Melihat Manfaat Roadmap e-Commerce bagi Industri Perdagangan Online Indonesia?

roadmap ecommerce indonesia

Roadmap e-Commerce akhirnya resmi lahir setelah empat tahun lebih mengalami kebuntuan berkepanjangan. Sejak tanggal 10 November 2016, roadmap e-Commerce diumumkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Daerah, Darmin Nasution bersama dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.

Roadmap e-Commerce tersebut akan dijadikan landasan pembangunan e-Commerce ke depannya. Keluarnya roadmap e-Commerce ternyata mendapat sambutan yang baik karena tak tanggung-tanggung, Presiden Jokowi langsung menjadikannya sebagai paket Kebijakan Ekonomi ke 14.

Sebelum membahas roadmap ecommerce lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui istilahnya roadmap ecommerce. Istilah e-Commerce sebenarnya diambil dari bahasa Inggris yaitu electronic e-commerce (e-Commerce) atau perdagangan elektronik. Yang artinya sebuah aktivitas penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televise atau jaringan computer lainnya.

Sementara roadmap adalah peta jalan atau lebih dikenal dengan nama blue print atau grand design yang berisikan rencana kerja yang menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan beberapa tahun ke depan. Roadmap sendiri diterapkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan seperti ekonomi, transportasi, kesehatan, birokrasi, teknologi informasi dan lain-lain. Begitu juga dengan roadmap e-Commerce di Indonesia.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) permasalahan utama yang dihadapi e-Commerce di Indonesia yakni keengganan pengguna internet untuk berbelanja online karena alasan keamanan karena banyaknya penipuan terjadi. Misalnya barang yang dibeli tidak sesuai dengan ekspektasi baik kualitas, ukuran hingga ada beberapa bagian yang rusak. Sehingga mereka enggan untuk membeli.

Bahkan 21,5 persen pengguna internet masih merasa masih nyaman untuk berbelanja konvensional karena mereka ingin merasakan dulu barang yang akan mereka beli agar sesuai dengan keinginan. Selain itu masalah payment (pembayaran) juga yang buat mereka tak memilih belanja online. Karena mereka tak memiliki kartu kredit atau debit sehingga lebih menyukai belanja konvensional yang bisa menggunakan uang tunai.

Oleh sebab itu pemerintah meresmikan roadmap e-commerce. Berikut 8 Delapan Aspek Roadmap e-Commerce yaitu

  1. Pendanaan

Bentuk pendanaan yang ada di roadmap ini ada enam jenis yaitu (1) Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk tenant pengembang platform. (2) Hibah yang diberikan untuk incubator bisnis pendamping start-up, (3) dana USO yang diberikan untuk UMKM digital dan start-up (4) Angel Capital yang biasanya diperlukan ketika startup merugi (5) seed capital dan crow funding.

2 Perpajakan

Roadmap e-Commerce

Dalam roadmap ini perpajakan yang ada dalam bentuk (1) pengurangan pajak bagi investor local yang investasi di start-up, (2) penyederhanaan izin atau prosedur perpajakan bagi startup yang omzetnya di bawah Rp 4,8 miliar/tahun, (3) persamaan perlakuan perpajakan sesama pengusaha e-Commerce baik asing maupun domestik.

  1. Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumennya dilakukan melalui (1) harmonisasi regulasi yang menyangkut sertifikasi elektronik, proses akreditasi, kebijakan mekanisme pembayaran, perlindungan konsumen dan pelaku industry e-Commerce dan skema penyelesaian sengketa dan (2) pengembangan national payment gateway secara bertahap.

Program Kerja dari Perlindungan konsumen sendiri meliputi

  • Sertifikasi elektronik, proses akreditasi pelaku,
  • perlindungan terkait transaksi pembayaran,
  • fintech dan national payment gateway,
  • Dispute resolusi jika terjadi sengketa dengan konsumen
  1. Pendidikan dan SDM

Terdiri dari kampanye kesadaran e-Commerce (2) program incubator nasional (3) kurikulum e-Commerce dan (4) edukasi e-Commerce kepada konsumen, pelaku dan penegak hukum.

  1. Logistik

Dalam roadmap ini sistem logistik nasional atau (SISLOGNAS) akan ditingkatkan kecepatannya melalui pengirimannya disertai dengan dikuranginya biaya kirimannya. Semua yang telah tertera dalam blue print sislognas dan akselerasi tersebut akan ditujukan untuk pungutan usaha kurir lokal dalam upaya mendukung pengembangan e-Commerce lokal.

