Kemenkop Dukung Deklarasi Peningkatan Ekspor Nasional

Kemenkop

Kementrian koperasi dan UKM (Kemenkop) mendukung gerakan peningkatan ekspor nasional yang dicanangkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Apalagi saat ini produk Indonesia sudah mulai menunjukan kualitas produk yang tak kalah dengan produk di pasar global lainnya.

Saat mengisi sambutan dalam acara Konferensi Bidang Perdagangan 2016 Kadin Indonesia, di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Selasa (27/9) Sekertaris Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) Agus Muharram pun memberikan dukungnya dengan mengatakan langkah ini sangat tepat mengingat sekarang ini sedang gencar-gencarnya perdagangan global. Belum lagi produk dari UKM kita memiliki kulitas yang sudah layak. Sehingga, produk UKM kita yang memiliki potensi untuk bisa masuk ke pasar global agar terus ditingkatkan.

Agus pula mengingatkan agar kalangan anak muda harus memiliki jiwa enterpreneuship agar mampu menghasilkan produk yang berbeda. Dengan memiliki keteguhan enterpreneuship maka tidak hanya menjual produk tetapi bisa memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Bukan hanya itu, untuk menciptakan produk yang berbeda dari lainnya juga dibutuhkan kreativitas.

Untuk mendukung ekspor di Indonesia terutama UKM Agus Muharram juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengeluarkan program untuk mendukung kegiatan ekspor, yaitu dengan mengadakan program KURBE. Merupakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis ekspor. Ada tiga jenis KURBE yang disediakan pemerintah. Pertama adalah KURBE mikro dengan maksimal plafon hingga Rp5 miliar. Kedua, KURBE kecil dengan maksimal plafon Rp25 miliar. Ketiga, KURBE menengah dengan maksimal plafon Rp50 miliar.

Kebijakan KURBE ditujukan untuk memberikan stimulus kepada UKM untuk meningkatkan ekspor Nasional, meningkatkan daya saing produk ekspor UKM berbasis kerakyatan, serta meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk ekspor.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menambahkan bahwa Indonesia harus jadi pemain utama di kancah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) karena 40% pasar Asean berada di Indonesia. Belum lagi, Indonesia memiliki segalanya sumber daya alam dan manusianya maka pantas saja jika kita yang menjadi pemain utama pada pasar Asean. Hanya saja, ada pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi. Diantaranya, regulasi yang menghambat ekspor harus disempurnakan