactures-Distribution), barang diteruskan ke manufaktur dan distributor. Barang yang sudah dihasilkan oleh manufaktur sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang kepada pelanngan yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain.
  3. Chain 1-2-3-4 (Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet), di sini produk diterima oleh Outlet. Pedagangan besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak pengecer. Di sini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan baiaya gudang dengan cara melakukan desan kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture maupun ke toko pengecer.
  4. Chain 1-2-3-4-5 (Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer), produk diterima oleh customer. Caranya bisa dengan para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna barang langsung.

Cara Menghitung Persen

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain, yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga, adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Nah, sedangkan manajeman rantai suplai atau yang juga disebut dengan supply chain management adalah aplikasi terpadu yang memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan di antara mitra untuk menjaga tingkat kesedian produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. Sistem ini telah diterapkan oleh beberapa perusahaan produksi di Indonesia.

Struktur rantai pasokan secara sederhana

Apa tujuan digunakannya sistem supply chain management?

Tujuan utama yang ingin dicapai dari penerapan supply chain management ini ialah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan oleh perusahaan yang meliputi berbagai hal sebagai berikut.

– Penyerahan atau pengiriman produk tepat waktu demu memuaskan konsumen.

– Mengurangi biaya.

– Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan).

– Mengurangi waktu.

– Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.

Dewasa ini masih banyak yang beranggapan bahwa supply chain management hanya menyangkut pada logistik arus barang (flow of goods), padahal jauh lebih luas karena selain logistik, rantai pasokan mencakup dan mengikutsertakan beberapa pihak terkait, termasuk aktivitas pemberlian dan outcourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor.

Jadi dapat disimpulkan dari kedua definisi di atas, supply chain adalah jaringan fisiknya, yaitu perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun yang memdistribusikannya ke pemakai. Sementara itu, manajemen rantai pasokan adalah alat atau pendekatan pengelolaannya.

Proses Bisnis dalam Rantai Pasokan

Pengelolaan supply chain yang sukses membutuhkan sistem yang terintegrasi. masing-masing unit didalam supply chain menjadi kesatuan, tidak berdiri sendiri-sendiri. kegiatan operasi pada supply chain membutuhkan aliran informasi yang berkesinambungan unruk menghasilkan produk yang baik pda saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen. untuk itu dibutuhkanlah sistem manajemen rantai pasokan ini. Menurut James R. Stick dan Douglas M. Lambert supply chain yang terintegrasi melalui proses-proses berikut ini.

Customer Relationship Management

Pengelolaan hubungan baik dengan konsumen, di mulai dengan mengidentifikasi siapa konsumen yang dituju, apa kebutuhannya, seperti apa spesifikasi yang dikhendaki oleh konsumen. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi sejauh mana tingkat kepuasan konsumen telah terpenuhi.

Customer Services Management

Berfungsi sebagai pusat informasi bagi konsumen, menyediakan informasi yang dibutuhkan secara real time mengenai jadwal pengiriman, ketersediaan produk, harga, dan lain sebagainya. Selain itu, termasuk pula pelayanan purna jual yang dapat melayani konsumen secara efisien.

Demand Management

adalah manajemen permintaan berfungsi untuk menyeimbangkan kebutuan konsumen dengan kapasitas perusahaan yang menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan point of sale dan data konsumen untuk mengurangi ketidakpastian serta meningkatkan efisiensi aliran barang dalam rantai pasok.

Customer Order Fulfillment

Proses pemenuhan permintaan konsumen tepat waktu, bahkan lebih cepat dari yang disepakati dengan biaya pemenuhan yang seminimal mungkin. Memerlukan koordinasi yang baik setiap anggota supply chain. Tujuan utamanya adalah menciptakan satu proses pemenuhan permintaan dengan lancar mulai dari pemasok bahan baku sampai konsumen akhir.

Manufacturing Flow Management

Proses produksi diupayakan sedemikian rupa agar secepat mungkin dapat menyediakan produk yang diperlukan dengan tingkat persediaan minimal. Untuk itu diperlukan persiapan yang memadai dan kesesuaian permintaan dengan kapasitas produksi. Untuk mencapainya maka diperlukan hubungan yang baik dengan pemasok-pemasok yang terkait.

Product Development dan Commercialization

Mulai dari evaluasi kebutuhan konsumen dan keluhan-keluhan yang ada dari produk yang telah dipasarkan. Pengembangan produk baru memerlukan kerjasama yang baik dengan para pemasok untuk menjamin ketersedian bahan baku yang diperlukan.

