Internet Retailing Expo 2017 resmi dibuka pada 18 Januari 2017 di Pullman Central Park, Jakarta. Pembukaan ini diresmikan oleh Diputi Jendral Perdaganga Dalam Negeri Oke Nurwan, Roy N Mandey Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Richard Ireland Managing Director Asia Clarion Events.
Pada sambutannya Oke Nurwan mengatakan bahwa event ini merupakan ajang pertemuan antara stakeholder pada bidang retail, baik penjual, peritel multi-kanal dan peritel online dengan para penyedia utama. Mengingat cukup tingginya perkembangan teknologi, peretail pun kini sudah mulai menerapkan teknologi pada bisnisnya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan e-commerce atau penjualan online.
Dirjen Oke Nurwan pun optimis indonesia akan jadi pasar e-commerce B2C terbesar di Asia Tenggara. Hal ini karena semakin meningkatnya penggunaan ponsel dan internet di Indonesia. Tercatat di Asia tenggara sendiri pertumbuhan pengguna internet tahun ini sebanyak 260 juta bahkan diperkirakan pada tahun 2020 penggunanya bertambah menjadi 489 juta. Nilainya pun diharapkan akan berkembang menjadi $200 miliyar di tahun 2025.
“Meskipun pertumbuhan retail saat ini sama dengan 2014. Artinya dari tahun ke tahun meski melambat tetap dinamis berjalan. Nilai transaksi perdagangan menjadi Rp250 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan terus dari tahun sebelumnya 0,6% menjadi 1% dari seluruh transaksi ritel dan kemungkinan bisa berkembang lebih besar.” Jelas Oke Nurwan.
Untuk itu, diharapkan dengan berlangsungnya event ini bisa menjadi wadah untuk para saling berbagi pengalaman dan belajar, sehingga nantinya dapat diimplementasikan agar tercapai target pertumbuhan ekonomi digital.
Selain itu, Oke Nurwan juga membahas tentang fenomena merger dan akuisisi yang sedang marak di ranah e-commerce. Baru-baru ini perusahaa retail online Alibaba telah mengakuisisi Lazada yang merupakan perusahaan e-commerce terbesar se-Asia Tenggara. Oke Nurwan berharap fenomena akuisi ini dapat dimanfaatkan.
“Produk indonesia terutama produk-produk UKM bisa memanfaatkan fasilitas tersebut dan dapat bersaing di pasar global. Sehingga dengan begitu bisa meningkatkan perekonomian digital. Jika perekonomian digital lebih baik, maka juga akan meningkatkan ekonomi masyarakat kecil.” ungkapnya.
Sementara itu, Roy N Mandey selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga mengharapkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa disemakin berkembangnya internet dan teknologi, acara ini mampu menyerap pengguna teknologi pada sektor B2C, penyedia layanan e-commerce, financial teknologi, dan lainnya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Ia juga menyampaikan dalam rangka memajukan e-commerce di Indonesia pemerintah membuat paket kebijakan ekonomi jilid XIV. Paket ini khusus diberikan oleh pelaku e-commerce atau perdagangan secara elektronik. Pemerintah membuat roadmap atau peta jalan e-commerce yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden.