Mengenal Kemasan Bioplastik, Kemasan Ramah Lingkungan

kemasan bioplastik

Sekarang ini masyarakat banyak yang beralih ke produk yang instan dan praktis. Sehingga semakin banyak produk yang disajikan di dalam kemasan, misalnya roti, kopi mie instan, air minum dan sebagainya. Yang disayangkan adalah, penggunaan kemasan produknya, di mana mereka menggunakan kemasan plastik dengan bahan yang tidak mudah diurai. Memang kegunaannya lebih praktis dan mudah digunakan, namun sayangnya secara tidak sadar baik produsen dan pembeli mengambil peran terhadap pencemaran lingkungan. Karena kemasan plastik yang digunakan tidak bisa terdegradasi oleh bakteri pengurai dan akan mengendap di dalam tanah hingga ratusan tahun.

Baca juga : Mesin press plastik untuk kemasan makanan berbahan dasar plastikĀ 

Dengan begitu, banyak orang yang mencari alternatif kemasan lain agar dapat mengurai permasalahan tersebut, salah satunya dengan menghadirkan kemasan bioplastik. Apa itu bioplastic? Bioplastik atau plastik polimer adalah plastik yang secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi dengan serangan mikro organisme dan cuaca (kelembaban dan radiasi sinar matahari).

Kemasan ini terbuat dari sumber biomasa seperti minyak nabati, amilum jagung, klobot jagung, amilum ercis, atau microbiota. Bioplastik ini berbeda dengan plastik konvensional yang terbuat dari bahan petroleum atau minyak bumi. Jadi dapat disimpulkan tidak hanya ramah lingkungan, bioplastic juga kemungkinan dapat menggantikan minyak bumi sebagai bahan dasar pembuatan plastik.

bioplastik

Material Bioplastic yang Sudah Diterapkan

PET Bioplastik

Material plastik umum seperti PE, PP dan PVC juga sudah dibuat dari materi biologi dnegan menggunakan bioetanol. Penerapan plastik PET bioplastik sudah diproduksi oleh negara Brazil dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini karena didukung oleh banyaknya produsersn bioetanol di negara tersebut. Karakteristik Bio-PE identik dengan PE yang dibuat dari bahan baku minyak bumi (fossi).

Polimer Bioplastik

Kelompok material polimer ini bisanya dimanfaatkan unruk serat atau fiber tekstil (karpet, cover tempat duduk) dan berbagai macam aplikasi otomotif. Bahan-bahan ini dibuat kuat dan tidak cepat rapuh.

Biobased dan biodegradable

Kelompok ini meliputi campuran dari berbagai macam polimer biologi dengan polimer lain yang bisa terdegradasi misalnya pati yang termodifikasi dengan Polylactic (PLA), Polihidroksi Alkanoat (PHA) dan selulosa. bahan-bahan ini relatif rapuh jadi banyak digunakan untuk pemakaian sekali, misalnya saja pelatik kemasan. PLA adalah salah satu bioplastik yang sudah diproduksi saat ini. Bahkan sudah mulai dikembangkan untuk pengaplikasian jangka panjang.

Biodegradable, plastik berbahan baku dari bahan bakar fosil

Plastik yang terbuat dari minyak bumi sifatnya susah untuk dilebur. Untuk itu, berbagai peneliatan dan pengembangan dilakukan pada plastik tersebut, caranya bahan dibuat dengan memadukan bahan baku fossil dengan biomasa. Beberapa bahan diolah sehingga mendapatkan struktur kimia yang memungkinkan untuk teregradasi di alam.

Keuntungan Menggunakan Bioplastic untuk Kemasan Makanan

Kegunaan Bioplastik sering dimanfaatkan untuk barang-barang sekali pakai seperti kemasan, kantong belanja, alat catering sekali makan dan untuk keperluan pembukus bahan-bahan makanan lainnya. Untuk kemsan makanan, bioplastic aman untuk digunakan terbuat dari bahan-bahan yang tidak akan minimbulkan reaksi kima saat makanan dikemas. Bahakan tidak hanya itu, jenis bioplastic dengan sample setebal 2 mm bisa terurai 90% menjadi CO2 dalam 6 bulan, jadi dapat menguntungkan juga untuk lingkungan.

Baca juga : Jenis-jenis Kemasan plastik makanan untuk menjaga makananĀ 

Kelemahan bioplastic

Kalau kelebihannya seperti itu, kenapa sekarang masih banyak pelaku industri yang masih menggunakan kemasan plastik yang susah dilebur? Dikutip dari industribisnis.com, Kepala Pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono, mengatakan bahwa bioplastic masih sulit diaplikasiakan oleh industri karena bahan baku yang menurutnya bisa lebih mahal hingga dua kali lipat dibandingkan dengan plastik konvensional. Selain itu, daya tahan bioplastic juga masih dibawah ketahanan plastik biasa, dan masalahnya juga belum ada mesin pembuat otomatis yang bisa digunakan oleh para industri, sehingga nantinya ini akan menambah biaya oprasional mereka.

Cara membuat bioplastik

Ada dua cara yang dapat kita lakukan untuk menghasilkan plastik yang diinginkan, pertama dengan menggunakan teknik hidrolisis asam (acid hydrolysis) dengan menambahkan cuka ke dalam plastik sehingga kita bisa mematahkan cabang amilopektin yang dapat membuat plastik menjadi kaku dan rapuh.

Cara lainnya dengan menambahkan plasticyzer atau disebut juga dengan gliserin (bahan ini bisa Anda temukan di toko kimia). Bahan ini sebagai pelumas pada tingkat molekul sehingga dapat membuat plastik bersifat kuat dan lentur. Bila Anda ingin kemasan yang lentur bisa tambahkan gliserin lebih dari takaran, namun jika Anda menginginkan plastik yang kaku maka tambahkan sedikit saja. Bahan untuk membuat bioplastik antara lain adalah:

– 1 sdm tepung jagung atau maizena

– 4 sdm air

– 1 sdt gliserin

– 1 sdt cuka dapur

Cara pembuatannya:

Langkah pertama, masukan semua bahan dalam panci dan panaskan dengan api kecil. Saat panaskan aduk-aduk campuran hingga berbentuk seperti jel. Bila Anda gelembung udara yang muncul pecahkan gelembung udara agar hasil cetakannya sempurna. Selanjutnya, bila sudah berbentuk jel tuangkan adonan ke atas alas atau cetakan. jika Anda ingin membuat plastik dalam bentuk lembaran, tuang dan ratakan adonan di atas alas dengan luas yang cukup dan diamkan sekita 1 hari. Bila sudah kering, plastik sudah bisa dilepas dari cetakan dan siap untuk digunakan. Anda bisa memberikan lubang untuk pegangan kemasan atau menyegelnya dengan mesin kemasan. Namun bila Anda ingin menyegelnya perhatikan panas mesinnya. jangan sampai saat menyegel kemasan malah rusak.