Pada peta jalan ecommerce, logistik ini memiliki 4 strategi yang digunakan dengan memanfaatkan system Logistik Nasional (Sislognas) (2) Revitalisasi, restrukturisasi dan modernisasi PT Pos Indonesia (Persero) sebagai penyedia jasa pos nasional (3) pengembang alih daya fasilitas logistic e-Commerce dan (4) pengembang logistic dari desa ke kota.

  1. Infrastruktur Komunikasi

Membangun jaringan infrastruktur pendukung kegiatan e-Commerce ini melalui pembangunan jaringan internet kota atau kabupaten desa.

  1. Keamanan Siber (cyber security)

Dengan cara menyusun model system pengawasan nasional dalam transaksi e-Commerce dan mengembangkan kesadaran public mengenai kejahatan di dunia maya. Selain itu juga untuk menyusun SOP terkait dengan penyimpanan data konsumen dan sertifikasi keamanan data konsumen.

8. Pembentukan Manajemen Pelaksana

Pembentukan manajemen pelaksana yang secara tersistematis dan terkordinasi akan melakukan monitoring dan evaluasi implementasi pela jalan e-Commerce.

e-Commerce Lokal Diharapkan Sudah Memiliki Sertifikat Elektronik

Mengenai teknologi fintech, trust dan keandalan transaksi maka e-commerce lokal diharapkan bisa memiliki sertifikat elektronik yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai digital signature  atau tanda tangan digital yang akan mulai berlaku di pertengahan 2017.

Kemenkominfo sendiri mau menjadi Certificate Authority (CA) yang segera dibentuk melalui Perpres Cyber Security di pertengahan tahun ini. Penggunaan CA sendiri kini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 82/2014 mengenai penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik dan pasal 13-14 UU ITE.

Selain itu CA lokal juga telah disiapkan melalui Lembaga Sandi Negara, BPPT dan Dirjen Pajak. Sementara yang akan mengajukan minatnya adalah Peruri, PT Inti, Telkom, Bahkan OJK yang telah berminat menjadi pengawas dan pengembangan CA untuk Fintech.

Lewat Roadmap e-Commerce Maka Pemerintah Akan Permudah Pendanaan e-Commerce lewat Paket ke XIV. Apa itu Paket ke XIV?

Dan meski pertumbuhan e-Commerce semakin meningkat namun siapa sangka dibalik itu para pelaku e-Commerce justru kesulitan dalam hal pendanaan. Sehingga Menteri Komunikasi dan informatika, Rudiantara mengatakan pemerintah akan mendahulukan roadmap mengenai peraturan yang berkaitan dengan pendanaan.

Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk memudahkan e-Commerce untuk mendapatkan pinjaman dana yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri. Dalam permen tersebut pemerintah akan memberikan insentif dan penjaminan kepada lembaga penyalur pinjaman untuk mendukung pertumbuhan bisnis e-Commerce.

Pemerintah memberikan insentif dan penjaminan kepada lembaga penyalur pinjaman untuk mendukung pertumbuhan bisnis e-Commerce tersebut agar pertumbuhan transaksi online di Indonesia bisa mencapai target di tahun 2020, yakni US$130 miliar.

Dalam Roadmap e-Commerce, Pemerintah Mengeluarkan Kebijakan Pajak 1 %

Selang sehari kebijakan roadmap e-Commerce diluncurkan, esok harinya roadmap tersebut diusulkan akan dijadikan paket kebijakan XIV. Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mengatakan bahwa dengan kebijakan ini diresmikan maka ditargetkan 1000 teknopreneur yang digadang-digadang akan segera terwujud. Begitu juga dengan valuasi bisnis yang nilainya mencapai US$10 miliar.

Namun ada yang mengecewakan dengan paket tersebut karena pemerintah menetapkan pembayaran pajak 1% untuk UMKM yang memiliki omzet 4,8 miliar. Meski hanya 1 % namun bagi sebagian UMKM terlalu berat.

Sayangnya keberatan itu tidak mendapatkan respons yang positif dari Direktru Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama. Hestu Mengatakan PPH sebesar 1% tersebut sudah sangat ringan jika dibandingkan dengan WP orang pribadi yang mencapai 30%. Meski begitu pendapat UMKM tersebut akan dikaji ulang dengan melihat dampak yang lebih luas mengenai kebijakan paket tersebut.

Industri e-Commerce Indonesia Dinilai Paling Dinamis dan Ditargetkan Menjadi Leader e-Commerce Dunia

Industri e-Commerce di Indonesia dinilai yang paling dinamis di kawasan Asia Pasifik. Data  Euro Moneter memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia di tahun 2020 akan mencapai angka 5,6% sementara nilai bisnis e-Commerce Indonesia akan tumbuh 37%.

