Memiliki kemampuan mengatur keuangan ala miliarder harus dimiliki oleh pengusaha. Mengapa? Karena dengan modal itulah bisnis bisa terhindar dari kondisi keuangan yang tidak sehat yang akan menuntun bisnis Anda ke jurang kematian alias gulung tikar. Orang-orang yang sudah sukses di dunia bisnis pun mengiyakan hal tersebut. Di mana bisnis yang sehat itu adalah yang keuangannya bersih dari piutang dan alur kasnya jelas. Namun semakin tingginya permintaan konsumen dan juga pekembangan teknologi yang mau tidak-mau harus diikuti maka membuat pengusaha harus mengeluarkan modal kembali. Alih-alih mengembangkan dengan melakukan segala cara, tapi malah menambah hutang baru dengan meminjam modal yang berlebihan ke bank atau lembaga pinjaman. Brikut adalah cara mengatur keuangan usaha dari beberapa pengusaha sukses.
Chairul Tanjung, Disiplin Memutar Keuntungan Usaha
Pada bukunya berjudul Chairul Tanjung Si Anak Singkong Chairul Tanjung memberikan tips bagaimana memanajeman keuangan usahanya, salah satunya adalah dengan disiplin memutar uang keuntungan usaha. Bahkan metode mengatur keuangan ini sudah ia lakukan pada jaman kuliah dulu. Ia menceritakan pengalamannya yang saat itu mendapatkan keuntungan yang cukup besar dengan menawarkan jasa foto copy pada teman-temannya.
Anak singkong ini bercerita pada saat itu ada buku kuliah yang harus difoto copy, otak berbisnisnya pun langsung berkerja dan menawarkan jasa foto copy yang lebih murah. Bagaimana ia bisa mendapatkan untung? Saat itu biaya fotokopi rata-rata masih Rp 500 per buku. Nah, agar dapat untung dia kemudian mencari tempat fotokopi murah yang harganya Rp150 per buku. Lalu kemudian ia menawarkan buku tersebut kepada teman-temannya dengan harga Rp300.
100 teman kuliahnya ternyata mau membeli buku dengan harga lebih terjangkau tersebut. Dia mendapatkan untung Rp150 X 100 orang, yaitu Rp15 ribu. Dari keuntungan Rp15 ribu itu ia gunakan untuk memutar kembali modal sehingga uangnya terus berkembang.
Dia lantas mengembangkan usaha cetak fotokopi untuk buku diktat. Bukan hanya teman-teman kuliahnya, dosen-dosen pun mulai menjadi pelanggannya. Dari keuntungan Rp15 ribu, labanya terus meningkat menjadi puluhan ribu dan kemudian menjadi ratusan ribu rupiah
Ingvar Kamprad, Stop Pengeluaran yang Tidak Perlu
Sedangkan ingvar Kampard pemilik perusahaan distributor furniture rumah asal Swedia ini mengatakan bahwa cara mengatur keuangan yang baik adalah dengan menghindari pengeluaran yang tidak terlalu diperlukan meskipun kekayaan yang kita miliki sanggup untuk membeli semuanya. Ingvar malah pernah mengatakan ia lebih baik naik pesawat kelas ekonomi ketimbang membeli jet pribadi meskipun secara finansial ia bisa melakukan hal itu. Pada buku biografinya dia juga mengatakan semua simbol-simbol sosial yang menandakan sesorang itu berstatus tinggi adalah hal yang sia-sia. satu-satunya yang benar-benar kita butuhkan adalah kekuatan dari sebuah keinginan.
Li Ka-Shing, Bagi Keuntungan dengan Proporsional
Konglomerat yang dinobatkan majalah Forbes sebagai orang terkaya di Asia Tenggara pada tahun 2010 ini sukes di berbagai bidang bisnis. Investor sekaligus pengusaha ini sukes membawa nama perusahaan real estate Cheung Kong dan mengakuisisi Hutchison Whampoa Limited dari HSBC yang merupakan perusahaan yang bergerak di industri manufaktur berbasis di Hongkong. Dikutip dari e27.co kunci sukses manajemen keuangan Li Ka-shing adalah dengan selalu membagi keuntungan sesuai dengan proporsinya. Misalnya pendapatan bulanan kita menghasilkan kurang lebih Rp 4 juta perbulan. Hasil itu harus dibagi menjadi 5 bagian, yaitu investasi sebanyak 25% (Rp 1jt), Biaya hidup sebanyak 30% (Rp 1.2 jt), untuk bersosialisasi 20% (Rp 800 ribu), untuk edukasi 15% (Rp 600 ribu), dan terakhir untuk berlibur sebesar 10% (Rp 400 ribu). Dengan begitu Anda bisa menghidupi diri Anda selama sebulan dan tetap mendapatkan keuntungan.