E-Commerce Membuat Harga Produk Petani Masuk Akal. Inilah Marketplace Online Pertanian

Meskipun Indonesia terkenal dengan negara agraris yang memiliki kekayaan alam yang besar dengan berbegai keanekeragaman hayati dan nabati. Namun harga berbagai produk pangan seperti cabai, daging bawang dan lainnya masih saja terus naik.

Selain cuaca, yang selalu jadi persoalan mengapa harga-harga tersebut makin terus melambung adalah rantai distribusi produk pertanian. Mengapa begitu? Karena produk tidak langsung dikirim dari petani ke konsumen, melainkan perlu proses yang panjang dan harus melewati banyak tangan.

Beruntung kalau selama proses tersebut dibebaskan biaya, “tangan lain” yang dalam hal ini adalah tengkulak, banyak yang juga memungut profit dari proses tersebut. Sehingga harga yang mulanya dijual oleh petani hanya seberapa, namun sampai ke konsumen bisa dua kali lipatnya.

Karena itulah diperlukan sistem satu arah yang menghubungkan petani langsung ke konsumennya. Pemerintah pun juga mendukung hal tersebut dengan meresmikan sistem pemasaran produk hasil pertanian dengan cara online (e-commerce).

Dilansir dari Tempo, Presiden Jokowi mengatakahan pengembangan sarana dan prasarana teknologi informasi ini dilakukan untuk memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen. Sinergi pemasaran ini melibatkan tiga kementrian, yaitu Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kementrian Perdagangan serta Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Nah, maka dari itu kali ini GoUKM akan membahas 5 marketplace online hasil pertanian yang berguna untuk para petani.

TaniHub

Layanan ini hadir berangkat dari keinginan pendiri untuk membantu petani menjangkau konsumen secara langsung tanpa perlu hadirnya tengkulak. E-commerce ini sangat menguntungkan bagi petani karena mereka bisa mendapatkan keuntungan sebesar 20% dari harga yang dijual ketengkulak selain itu, keuntungan lainnya pemasaran pun bisa semakin luas.

Selama 3 tahun berjalan, pencapaian TaniHub sudah cukup luar biasa. Pada tahun ini sudah lebih dari 15 ribu petani bergabung menjual hasil produk pertaniannya di aplikasi Tanihub. Bukan hanya itu saja, TaniHub juga telah memiliki klien 30 perusahaan ritel dan restoran besar untuk menyerap hasil petani. Permintaan produk pangan bahkan ada yang mencapai Rp 10 miliar namun sayangnya, TaniHub belum mampu memenuhi permintaan tersebut karena terbatas suplai.

TaniHub menyasar dua kategori pembeli yaitu masyarakat (konsumen individu) dan juga komuditas. Hal ini karena masih banyak masyarkat yang lebih sernang belanja di pasar tradisonal dan supermarket, maka dari itu dibuatlah dua segmen dalam aplikasinya, yakni TaniHub Ritel dan Tanihub Komuditas. Tanihub Retail ditujukan bagi konsumen akhir (end user) dan TaniHub komoditas menyasar pedagang di pasr tradisonal dan konsumen atau yang ingin mencari pemasok bahan pangan.

Bagaimana bila Anda ingin bergabung dan seperti apa model bisnis TaniHub? Cukup sederhana kok, bagi petani yang ingin bergabung bisa mendaftar menjadi penjual di website TaniHub https://www.tanihub.com/welcome. Setelah itu produk akan didistribusikan ke konsumen yang memesan lewat aplikasi. TaniHub tidak membatasi bidang pertanian tertentu, jadi semua petani dari petani padi sampai peternak hewan bisa ditampung oleh TaniHub.

Untuk sistem pembayaran bisa dilakukakan melalui transfer bank, kedepannya TaniHUb juga akan menyertakan cara bayar dengan kartu kredit dan layanan cash on delivery (COD). Sementara untuk menjaga kepuasan konsumen, TaniHub memberikan garansi 100 persen uang kembali bila barang tidak sampai ke tangan konsumen.

Petani dari 8villages

Bila TaniHub berkonsentrasi pada pemasarannya, aplikasi Petani lebih memfokuskan pada layanan informasi untuk para petani. Meskipun begitu, tujuan membantu petani memasarkan hasil taninya masih tetap diusung oleh Petani. Aplikasi yang dikembangkan oleh Sanny Ghadafi ini merupakan wadah berbagi informasi terkait solusi permasalahan pertanian, tempat penjualan alat-alat pertanian, informasi pelatihan pertanian serta form online dengan sesama petani di seluruh Indonesia.

Petani memberikan beberpa layanan lainnya dalam aplikasi mereka seperti Tanya Jawab, Video, Toko, Panen dan Survey. Fitur Tanya Jawab adalah forum untuk para petani yang diharapkan melalui layanan ini bisa menjadi platform berkumpulnya komunitas petani sehingga mampu mengedukasi para petani Indonesia agar menjadi lebih modern dengan menambah informasi dan wawasan mereka seputar permasalahan pertanian.

Di fitur Video, pengguna dalam hal ini petani, bisa menambah informasi seputar dunia pertanian dalam bentuk video tutorial seperti bagaimana penghalusan lahan menggunakan Kultivator, proses pemindahan tanaman cabe, dan masih banyak lainnya. Sementara pada fitur Toko, petani diberikan tempat untuk mempromosikan segala produk pertaniannnya, mulai dari pagi, sayuran, hasil peternakan, kebutuhan pertanian dan lain sebagiannya.