Returns

Pengelolaan produk kembalian merupakan proses yang penting dan dapat dijadikan sebagai keunggulan daya saing perusahaan. kinerja pengelolaan produk kembalian bisa diukur dari parameter “Return to Available”, ialah waktu yang diperlukan untuk mengganti produk kembalian.

Menurut Turban, Rainer, Poter terdapat 3 macam komponen rantai pasokan, yaitu:

  1. Rantai suplai hulu (para pemasok)/Upstream Supply chain, meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurnya. Dalam rantai komponen ini aktivitas uatamanya adalah pengadaan.
  2. Manajemen inernal suplai Rantai/ Internal supply chain management, meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu dnegan perhatian nutama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
  3. Segmen Rantai Suplai hilir (para distributor)/ Downstream supply chain segment, meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di komponen ini yang diperhatikan adalah pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after sales service.

Aktivitas manajemen Rantai Pasokan:

– Meramalkan permintaan pelanggan

– Membuat jadwal produksi

– Menyiapkan jaringan transportasi

– Memesan persedian pengganti dari para pemasok

– Mengelola persedian: bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi

– Menjalanka produksi

– Menjamin kelancaran transportasi sumber daya kepada pelanggan

– Melacak aliran sumber daya material, jasa, informasi dan keuangan dari pemasok, di dalam perusahaan dan kepada pelanggan.

Hambatan dalam Sistem Manajemen Ratai Pasokan

Dalam prakteknya manajemen ratai pemasok ini terbilang sangat kompleks dan tidak dipungkiri cukup banyak hambatan, sehingga membutuhkan perncanaan sampai tahap evaluasi dan countinous improvement. Berikut ini hambatan-hambatan yang akan dialami pada saat mengimplementasikan manajemen rantai pasokan.

Menambah Variasi Produk

Semakin banyaknya keinginan konsumen, sekarang ini strategi produsen bukan lagi dengan melakukan pembagian segment customer, namun kini banyak produsen yang menyesuaikan dengan keinginan individu. Sehingga semakin banyaknya jenis produk dan jumlah permintaan yang tidak menentu dari masing-masing produk tersebut membuat produsen semakin kwalahan dalam memuaskan keinginan dari konsumen.

Menurunnya Umur Produk Dipasarkan

Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahaan semakin kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang. Hal ini karena untuk mengatur pasokan barang tertentu maka perusahaan membuthkan waktu yang tertentu juga.

Meningkatnya permintaan konsumen

Manajemen rantai pasok berusaha mengatur peningkatan secara cepat, karena sekarang konsumen semakin menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk strandar.

Fregmentasi kepemilikan rantai pasokan

Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai masing-masing kepentingan, sehinga hal ini membuat manajemen rantai paasok lebih sulit dan kompleks.

Globalisasi

Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi di berbagai pelosok dunia.

Strategi Manajemen Rantai Pasokan Untuk Memecahkan Masalah

Untuk mencapai tujuan yaitu memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruan oleh perusahaan, maka manajemen rantai pasokan juga harus memiliki strategi. Strategi tersebut pula lah yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan sehingga dapat menjamin aliran fisik dan aliran informasi yang lebih efektif dan efisien. Berikut ini adalah faktor yang cukup penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan agar dapat menjaga supply chain tetap sehat dan seimbang.

– Melakukan outsourcing (dengan menggunakan sumber dari pihak luar) daripada dilakukan sendiri selama ada permintaan yang meningkat.

– Membeli input secara langsung daripada harus memproduksi sendiri terlebih dahulu.

– Menciptakan “strategic partnership” dengan supplier.

– Menggunakan pendekatan “just in time” dalam melakukan pembelian, yang mana supplier mengirimkan kuantitas/dalam jumlah kecil marerial yang dibutuhkan.

– Mengurangi waktu tunggu selama pembelian dan penjualan.

– Menggunakan supplier sedikit atau seminimum mungkin

– Memperbaiki hubungan antara supplier dan buyer

– Melakukan proses produksi setelah ada order.

– Mencapai permintaan yang akurat melalui kerjasama yang lebih dekat dengan supplier.

Hal-hal yang perlu Direncanakan Sebelum Membangun Sistem Manajemen Rantai Pasokan

Untuk membangun sistem manajemen rantai pasokan yang optimal, terlebih dahulu harus memperhatikan ke lima hal berikut, yaitu perencanaan, pemasokan, pembuatan, pengantaran, pengembalian.

– Perencanaan adalah proses awal yang harus dipikirkan, di mana meliputi awal bagaimana membuat suatu tolok ukur untuk menentukan efisiensi, harga kualitas dan nilai pada pelanggan.

– Pemasokan, tahap dimana Anda memutuskan untuk memilih pemasok-pemasok yang paling baik dengan tolok ukur untuk menjaga kualitas, komitmen, penerimaan barang, pemeriksaan, pemindahan ke pabrik, serta pembayaran.

– Pembuatan, dalam hal ini merupakan langkah pabrikasi, menentukan langkah-langkah yang diperlukan unruk pembuatan, pemeriksaaan, pemaketan, dan persiapan pengiriman. Tentukan tolok ukur yang jelas tentang tingkat kualitas, tingkat produksi dan produktivitas karyawan.

– Pengantaran, adalah bagian logistik. Atur penerimaan pemesanan dari pelanggan, buat jaringan pergudangan, pilih ekspedisi pengiriman barang, dan juga masalah pembayaran.

– Pengembalian, bagian ini menangani masalah pengembalian barang cacat atau produksi berlebihan dari pelanggan.

Keterlibatan IT dalam Manajemen Rantai Pasokan

ada banyak keterlibatan IT dalam manajemen rantai pasok, diatara lain adalah:

Enterprice resource planing (ERP), yaitu suatu metode mengatur seluruh proses bisnis yang ada dalam perusahaan dengan perangkat lunak yang dapat diakses dengan real-time, baik menyangkut otomasi back-end office system , fornt-end office system, maupun dalam hal peningkatan efisiensi, kualitas dan produktifitas serta keuntungan.

Inter Organizations Information System, adalah sistem yang bekerja untuk mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi yang berada dalam dua atau lebih organisasi guna meningkatkan efesiensi proses transaksi bisnis seperti pemesanan, penagihan, pembayaran maupun lainnya.

Electronic Data Interchange (EDI), sebuah sistem yang berkaitan dengan standar perpindahan data yang berhubungan dengan transasksi bisnis antara komputer.

Vritual Enterprice, jaringan dari beberapa perusahaan yang idependen, sangat mungkin dahulunya sesama kompetitor, bersama-sama dan bekerjasama dalam mempercepat peningkatan keuntungan dan meraih kesempatan dengan menggunakan information dan communication technology.

E-commerce, layanan yang mendukung proses pembelian, penjualan, pengiriman maupun pertukaran produk, service maupun informasi melalui bantuan jaringan komputer, termasuk juga internet.

Penerapan Manajemen Rantai Pasokan di Indonesia

Manajemen rantai pasok mengutamakan arus barang antar perusahaan, mulai dari awal kegiatan sampai poroduk akhir. Sistem ini sudah tidak cukup banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahan di negera maju, termasuk juga di Indonesia. Hal ini dikarekanan hubungan antara setiap sub sistem yang terlibat pada umumnya masih tersekat-sekat sehingga sulit untuk bersaing di pasar bebas. Ini bisa dibktikan dari terpisahnya oprasional antara sub sistem hulu sampai dengan sub sistem hilir yang disebabkan oleh sub sistem banyak diperankan oleh pengusaha dalam skala produksi kecil dan tidak memiliki posisi tawar yang kuat.  dengen begitu solusinya hanyalah mentransformasikan struktur yang tersekat tersebut kapada struktur integrasi yang vertikal.

pembangunan sistem yang terintegrasi dalam industri perternakan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing. Tapi haruslah dikembangkan dnegan bentuk-bentuk yang mampu mengakomodasi pelaku-pelaku industri yang terkait didalam rantai pasokan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil oleh para perusahaan yang terkait di dalamnya untuk perbaikan sistem sehingga manajemen rantai pasokan dapat berkembang secara baik di Indonesia adalah:

Pertama, penekanan pada pembangunan dan pemeliharaan dalam rantai pasokan, yaitu pembentukan hubungan antar rantai agar lebih spesifik. contohnya pada volume, mutu, distribusi, tergantung kekurangan pada bidang usaha sehingga terbentuk pola yang terpadu dan saling terikat.

Kedua, pengontrolan terhadap persedian pasokan yang harus dilakukan sehingga dapat effisien dalam biaya. contohnya jumlah pasokan disesuaikan dengan jumlah  produk yang dapat dijual yang menghasilkan kestabilan persedian bahan baku dan tidak terjadi penumpukan stok yang berakibat pada peningkatan biaya penyimpanan.

Ketiga, buat perhitungan terhadap penentuan lokasi dan transportasi dalam rantai jaringan serta memperhatikan dampak terhadap biaya persedian. ini akan berpengaruh pada tingkat kepekaan konsumen.

Empat, pembentukan sistem informasi antara uang bertugas dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi kepada setiap perusahaan yang terkait di dalamnya. dengan ini akan mendukung kinerja dan produktivitas dari masing-masing pelaku yang ada didalam rantai pasokan.