Dan meski saat ini pasar e-Commerce Indonesia memang masih menjadi nomor tiga di dunia di bawah China dan India. Namun, beberapa tahun yang akan e-Commerce Indonesia akan menjadi leader e-Commerce dunia. Karena ditopang oleh peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang sudah mampu mengakses internet. Data menunjukkan bahwa 7 di antara 10 orang telah menggunakan smartphone sehingga mereka akan berpikir praktis bahwa transaksi jual beli tak harus melalui tatap muka bisa langsung lewat dunia maya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun meyakini bahwa Indonesia akan mampu menjadi kekuatan penting dalam ekonomi digital dunia. Sekedar informasi bahwa total e-Commerce global di tahun 22015 mencapai US$16,6 triliun, nilai ini berasal dari e-Commerce yang menggunakan model business to business sebesar US$15 triliun sementara business to customer mencapai US$1,6 triliun.

Roadmap Diresmikan, e-Commerce Justru Diramalkan Banyak yang Tumbang

Pro kontra, mengenai roadmap memang ramai jauh sebelum roadmap diresmikan. Kebanyakan dari pelaku e-Commerce mengatakan bahwa ada atau tak ada roadmap, e-Commerce Indonesia akan tetap berkembang.

Seperti yang dikatakan oleh Chief Marketing Officer Lazada, Sebastian Sieber kepada wartawan mengatakan bahwa ada atau tidaknya roadmap industri e-Commerce akan tetap tumbuh. Terlihat dari semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia. Meski begitu dengan adanya roadmap maka kepercayaan pembeli akan bertambah karena sistem keamanan telah dibantu oleh pemerintah.

CEO Blibli.com, Kusumo Martanto, CEO Blibli.com juga menanggapi positif roadmap e-Commerce, menurutnya dengan adanya roadmap e-Commerce maka perjalanan bisnis online di Indonesia semakin meningkatkan geliat ekonomi kreatif.

Menurut Survei Digital Marketing W&SIndonesia ada 5 brand e-Commerce terpopuler di Indonesia yaitu

 

Rank

 

Brand

Top of MindExpansiveEver UsedLast PurchasedIntentionPopular Brand Index
1stLAZADA26.231.165.13224.828.3
2ndZalora30.323.856.6252325.9
3rdTokopedia4.315.135.5139.810
4thMatahari Mall5.812.237.210.311.49.6
5thBlibli.com2.46.722.85.25.44.7

5 tahun yang lalu, tepatnya Maret 2012 Lazada didirikan di Indonesia. E-Commerce yang berkantor pusat di Berlin Jerman ini kini melesat mengalahkan brand-brand ecommerce lokal seperti Bukalapak.com, tokopedia, mataharimall dan Blibli.com.

Anak perusahaan Lazada Group yang berkantor pusat di Singapura tersebut kini nilai popular brand index-nya mencapai 28,3 mengalahkan Zalora, e-Commerce yang berkantor pusat di Singapura juga. Dengan modal dana mencapai US$686 juta, Lazada sering disebut sebagai Amazonnya Indonesia. Selain karena total nilai transaksinya yang telah mencapai US$1,3 Miliar per tahunnya tapi juga gudang yang mereka miliki seluas 12.000 meter persegi yang berada di kawasan Cakung Jakarta Utara.

Bahkan kini Lazada Group telah memperkuat posisinya menjadi portal e-Commerce di Asia Tenggara yang kini memiliki 16 juta produk gabungan dari lokal, internasional dan eksklusif. Strategi Lazada dalam menarik konsumen adalah dengan flash sale yang mereka selenggarakan bersama dengan vendor gadget. Dam sayangnya pada 12 April 2016 mayoritas saham Lazada telah diakuisisi oleh raksasa e-Commerce Cina yaitu Alibaba.

Tokopedia, Total Transaksi Perbulan Melebih 6 Juta Transaksi

roadmap e-commerce

Merupakan marketplace lokal Indonesia yang berdiri sejak tahun 2009. E-Commerce ini mengadopsi pembayaran milik sistem rekening bersama. Kini Toko Online yang didirikan oleh Wiliam Tanuwijaya tersebut telah mendapatkan pendanaan dari pemodal ventura global dengan nilai mencapai Rp1,3 triliun. Sementara total transaksinya telah melebihi 6 juta transaksi per bulannya.

Bukalapak.com Pencapaiannya hingga Rp 10 triliun

Roadmap e-Commerce

e-Commerce yang dibangun oleh Achmad Zaky ini mengadopsi jenis pembayaran rekening bersama yang disebut dengan BukaDompet. Kini memasuki usia ke tujuh, Bukalapak mengalami nilai transaksi online yang fantastis. Tercatat total page view nya di tahun 2016 meningkat hingga 16 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan jumlahnya dari 800juta menjadi 13,4miliar page view.

