“Daripada hanya menangis meratapi nasib karena suami di PHK, lebih baik saya minta diajarkan buat siomay oleh pedagang siomay keliling,” kata Ira Poespita seorang pengusaha Siomay Puspita Food di Pujasera blok F/07 pertokoan blok m square. Jakarta selatan.
Dia tak mengira usahanya dibidang kuliner ternyata berkembang meski diawal merasa kesulitan. Karena dia memang tak memiliki skil bisnis dan tak memiliki bakat dalam berjualan. Ditambah lagi dirinya memang tak bisa membuat siomay. Hingga akhirnya dia memberanikan diri minta diajari tukang siomay keliling dan mulai berjualan di pinggir lapangan SD 07 Beji.
Lama kelamaan dia memberanikan diri mengembangkan usahanya yang diberi nama Puspita Food namun ternyata tak mudah kesulitan demi kesulitan datang menghadang, salah satunya ketika wajahnya pernah habis terbakar karena tersiram dandang siomay di Pasar Pagi Juanda. Ditambah lagi naik turunya pesanan yang sangat tergantung dari jumlah pesanan untuk pernikahan.
Namun untunglah saat ini sudah sembuh dan bisa memulai berjualan lagi. Dan kini sedang memikirkan bagaimana konsep branding siomay. Ira pun kini mulai rajin mengikuti bazar-bazar mulai dari skala kecil hingga skala besar di JCC dan Istora senayan.
Menjadi Pengusaha Itu Butuh Mental Luar Biasa
Selain mukanya yang rusak tersiram minyak panas, sebenarnya masih banyak pengalaman manis dan pahit pengusaha yang mengikuti komunitas Tangan Diatas (TDA) ini alami selama jualan. Mulai dari kecelakaan masuk gorong gorong dengan semua barang dagangan. Bahkan pernah mengalami pengusiran dan semua dagangan diangkut oleh Satpam UI. Namun bagi Ira itu hanyalah sebagai cerita indahnya, jika kelak dia menjadi pengusaha yang sukses.
Dan kini meski dengan sistem mencicil dirinya bisa memiliki counter di mall. Dan memiliki dua cabang Puspita Food di Pasar Minggu Pagi dan di Jl. Ir Haji Juanda. Margonda. Pengusaha siomay yang memang penyuka siomay ini tak ingin berpuas diri, dia ingin mengembangkan usahanya lagi dengan membuat siomat berbagai macam rasa dan warna. Sehingga siomay yang dia buat memang berbeda. Seperti siomay rainbow, warna kuning dari wortel import, ungu dari buah naga, merah terbuat dari terong Belanda atau strawbery. Dan jangka ke depan dia ingin memiliki target counter Puspita Food sudah terpenuhi dan memiliki mobil operasional serta memperbanyak reseler.
Menurutnya menjadi pengusaha dengan modal pinjaman seperti dirinya memang dibutuhkan kegigihan dan mental yang sangat luar biasa. Ira memulai usahanya dengan uang satu juta rupiah yang dia pinjam dari bank keliling. Dan kini dia sudah mengembalikan modalnya karena omsetnya yang didapat memang diatas dari modal awal yaitu sekitar 50-60 juta sebulan. Dengan jumlah pesanan mencapai 100 kg – 200 kg. Dan kini dia sudah memiliki tiga karyawan padahal diawal hanya dia dan suaminya yang menghandel Puspita Food ini.
Ia berpikir setiap masalah pasti ada jalan keluarnya termasuk ketika suaminya kehilangan pekerjaannya. Jadi daripada meratapi nasib lebih baik berbisnis.