Melihat bahan baku yang tidak terpakai mengugah lelaki kelahiran Bandar Lampung bernama Lucky Trissantama beserta isitrinya untuk mulai membangun usaha furniture dengan konsep custom handmade dengan bahan kayu yang bisa didaur ulang.
“Insiprasi ini datang saat saya dan istri mengunjungi salah satu supermarket furniture besar di Tanggerang untuk membeli interior rumah baru kami. Saat itu kami tertarik dengan bahan kayu yang terkesan alami dan awet,” ungkapnya. Selain itu ia mengungkapkan, bahwa langkahnya mulai menggeluti bisnis di bidang ini karena menurutnya peluang bisnis di bidang mabel sangat terbuka. Bagaimana tidak, semakin banyaknya proyek-proyek apartemen dan perumahan menjadi alasan mengapa usaha ini kian masyhur di tanah air.
Insiprasi tersebut lalu diwujudkan dengan membuat usaha mebel yang diberi nama TheGergajiTangan yang berlokasi di Jl. Tirtayasa, Perum Nusantara Permai Blok A12 No.8, Sukabumi, Bandar Lampung pada 2015 lalu. Bisnis ini Awal produksi ia menawarkan kepada teman-temannya, tapi tidak disangka banyak yang tertarik dengan furniture, ditambah ia banyak menerima komentar positif dari konsumen di media sosial yang membuatnya semakin yakin untuk fokus pada usaha tersebut.
TheGergajiTangan dimulai dengan modal tabungan pribadi sebanyak Rp 1.5 juta. Dari modal itu, Lucky beserta istri membeli bahan limbah kayu pinus dan bahan baku lainnya dan mulai memproduksi sesuai dengan pesanan konsumen. Pernah suatu kali ia salah memproduksi orderan sehingga mengharuskannya untuk membuat ulang semua orderan yang diminta oleh konsumen. Untuk itu, demi meningkatkan kepercayaan serta kenyamanan konsumen terhadap produk yang Lucky Trissmantama buat maka ia lebih memilih untuk membuat sesuai dengan design yang diinginkan oleh selera konsumen namun tetap mengikuti tren desain terkini. Selain itu, ia juga memberikan after sales service untuk kosnumen maka tidak mengherankan mengapa usahanya ini dibanjiri oleh konsumen.
Sering dengan berkembang usaha TheGergajiTangan, kini ia menyediakan berbagai bahan kayu lainnya yang tentunya dapat didaur ulang. Meskipun masih 1 tahun berkecimpung di bidang ini, laki-laki yang sebelumnya pernah menggeluti bisnis sablon untuk konveksi ini, sudah menghasilkan omzet sebesar Rp 60 pada tahun pertama dan pada tahun ini meningkat 2 kali lipat meskipun hanya dipasarkan di daerah provinsi Lampung saja.
Untuk promosi pemasarannya ia mengaku memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Cara ini memang sangat efektif mengingat banyak sekali pengguna media sosial yang bisa dijadikan target pasar. Untuk sekarang total produksi Lucky membeberkan ia sudah mengerjakan 96 piece furniture selama setahun terakhir baik itu untuk keperluan rumah atau usaha yang dikerjakannya bersama 5 karyawan. Kisaran harga yang ia tawarkan mulai dari Rp 80.000 hingga Rp 6.800.000 tergantung dengan desain, bahan baku serta bentuk furniture yang akan dibuat.
Namun keterbatasan masih ia rasakan misalnya adalah tempat dan trasnportasi yang memadai untuk operasional. Namun Ia percaya bila usahanya ini ia geluti dengan serius suatu saat akan lebih berkembang lagi sehingga keperluan untuk kelancaran usaha dapat terpenuhi.