Selain itu e-Commerce yang didirikan sejak 2010 oleh nilai transaksinya telah mencapai Rp 10 triliun. Tak hanya itu Bukalapak juga mencapai peningkatan pelapak yang telah tergabung dalam platform ini. Misalnya di tahun 2014, e-Commerce asli Indonesia ini baru memiliki 100.000 pelapak, tahun 2015 pelapaknya mencapai 400.000 pelapak sementara tahun 2016 mencapai 1,3 juta pelapak.

 Blibli.com, e-Commerce Asli Indonesia yang Mampu Mencapai Urutan 5

Roadmap e-Commerce

Perjalanan Blibli di Indonesia kini sudah memasuki tahun ke enam. e-Commerce lokal ini tepat berdiri pada tanggal 25 Juli 2011 oleh PT Global Digital Niaga (GDN) yang merupakan anak perusahaan dari PT Global Digital Prima. E-Commerce yang berasal dari istilah Indonesia ‘beli-beli’ ini didirikan oleh Kusumo Martanto.

Perusahaan yang bergerak dalam transaksi online ini di tahun 2012 pernah meraih penghargaan The Best e-Commerce dari ajang Gadget Award 2012. Penghargaan ini diterima berkat apresiasi konsumen atas konsistensinya Blibli.com dalam menghadirkan gadget terbaru, promo menarik yang memanjakan gadget lover dan program komunikasi yang kreatif. Meski tak sepopuler Lazada dan Zalora, namun e-Commerce asli Indonesia ini mampu menduduki peringkat lima e-Commerce terpopuler dengan total index 4,7 di bawah Tokopedia dan Mataharimall.

Mataharimall.com, Meski Pendatang Namun Masuk ke Dalam 5 Besar

Roadmap e-Commerce

Meski pendatang baru di dunia e-Commerce namun jangan pernah remehkan. Karena Mataharimall.com ternyata mendapat peringkat 4 dengan index popular brand mencapai angka 9.6. Kini e-Commerce yang diluncurkan sejak tanggal 9 September 2015 telah memiliki 400 karyawan yang siap melayani pembeli hingga 200ribu pelanggan per harinya.

Situs belanja milik Lippo Group ini memiliki strategi yang unik yaitu online. Mereka juga telah memanfaatkan jaringan toko offline Matahari Departemen Store sehingga loker-loker yang khusus di letakan di stasiun kereta api sebagai wadah pengiriman barang.

Bhineka.com, e-Commerce Tertua di Indonesia

Meski tak masuk ke dalam lima besar namun keberadaan Bhinneka.com patut diperhitungkan dalam industri e-Commerce tanah air. Karena mereka mampu bertahan hingga memasuki usia 24 tahun. Awalnya Bhinneka.com bukanlah e-Commerce seperti sekarang, hanya sebuah perusahaan yang mendistribusikan produk IT seperti PC Build Up dan PC Compatible, Peripherals, rancang bangun perangkat lunak jasa jaringan (Lan/Wan), solusi video editing hingga pusat service.

Namun saat krisis ekonomi menimpa tanah air hingga mengakibatkan kelumpuhan di berbagai perusahaan termasuk Bhinneka.com. Hingga karyawannya berkurang hingga seperlimanya, tinggal 24 dari 129 karyawan. Di saat krisis itulah ide muncul, model bisnis perusahaan yang bernama PT Bhinneka Mentari Dimensi tersebut akhirnya memutuskan mengubah bisnis modelnya menjadi model online store dengan menggunakan program yang masih sangat sederhana yaitu HTML. Padahal saat itu internet belum berkembang di Indonesia ditambah lagi para karyawannya masih buta internet.

Namun tak menyurutkan Bhinneka untuk pindah haluan demi bisa bertahan di tengah krisis yang berkepanjangan. Kini Bhinneka.com bisa bertahan di tengah persaingan yang cukup tajam. Padahal toko online yang seusia dengannya sudah tumbang.

Kini dunia e-Commerce Indonesia diwarnai dengan muncul dan tumbangnya e-Commerce bahkan setelah terbitnya roadmap justru pelaku e-Commerce diramalkan banyak yang akan tumbang. Itulah yang namanya bisnis, bertahan dan berguguran bukan hanya terjadi dalam bisnis online namun juga bisnis konvensional. Yang pasti Roadmap e-Commerce bukan untuk mempersulit para pelaku apalagi membuat mereka berguguran. Namun dengan roadmap ini akan benar-benar terlihat siapa e-Commerce yang mampu bertahan.