Pertumbuhan e-commerce sangat pesat seiring dengan meningkatnya masyarakat yang menggunakan Internet. Menurut riset dan penelitian firma konsultan bisnis dan manajemen AT Kearny, nilai penjualan global e-commerce tahun 2015 hampir mencapai 1 triliun dolar Amerika atau tumbuh sebesar 18% dibandingkan tahun 2014. Meskipun di Asia Tenggara masih terbilang lebih kecil dibandingkan dengan Negara lain namun pertumbuhannya cukup meningkat.
Baca Juga : Target Indonesia Jadi Leader Ecommerce Dunia
Di Indonesia sendiri e-commerce sebelumnya hanya Zalora dan Lazada yang lebih dulu dikenal, kini sudah cukup banyak sehingga persaingannya semakin ketat. “Sekarang sudah banyak pemainnya di Indonesia. Jika dahulu hanya Lazada dan Zalora kini sudah ada Blibli, Tokopedia, Buka Lapak, untuk itu kami (Zalora) harus meningkatkan kualitas kami, salah satunya dengan meningkatkan logistik kami,” ungkap Ole Daniel, Head of Operation Zalora di Acara Indonesia Transport Supply Chain & Logistic (ITSCL) & Jakarta International Logistic Summit & Expo (JILSE) Logistic Summit 2016 di Jakarta, Jumat (21/10).
Logistik memang menjadi isu penting dalam e-commerce di Indonesia, karena pasalnya biaya logistic yang cukup besar. Ini dikarenakan Indonesia merupakan Negara kepualauan sehingga masalah waktu pengiriman menjadi salah satu yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Menurut Sven Milder, CEO dan Founder Etobee, hal ini bisa diatasi jika e-comerce bisa berkolaborasi dengan jasa pengantaran untuk memberikan pelayanan yang maksimal ke konsumen, selain itu diperlukan juga kebijakan dari pemerintah untuk memperlancar proses logistic dengan memberikan infrastruktur.
Hal ini dibenarkan oleh Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang PMO, Lies Sutjiati yang mengatakan bahwa pemerintah sudah melakukan strategi di antaranya dengan mengundang pemain e-commerce agar biaya bisa turun dan melakukan sejumlah inisiatif yaitu membuat Proyek Tol Laut, Sislognas dan Pos Logistik. Selain itu juga memiliki paket Ekonomi untuk mempercepat logistik dari desa ke kota.
Langkah ini juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah, yaitu Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital di mana tergetnya adalah 1 juta petani dan nelayan untuk go digital. Kemudian program 8 juta UMKM go digital, karena dari banyaknya UMKM di Indonesia hanya 9% di antaranya yang baru go digital dengan e-commerce. Jika hal ini kita kembangkan kemungkinan produk Indonesia akan merajai pasar sendiri.