Asia adalah benua yang memiliki negara paling banyak, begitu juga dengan populasi masyarakatnya. Di mana kondisi perekonomian di sebagian besar wilayah Asia masih didominasi oleh industri hasil alam, yaitu pertanian, gas dan minyak. Dan untuk industri teknologi baru mulai berkembang pesat di negara Asia yang maju Singapura, Taiwan, Jepang dan Korea. Forbes melakukan pendataan keluarga konglomerat yang menjajaki bisnis-bisnis tersebut di Asia. Tercatat ada 50 keluarga paling kaya di Asia dengan total kekayaan sebesar $519 miliar.
Bagi keluarga yang masuk ke dalam daftar tersebut dinyatakan memiliki kerajaan bisnis selama 3 generasi dan juga memiliki kekayaan sebesar $3.4 miliar. Batas total kekayaan ini naik $500 juta dibandingkan tahun lalu. Berikut ini adalah 10 daftar keluarga terkaya di Asia versi Forbes.
1. Keluarga Lee (Byung-Chull)
Adalah keluarga pemilik perusahaan elektronik telekomunikasi terbesar di Korea Selatan bernama Samsung. Jumlah kekayaan yang dimiliki keluarga ini sebesar $29.6 miliar atau setara Rp 386 triliun. Bisnis ini awalnya dibangun oleh Lee Byung Chull, yang kemudian diturunkan ke anaknya Lee Jae-young yang merupakan pewaris takhta. Selain dari perusahaan inti Samsung, kekayaan yang diperoleh keluarga Lee juga berasal dari beberapa saham di Bank OCBC, bank kedua terbesar di Singapura dan beberpa perusahaan konglomerat lainnya, yaitu CJ Group, Shinsegae, dan Hansol, serta perusahaan amal yang didirikan oleh keluarganya bernama Lee Foundation.
2. Keluarga Chearavanont
Chearavanont family memiliki kekayaan sebesar $ 27.7 miliar atau setara dengan Rp 353 triliun dari bisnisnya Charoen Pokphand Group (CP Group). Perusahaan tersebut bergerak di industri pakan ternak dan agribisnis terbesar di dunia yang berbasis di Thailand. Bisnis ini dirintis oleh Ayahnya pada tahun 1920 dengan menjual bibit dan bahan kimia pertanian dengan nama Chia Tai Chueng. Perusahaan ini terus berkembang hingga diturunkan ke anak-anaknya Dhanin Chearavanont, Jaran Chiaravanont, Montri Jiaravanont, dan Sumet Jiaravanont. Saat ini Charoen Pokphand Group menjadi perusahaan swasta terbesar di Thailand. Dan memiliki tiga core bisnis yaitu agribisnis, makanan dan industri telekomunikasi di 20 negara dan menjadi mitra bisnis perusahaan internasional, seperti Honda, Walmart dan Tesco.
3. Keluarga Ambani
Diurutan ketiga ada keluarga Ambani. Keluarga ini memiliki total kekayaan sebesar $25.8 miliar atau setara dengan Rp 366 triliun. Bisnis keluarga yang dijalankan mereka bergerak di industri minyak dan gas, asuransi, tekstil, retail, serta telekomunikasi yang berbasis di India. Bisnis ini dirintis oleh sang Ayah Dhirubhai Ambani, yang merupakan seorang pengusaha rempah-rempah, kemudian berekspansi ke bisnis perdagangan dan tekstil. Dhirubhai Ambani dan sepupunya mendirikan Reliance Industri yaitu merupakan perusahaan konglomerasi pada tahun 1977. Kemudian pada tahun 2002 Dhirubhai Ambani meninggal dunia akibat stroke dan bisnisnya dilanjutkan oleh anaknya Muskesh dan Anil.
4. Keluarga Kwok
Keluarga Kwok adalah pemilik serta pendiri bisnis Sun Hung Kai (SHK) yang bergerak pada bidang properti. Bisnis ini dinilai pengembang properti terbesar dari sisi nilai pasar di Asia. SHK pertama kali didirikan oleh Tak Seng Kwok dan mitranya Fung King Hey serta Lee Shau Kee pada tahun 1963 di Hong Kong. SHK properties kemudian tercatat di Bursa Efek Hong Kong pada 1972 dan selanjutnya menjadi salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. Sepeninggalnya Tak Seng pada 1990 bisnisnya ini ditangani oleh istrinya, Kwong Sihing dan tiga orang anaknya Raymond, Thomas serta Walter Kwok. Bisnisnya berkembang seiring dengan majunya bisnis properti China dan Hong Kong. Hingga saat ini keluarga Kwok memperoleh kekayaan sebesar $25.2 Miliar atau setara Rp 329.3 triliun.
