Sociopreneur, Enterpreneur yang Tak Ingin Kaya Sendiri 

sociopreneur

Semua orang bisa menjadi enterpreneur namun tak semua orang bisa menjadi sociopreneur. Karena berjiwa bisnis bisa dibentuk sedangkan jiwa sosial memang naluri alamiah seseorang. Makanya jumlah pebisnis sosial ini memang sedikit di dunia ini.  Karena semua orang mampu berbisnis namun tak semua orang mau berbagi.

Istilah ini memang masih awam di masayarakat karena mereka lebih akrab dengan enterpreneur. Padahal seseorang yang menjadi enterpreneur belum tentu sociopreneur sedangan sociopreneur sudah pasti enterpreneur.

Sociopreneur merupakan seseorang yang melakukan usaha mandiri untuk mendapatkan uang dan uang tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. Jadi uang dari hasil bisnisnya tak hanya digunakan untuk keperluan pribadi. Namun untuk membantu orang banyak.

Wirausaha bidang sosial ini memang fokus ke dalam pemberdayaan masyarakat. Para wirausahawan yang bergerak dalam bidang sosial ini selalu berusaha menciptakan ide-ide yang cemerlang untuk mendapatkan solusi inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Meski berjiwa sosial namun dalam mengembangkan bisnisnya mereka sangat ambisisus dan pantang menyerah. Sehingga bisnis yang dikelolanya berjalan lancar dan bisa menangani masalah dalam bidang sosial. Dan ide-ide yang mereka tawarkan biasanya membawa dampak perubahan yang luas.

Wirausahaan di bidang sosial ini tak hanya melibatkan dirinya dalam suatu bisnis namun juga mengajak masyarakat agar berfokus pada kondisi dimana sektor sosial belum berjalan dengan baik. Sehingga perlu  memecahkan permasalahan tersebut dengan cara mengubah sistem, menawarkan solusi dan mengajak masyarakat untuk melakukan lompatan baru dalam menghadapi permasalahan mereka.

Harus Mencukupi Kebutuhan Pribadi dan Keluarga Dahulu

Semakin bertumbuhnya pebisnis sosial tentunya tak lepas dari peran komunitas pengsusaha. Yang tentunya bukan seperti komunitas pengusaha biasa yang hanya prioritas pada peningkatakan nilai bisnis. Namun komunitas pengusaha ini merupakan komunitas pengusaha yang memang berjiwa sosial dan enterpreneur.

Mereka umumnya memiliki motivasi untuk mengalokasikan keuntungan untuk kepentingan sosial. Di Indonesia sendiri wirausaha sosial muncul sejak kesadaran para pengusaha muslim yang memiliki kewajiban untuk mengeluarkan zakat dua setengah persen dari omset bisnisnya.

Para pengusaha tersebut bahkan tak segan-segan mengalokasikan 40 persen dari omsetnya untuk menzakati hartanya. Mereka belajar untuk ikhlas bersedekah karena dengan bersedekah maka mereka akan mendapatkan pahala dan meraih kemakmuran usahanya.

Namun untuk menjadi seorang wirausaha sosial mereka harus mencukupi kebutuhan pribadinya dulu. Selain itu tak boleh ada hutang baik dari pinjaman maupun dari hutang. Dan mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

Indonesian Young Sociopreneur Club (IYS Club)

Jika Anda tertarik ingin menjadi pebisnis sosial namun bingung mulai darimana Anda bisa bergabung dalam sebuah komunitas bernama Indonesian Young Sociopreneur (IYS) Club Sebuah wadah bagi entrepreneur peduli sosial yang berminat mengembangkan bisnis secara syariah serta dengan teknologi e-commerce.  IYS Club di kini sudah ada di 20 wilayah diantaranya Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Situbondo, Lumajang, Semarang, Mataram, Cirebon, Kuningan Jabar, Kediri, Palembang, Jepara, Malang, Lampung, bahkan Papua.

