Sebenarnya Micu-Micu merupakan peluang usaha ketika menganggur yang diciptakan oleh Ester Yuliana. Wanita muda ini sudah kebingungan dalam mencari kerja. Usai dirinya resign berkerja di sebuah perusahaan besar di Jakarta karena kondisi yang kala itu sedang hamil tiga bulan.
Dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan karena tak ingin kelelahan berkerja sehingga mengganggu kandungannya. Apalagi saat itu ia harus pulang pergi Serpong-Jakarta menggunakan kereta. Akhirnya berhenti bekerja menjadi satu-satunya solusi. Namun sayang meski sudah memutuskan untuk keluar, kandungannya mengalami keguguran.
Baca Artikel Terkait, Es Pisang Ijo Peluang Usaha Ketika Musim Hujan Tiba
Karena bosan hanya menganggur dia pun memutuskan ingin kembali berkerja, namun tidak mau keluar rumah. Sehingga dia pun mencari peluang usaha rumahan lewat Internet. Namun tak kunjung didapatkan.
Diujung keputusasaan yang dirasakannya suami pun menyarankan agar melakukan apa yang dia bisa. Ester pun berpikir untuk memulai usaha membuat minuman ber-jelly mengingat tiga tahun lalu ia pernah belajar membuat minuman tersebut. Terciptalah Micu-Micu Milky Jelly Drink terbuat dari susu evaporated fruit flavor dan Jelly, minuman vegan yang bisa melancarkan pencernaan.
Micu-Micu sendiri merupakan merek yang diberikan oleh suaminya. Sedangkan logo Micu-Micu yang bergambar monyet merupakan buatan temannya yang memiliki arti filosofi menjaga sepenuh hati dan mengabdi sepenuh kasih yang diibaratkan bagaimana seekor monyet menjaga anaknya.
Dengan bermodalkan uang Rp 500 ribu dan database di handphone, dia pun mulai mencari orderan minuman buatannya. Minuman kemasan Micu-Micu pertama dia tawarkan lewat media sosial. Konsumen pertamanya kebanyakan datang dari saudara dengn penjualan perbulan hanya mencapai 100 botol dengan keuntungan Rp300 ribu.
Seiring dengan berjalannya waktu usahanya ternyata berbuah hasil, pemesanan perbulan pun hadir. Hingga menghasilkan omset di bulan pertama sekitar Rp 600.000. Bulan ke dua sekitar Rp 2 juta dan kini menghasilkan Rp 7- 10 juta /bulan. Dengan produksi rata-rata perbulannya bisa mencapai 850 – 1000 botol.
Pengalaman yang paling menarik adalah saat awal pemesanan dari saudara, meski hanya 30 botol namun memakan waktu yang lumayan lama. Selain itu Ester sendiri yang mengirimkan barangnya dari Serpong ke Jakarta dengan menggunakan kereta kemudian disambung dengan kurir online. Dirinya nekat membawanya padahal 30 botol micu-micu lumayan berat, bisa mencapai 10 kg.
Suami akhirnya menyarankan menggaji kurir agar dirinya bisa fokus pemasaran dan produksi. Ternyata setelah menggaji kurir ia bisa menaikkan penjualan jadi 3x lipat di bulan berikutnya. Selain kurir, Ester juga sudah memiliki reseller yang merupakan mantan teman kerjanya.
Hingga kini Ester sudah memiliki empat koperasi dan dua reseller aktif. Selain itu untuk mengembangkan pemasaran Micu-Micu dititipkan di kantin-kantin sekolah dan koperasi karyawan.