Thursday, November 21, 2024
spot_img
HomeUlasan UKMBisnis Harus Berjalan, Meski Kaki Tak Mampu Berjalan

Bisnis Harus Berjalan, Meski Kaki Tak Mampu Berjalan

Tak sedikit orang ketika tak bisa berjalan berpangku tangan untuk menopang kehidupan. Namun berbeda dengan Yesi Nur Esti, dia justru tak mau melakukan hal tersebut. Baginya pantang untuk dikasihani meski fisik sebenarnya tak mampu seperti orang normalnya yang bisa wara-wiri untuk mengais rezeki.

Ditambah lagi pendidikannya yang hanya sampai SMP karena saat itu orang tuanya fokus kepada pengobatan kaki Yesi yang terjatuh dari tangga hingga tak bisa berjalan. Ketika itu Yesi baru berusia 15 tahun, ke dua orang tuanya membawa Yesi berobat kesana kemari mulai dari pengobatan dokter spesialis hingga pengobatan alternatif dicobanya. Namun sayang kaki Yesi tetap mengalami kelumpuhan hingga sekarang.

Saat itu Yesi merasa masa depannya suram karena dia harus berdiam diri di rumah saja. Tak bisa bersekolah apalagi berkerja. Hingga akhirnya sebuah keajaiban datang ketika dia dipertemukan dengan seorang wartawati Majalah Islami di Bandung.

Pertemuan tersebut bagaikan kado terindah bagi Yesi karena dia bisa belajar menulis seperti cita-citanya menjadi penulis. Saat itu wanita kelahiran 15 Agustus 1989 ini belajar menulis hanya lewat surat menyurat karena saat itu dia belum mengenal internet. Hasil belajar menulis ternyata membawa kesuksesan, di tahun 2011 dirinya mampu menerbitkan sebuah novel yang berjudul Cinta Pada Pendengaran Pertama meski hanya diterbitkan secara indie namun membuat Yesi senang. Apalagi sejak saat itu ia menjadi populer dan diwawancarai oleh sebuah koran lokal, talk show di radio dan dimuat di koran remaja sekolah di Cianjur,

Namun sayang penghasil dari menerbitkan buku ternyata tak mampu memenuhi semua kebutuhannya. Apalagi saat ini secara fisik dia tak bisa mandiri karena untuk berjalan pun harus menggunakan kursi roda yang memang harus dibantu. Begitu juga jika ingin melakukan keperluan pribadi seperti mencuci, memasak memang tak mampu dia kerjakan sendiri.

Aku Ingin Mandiri Secara Finansial

Yesi bertekad meski tak bisa mandiri secara fisik namun harus bisa mandiri secara finansial.  Hingga dia harus mencari usaha lain mulai jualan pulsa, edi foto jasa ketik dan lainnya. Namun setelah mengenal internet wanita kelahiran Cianjur ini justru terpikir untuk membuka usaha secara online saja. Apalagi di dunia maya teman-temannya cukup banyak baik dari pelosok desa hingga mancanegara yang dia kenal lewat dunia menulisnya.

Dia pun mulai menggeluti bisnis onlinenya sejak bulan April 2012 dengan melaunching toko online dengan nama YM Online Store yang berasal dari kata Yesi Moci (Mojang Cianjur), sebuah nama pena yang selalu dia gunakan di novelnya. Dengan harapan dengan menggunakan nama tersebut orang lebih mengenal namanya apalagi yang pernah membaca novelnya.

Saat itu YM online dibuka hanya dengan modal dua ratus ribu rupiah yang kemudian dia bagi dua. Untuk membeli domain www.ym-onlinestore.com dan untuk mendaftar sebagai rseller agar bisa mendapatkan harga reseller atau discount.

Pertama kali dia menjajal bisnis online Yesi dibantu oleh seorang kawannya yang merupakan blogger di Pontianak. Di awal berbisnis, Yesi tak memiliki stok sehingga pengiriman barang lambat dilakukan padahal customer sudah mengirim uang. Padahal dalam berbisnis online yang sangat diperhatikan adalah kecepatan dalam pengiriman barang. Untungnya customernya yang rata-rata sudah pernah membaca novelnya mengerti.

Yesi memasarkan produknya secara online lewat Facebook dan website dengan hanya bermodalkan foto produk dan detai spseifikasi produk dari suplier . Saat itu Yesi tak menyediakan stok karena memang menghindari stok yang menumpuk jika tidak laku. Setelah deal dengan customer biasanya customer langsung mengirimkan uang ke rekening Yesi sesuai dengan harga jual produk yang Yesi tetapkan.