5. Keluarga Lee (Shau Kee)
Keluarga Lee Shau Kee adalah pemilik serta pengurus perusahaan Henderson Land Development yang bergerak di bidang properti, hotel, restoran, dan layanan internet. Binsis ini dijalankan oleh Lee Sahu Kee pada tahun 1973. Lee Shau Kee lahir di tengah keluarga yang tidak mampu. Karena latar belakangnya itulah yang mengukuhkan tekadnya untuk sukses, sehingga ketika remaja satu hal yang ia prioritaskan yaitu bisnis, kemudian kekayaan, setelah itu kesehatan dan keluarga. Selain di bidang real estate, dirinya juga memiliki bisnis di bidang perhotelan, gas dan investasi. Selain dirinya, anak-anaknya Petrus, Martin dan Margaret juga ikut serta dalam menjalankan bisnis Lee. Kekayaan yang kini diperoleh keluarga Lee total sebesar $24.7 miliar atau setara dengan Rp 322.8 triliun.
6. R. Budi & Michael Hartono
Pemilik dan pengurus kerajaan Djarum rupanya masuk ke dalam daftar keluarga terkaya. Total harta yang diperoleh keluarga R. Budi dan Michael Hartono sebesar $18.6 miliar atau setara Rp 243.1 triliun. Keduanya sukses menjalankan bisnis di sektor industri rokok dan perbankan. Perusahaan Djarum adalah perusahaan keluarga yang didirikan oleh Oei Wie Gwan pada tahun 1951 di kota Kudus, Jawa Tengah.
Setelah wafat pada 1963, kedua bersaudara ini mengambil alih bisnis Djarum dan menginvestasikan dana cukup besar untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, serta mulai mengekspor rokok sepuluh tahun kemudian. Hebatnya produk rokok Djarum sendiri tercatat sudah menguasai 97 persen pasar rokok Amerika Serikat pada 2009.
Selain Djarum, Keluarga Hartono juga merupakan pemilik dari perusahaan bank swasta terbesar di Indonesia yaitu BCA. Perusahaan ini juga menjadi sumber kekayaan para pewaris Oei Wie Gwan. Kini perusahaan perbankan tersebut ditangani oleh Anak Robet Budi Hartono, Armand Wahyudi dengan menjadi direktur BCA sejak 2009.
7. Keluarga Kwek / Quek
Total nilai harta yang dimiliki oleh keluarga Kwek sebesar $ 18.5 atau setara dengan Rp 242 triliun sehingga membuat keluarga asal Malaysia ini berada di posisi ke 7 dalam list keluarga terkaya di Asia. Pendapatan ini didapatkan dari 14 perusahaan publik yang didirikan oleh keluarga Kwek/Quek, termasuk perusahaan jasa keuangan, perakitan, distribusi, properti dan pengembangan infrastruktur, pelayanan dan investasi di bawah nama perusahaan Hong Leong Group. Bisnis ini pertama kali di rintis oleh Hong Png Kwek dan ketiga saudaranya pada tahun 1941. Di mana perusahaan-perusahaan ini kemudian diteruskan oleh para pewarisnya.
8. Keluarga Cheng
Keluarga Cheng terkenal dengan bisnis perhiasannya Chow Tai Fook pada tahun 1946-an berbasis di Hong-kong yang didirikan oleh Yu Tung Cheng. Bisnis tersebut berkembang, kemudian Cheng membangun Chow Tai Fook Enterprise, merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, salah satunya adalah properti. Pada tahun 2012 Yu Tung Cheng menjadikan anak lelaki tertua, Henry sebagai Executive Director di perusahaan perhiasan dan perusahaan konglomerat miliknya New World Development. Total kekayaan yang dihasilkan keluarga ini sebesar $ 17.3 atau setara dengan Rp 225 triliun.
9. Keluarga Tsai (Wan-Tsai)
Perusahaan Cathay Finansial didirikan oleh dua kakak beradik Wan-Tasi dan Wan Lin pada tahun 1962. Akibat perselisihan dua keluarga tersebut membuat mereka harus membagi kepemilikan perusahaan pada tahun 1979. Win Lin mendapatkan Cathay, sedangkan Wan-Tsai mendirikan Fubon yaitu merupakan perusahaan perbankan. Forbes mencatat kekayaan bersih yang dihasilkan oleh keluarga Tasi mencapai $ 15.3 miliar atau serata Rp 210 triliun. Perolehan tersebut menempatkan keluarga asal Taiwan ini menempati posisi ke delapan keluarga terkasa di Asia.
10. Keluarga Hinduja
Perusahaan Hinduja Group dikelola oleh 4 saudara Hinjuda. Perusahaan ini bergerak di bidang diversifikasi yang menawarkan beberapa sektor antara lain perbankan, keuangan, automotif, minyak dan gas, telekomunikasi dan media yang berkantor pusat di London, Inggris. Perusahaan ini didirikan oleh Parmanand Deepchand Hinduja, yang mulanya bergerak pada bidang perdagangan di daerah Sindh, Pakistan kemudian pindah ke Iran pada tahun 1919, di mana perusahaannya berpusat di sana, kemudian pindah ke London pada tahun 1979. Dengan perusahaannya tersebut, keluarga Hidnuja memperoleh penghasilan sebesar $ 15.7 miliar atau setara Rp 196 triliun dan menempatkan mereka sebagai keluarga terkaya ke Sepuluh di Asia.