Thursday, November 21, 2024
spot_img
HomeUlasan UKMSagon Zaya, Ingin Lestarikan Makanan Tradisional

Sagon Zaya, Ingin Lestarikan Makanan Tradisional

Ingin mengajak masyarakat agar bisa mencintai makanan tradisional dari negeri sendiri. Itulah yang menginspirasi Gumanti Asih membuat makanan yang bernama Sagon Zaya. Berbeda dengan sagon kebanyakan yang terbuat dari ketan, sagon ini terbuat dari kacang ijo.

Sehingga harga jualnya lebih mahal dibandingkan dengan sagon ketan. Ini yang lah alasan mengapa pasar kurang tertarik untuk membelinya. Apalagi sagon ketan memang identik dengan harganya yang murah dan dijual pada saat lebaran.

Meski begitu, Gumanti Asih tetap memproduksinya, ia yakin peluang usaha ini pasti laku di pasaran. Dengan bermodalkan uang 1,5 juta rupiah akhirnya dia membuat sagon yang terbuat dari kacang ijo. Namun sayang prediksinya benar, karena harga Sagon Zaya yang terlalu mahal sehingga ketika ditawarkan ke toko produk Zaya pun ditolak.

Untungnya tak semua toko menolak, ada yang menerimanya ditambah lagi dengan promosi yang dilakukan oleh kantor-kantor dinas, seperti dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas koperasi. Selain itu, beberapa teman-teman Gumanti juga membantu promosi usahanya. Hingga Sagon Zaya yang tadinya sulit laku sekarang total produksi 700 pak/bulan padahal awal usaha produksinya hanya 50 pak/bulan. Bisa dibilang kenaikan rata-rata produksi per bulan 100pak.

Ketika banyak pemesanan akhirnya kemasan Zaya pun mulai diperbaharui karena ternyata kemasan memang berpengaruh juga pada pemasaran. Awalnya kemasan pertama Sagon Zaya masih berupa plastik yang disablon. Lalu pada bulan April, dengan menggunakan sebagian dari keuntungan, kami mengganti kemasan Zaya dengan paper bag. Dan sekarang, Sagon Zaya sudah menggunakan box dengan harga jual Rp 25 ribu per boxnya.

Usaha yang dikerjakan awalnya hanya dikerjakan sendirian kini sudah memiliki empat orang karyawan ini bisa menghasilkan rata-rata omset per bulan Rp 5 juta. Meski begitu, bisnis yang dijalankan di Desa Nampudadi, Kebumen, Jawa Tengah ini untuk pemasaran dan promosi, masih terkendala dengan distribusi. Sehingga masih menggunakan jasa pengiriman. Gumanti Asih berharap, suatu saat Sagon Zaya bisa terkenal hingga keluar Kebumen bahkan luar negeri. Sehingga masyarakat lebih cinta dengan makanan tradisional produksi kue kering sagon kacang ijo.

Nely Merina
Nely Merina
Mengawali karir dari lembaga Pers Mahasiswa. Bergabung denga tim riset untuk menulis berbagai buku. Hobi Photography punya Moto Hidup “Berbagi itu Kesenangan”
RELATED ARTICLES