Cara Menjadi Pebisnis Sosial 

Memiliki Niat yang Tulus

Menjadi enterpreneur memang tak mudah apalagi jika menjadi enterpreneur sosial, selain harus memiliki jiwa bisnis juga memiliki jiwa sosial. Selain itu masih ada beberapa syarat agar bisa menjadi wirausaha yang sosialis.

Memiliki Misi yang Kuat

Meski bentuknya bisnis sosial namun dalam menjalankan usaha ini harus memiliki misi yang kuat. Harus memiliki tujuan sosial yang jelas sehingga tahu arah mau dibawa kemana bisnis ini dan profitnya memang diperuntukan untuk bisang sosial.

Mentalnya Survive

Bisnis ini memang berbeda dengan bisnis yang dijalankan oleh pengusaha yang bukan berijiwa sosial. Karena nantinya profit yang didapatkan untuk sosial. Jadi meski nantinya profitnya banyak jangan tergoda untuk mendapatkan keuntungan. Harus tetap survive dengan tujuan awal.

Mampu Memenuhi Kebutuhan Pribadi dan Keluarga

Meski bertujuan untuk menolong orang bukan berarti kebutuhan pribadi dan keluarga tak bisa terpenuhi. Jangan sampai diri sendiri tak bisa merasakan jerih payah dari bisnis yang telah Anda buat.

Tak Memiliki Hutang                       

Untuk menjadi pebisnis sosial pun harus memiliki syarat bebas dari hutang baik dari pinjaman maupun dari bank. Jadi jika Anda ingin menjadi wirausaha di bidang sosial lebih baik Anda melunasi hutang dulu.

Sociopreneur Mengubah Paradigma  

Meski basic dari wirausaha ini adalah membantu sesama bukan berarti membantu secara cuma-cuma. Karena wirausaha ini harus mengandung nilai edukasi yang menanamkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Atau memberi lebih baik daripada menerima.

Pengusaha sosial juga dapat harus bisa mengubah paradigma masyarakat dengan menggerakan  masyarakat yang awalnya tidak peduli terhadap lingkungan menjadi peduli. Selain itu mereka yang tidak memiliki pekerjaan juga tak langsung diberik pekerjaan namun juga diberi edukasi terlebih dahulu. Bagaimana cara memanfaatkan modal yang telah diberikan untuk memulai suatu usaha. Sehingga mereka tidak ketergantungan untuk diberi namun ada usaha untuk mengembangkan diri.

Republik Nanas Indonesia Salah Satu Contoh Pebisnis Sosial Indonesia

Meski namanya terkesan aneh dan nyeleneh, namun perusahaan yang bernama Republik Nanas Indonesia (RNI)  memang merupakan perusahaan yang dibentuk dengan misi ingin mensejahterakan petani nanas di Subang.

Sedangkan konsep yang diusung adalah Integrated Pineaple Ecofarming for Suistanable Community Development (IPESCD) yang berkeinginan untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Curugrenderng, Subang Jawa Barat.

Perusahaan yang bergerak di bidang sosial ini memanfaatkan buah nanas yang terbuang begitu saja karena kualitasnya di nilai buruk menjadi sebuah minuman bernama Pinadrink. Selain itu RNI membentuk komunitas ibu Jabong Mandiri sebagai mitra pemberdayaan untuk mengolah nanas serta limbahnya menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Sehingga perusahaan sosial ini bukan hanya memanfaatkan buahnya namun juga serat daun nanas yang dolah menjadi cake nanas, limbah nanas menjadi kompos dan produk olahan nanas lainnya yang bernama Nata de Pina.

Perusahaan yang berdiri sejak 1 Januari 2014 didirikan oleh Andini Warih Wedaringtyas bersama kedua temannya Riszki Alrita Putri dan Ali Budhi Kusuma. Mereka bertiga mengembangkan RNI  untuk membantu para petani yang berada di Kota Subang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Hasil dari penjualan produk RNI ini memang diperuntukan untuk meningkatkan taraf hidup.

Bagaimana keren bukan menjadi sociopreneur, menjadi seseorang yang bukan hanya ingin memperkaya diri sendiri namun juga orang lain. Apakah Anda tertarik? Selamat Mencoba !