Baru setelah itu Yesi kirimkan ke rekening supplier sehingga barang yang dipesan cutomer bisa langsung dikirimkan oleh suplierku. Bisnis tersebutpun berjalan lancar hingga customer Yesi bertambah dan membuatnya kelabakan karena pemesanannya yang membludak. Hingga Yesi tak mampu merespon cepat pesanan customer.

Komplain dari Customer Membuat Yesi Mendapatkan Banyak Pelajaran

Beberapa kali Yesi pun merasa kesulitan karena resi pengiriman tidak bisa langsung diberikan kepada customer sehari setelah dia transfer karena harus menunggu laporan resi dari supplier sedangkan supplier agak lambat merespon karena memang pesanannya bukan berasal dari dirinya saja. Akhirnya beberapa kali Yesi kena komplain karena keterlambatan dalam pengiriman barang. Yesi pun merasa seperti buronan karena setiap waktu dihubungi dan dikejar-kejar resi.

Tak hanya itu, Yesi pun pernah merasakan dicurangi oleh supplier karena jika menggunakan sistem dropship otomatis semua data customer diberikan kepada supplier. Dan ternyata salah satu suppliernya ada yang langsung menawarkan produknya ke customer, hingga beberapa customernya pindah tak lagi memesan kepadanya karena mendapatkan harga yang lebih murah.

Selain itu Yesi pun sering mendapatkan komplain karena supplier sering salah mengirimkan barang. Meski begitu tak memupus semangat Yesi untuk berjualan secara online.  Jika ada customer yang komplain dia berusaha secepat mungkin merespon chat mereka dan memberi mereka pengertian, agar mereka tak khawatir.

Sedangkan untuk supplier yang sering salah mengirim barang atau lambat dalam merespon mulai Yesi tinggalkan. Namun jika produk dari supplier seperti itu justru banyak yang mencari maka Yesi pun mulai menyiasatinya dengan menyetok sendiri.

Meski sebenarnya keuntungan dari menyetok sendiri keuntungannya jauh lebih kecil dibandingkan jika dengan dropship karena harus terpotong dengan ongkos kirim dari supplier ke tempat Yesi dan dari tempat Yesi ke customer. Meski begitu Yesi lebih memilih untuk menyetok sendiri untuk menjaga kepercayaan pelanggan kepada toko onlinenya.

Karena Bisnis Online Dirinya Mampu Mengajak Orang Tuanya ke Mekkah

Ketekunan Yesi dalam berbisnis online di YJ store ternyata membuahkan hasil, beberapa bulan setelah toko onlinenya berusia setahun Yesi sudah mampu menjadi distributor karena tabungannya sudah cukup untuk mengorder barang dalam jumlah yang banyak.

Bisnis Yesi pun semakin berkembang, customernya semakin ramai dan dia pun mulai berani memberi diskon dengan menyesuaikan dengan diskon yang  dia dapatkan dari suppliernya. Tak hanya customer, Yesi pun mulai banyak mendapatkan agen dan reseller dan jika biasanya hanya bisa menjual puluhan piece perbulan kini bisa menjual ratusan piece perbulannya.

Ketika menjadi distributor pengalaman pahit ketika menjadi reseller dropship Yesi hindari. Dia tak ingin para resellernya mendapatkan pengalaman serupa sepertinya, agar agen-agen reseller nyaman berkerjasama dengannya. Karena kenyaman reseller yang menjadikan YM Onlinestore bertahan.

Hingga diusia ke empat YM, yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Yesi berhasil mengajak kedua orang tuanya umroh di bulan ramadhan tahun 2016. Meski bisnis online di dunia fashion telah mengantarkan kesuksesannya, hingga pernah omsetnya mencapai 20 juta perbulan namun Yesi tak ingin berpuas hati. Dia terus mengembangkan sayap bisnisnya dan kini dia sudah mulai menjalankan ke bisnis camilan, dengan nama Marici yang berasal dari kata Makanan Ringan Cianjur yang diproduksinya sendiri. Dan meski baru dimulai kini Marici sudah dikenal di beberapa pelosok negeri.

Yesi berharap bisnis Maricinya pun bisa berjalan agar bukan dirinya saja yang bisa mencapai kesuksesan namun juga pengrajin jenis camilan yang berada di Cianjur, kota kelahirannya. Selain itu Yesi berharap dengan kesuksesannya bisa menginspirasi tuna grahita lainnya, sehingga meskipun cacat dan tak bisa berjalan bukan berarti harus berdiam dan berpangku tangan.

 

Nely Merina
Nely Merina
Mengawali karir dari lembaga Pers Mahasiswa. Bergabung denga tim riset untuk menulis berbagai buku. Hobi Photography punya Moto Hidup “Berbagi itu Kesenangan”
RELATED ARTICLES