Selain itu, aplikasi petani juga menyertakan informasi seputar cuaca, harga pangan dan juga pupuk yang berguna untuk para petani dan pembeli. Petani juga turut memberikan fitur konsultasi gratis yang bisa diakses melalui SMS.

PantauHarga

PantauHarga yang dibesut oleh Code4Nation memiliki tujuan untuk membantu konsumen memantau harga-harga komoditas pangan di lingkungan sekitar mereka dan juga dapat membeli produk tersebut dnegan kualitas yang baik serta harga yang kompetitif. Ada konsumen tentu, ada penjual, nah di aplikasi ini petani, nelayan atau peternak juga bisa menjual produk komoditas mereka dengan harga yang lebih tinggi ketimbang jual melalui tengkulak. Sebab rantai pemasokan akan lebih sederhana, yaitu langusng dari pemilik produk ke konsumennya.

Meski baru berjalan 2 tahun namun pengguna aplikasi ini sudah lebih dari 1.000 pengguna. Di dalam aplikasi ini terdapat fitur Peta Harga, di mana pengguna dapat melihat secara viritual lokasi-lokasi yang menjual komoditas pangan yang sudah dipilih sebelumnya. Fitur ini sudah terintegrasi dengan Google Maps jadi bisa memudahkan konsumen mengetahui lokasi penjual atau penyedia komoditas pangan yang ingin mereka beli. Bila Anda berniat menggunakannya aplikasi ini bisa diunduh melalui smartphone Android dan iOS.

LimaKilo

Aplikasi petani lainnya adalah LimaKilo. Sama seperti lainnya, aplikasi ini hadir memberikan solusi dalam mengatasi kestabilan harga komoditas di Indonesia. Dengan asplikasi ini diharapkan dapat memotong pola pendistribusian produk pertanaian, jadi langsung mempertemukan antara pembeli dan petani. Dengan begini, penghasilan petani diharapkan bisa naik 15 persen dan juga harga beli di konsumen bisa turun hingga 15%.

Sesuai dengan namanya aplikasi ini ditujukan bagi pembeli kebutuhan pangan dalam jumlah paling sedikit 5 kilo sesuai dengan asumsi kebutuhan target konsumen. Selebih itu, pelanggan bisa menggunakan layanan beli grosir pada aplikasi LimaKilo.

Pada tahun 2016 lalu aplikasi yang juga mendapatkan dukungan dari pemerintah ini baru saja menerima pendanaan dari East Ventures. Dengan dana tersebut LimaKilo menggunakannya untuk mencapai target kemitraan dengan lebih banyak petani dan perusahaan pasar di luar Jakarta. Hal ini dilakukan dengan cara menjali kerjasama dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan melakukan pelatihan aplikasi kepada petani yang tergabung sebagai mitra Gapoktan.

LimaKilo menawarkan berbagai macam produk pangan, seperti padi, bawang, sayur, cabe, ayam, daging dan lain sebagainya. Untuk memesannya, konsumen bisa melakukannya di situs limakilo.id atau memalui aplikasinya yang bisa diunggah melalui smartphone.

Sistem pemesanan yang diterapkan oleh LimKilo menggunakan sistem Pre-Order jadi bila konsumen sudah memesan dan melakukan pembayaran barulah pesanan disampaikan ke petani. Proses pemesanan tersebut membutuhkan estimasi pengiriman sekitar 1-2 minggu paling lama. Namun bila stock persedian  masih ada, proses akan lebih cepat kurang lebih 3-4 hari setelah pemesanan dan pembayaran. Sedangkan untuk metode pembayaran, LimaKilo baru menyediakan layaanan transfer Bank.

SiKumis.com

Awalnya SiKumis merupakan situs e-commerce B2B produk industrial alat pertanian, perternakan dan perikanan. Kini berubah menjadi platform marketplace pertanian, pertenakan, perikanan dan UKM Agri yang melibatkan para petani untuk bersama memasarkan komoditasnya secara online. Sikumis mencoba memotong mata rantai distribusi pangan agar para petani, peternak bahkan nelayan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Keuntungannya untuk masyarakat akan mereka mendapatkan harga yang lebih murah, transparan serta stabil dengan pendeknya rantai distribusi.

Sikumis menawarkan tujuh komoditas dalam marketplacenya, di antaranya pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan dan kelautan, lingkungan hidup dan taman, buku, pelatihan dan software, serta makanan dan minuman olahan. Di setiap komoditasnya terdapat beberpa sub kategori yang bisa dipilih oleh pembeli ataupun pemasok.

Saat ini marketplace yang tengah dibangun sikumis.com bakal memberikan kios online, di mana petani, nelayan ataupun peternak bisa menjual produknya sendiri. Selain itu, nantinya juga akan tersedia fitur dimana pemasok bisa menawarkan langsung kepada pembeli, lelang komoditas secara online, fitur barometer harga komoditas secara nasional, serta aplikasi mobile Sikumis.com. Di mana dengan menggunakan aplikasi tersebut pengguna marketplace dalam radius terdekat dapat berinteraksi secara langsung layaknya marketplace OLX.